berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri,
Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya. Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan
besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan
sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara
atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
2.5 Pengertian Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga adalah jumlah tertentu yang harus dibayarkan peminjam kepada pemberi pinjaman atas sejumlah uang tertentu untuk membiayai konsumsi
dan investasi. Tingkat bunga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran dana di pasar uang. Semakin murah biaya peminjaman uang, semakin banyak
uang yang akan diminta oleh rumah tangga dan dunia usaha. Semakin tinggi tingkat bunga semakin besar persedian dana yang dapat dipinjamkan. Tingkat
keseimbangan dari bunga ditentukan oleh perpotongan dari permintaan dan penawaran dana yang dapat dipinjamkan.
Tingkat bunga atau biaya modal adalah faktor yang penting dalam kaitannya dengan keputusan investasi perusahaan. Tingkat bunga yang dikenakan
untuk setiap transaksi tertentu akan tergantung atas beberapa pertimbangan, seperti tujuan dan jangka waktu dari pinjaman, jumlah uang yang dipinjam,
jaminan yang ditawarkan, faedah kredit bagi peminjam, semua faktor yang
mempengaruhi tingkat “resiko” yang dirasa berhubungan dengan pinjaman sebagaimana yang dilihat oleh pemberi pinjaman.
Para ekonom menyebutkan tingkat bunga yang dibayar bank sebagai tingkat bunga nominal dan kenaikan dalam daya beli masyarakat sebagai tingkat
bunga riil. Jika i menyatakan tingkat bunga nominal, r tingkat bunga riil, dan π
laju inflasi, maka hubungan di antara ketiga variabel ini dapat ditulis sebagai berikut Mankiw, 2003.
i = r+π 3
Pada persamaan di atas terlihat bahwa tingkat bunga nominal merupakan penjumlahan di antara tingkat bunga riil dan laju inflasi yang menunjukkan bahwa
tingkat bunga dapat berubah karena dua alasan, yaitu tingkat bunga riil yang berubah atau inflasi yang berubah. Sehingga terdapat hubungan yang positif
antara tingkat bunga nominal dengan inflasi dimana kenaikan satu persen dalam laju inflasi akan menyebabkan kenaikan satu persen dalam tingkat bunga nominal.
Persamaan tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara tingkat bunga riil dengan laju inflasi. Jika terjadi inflasi, maka akan
menurunkan tingkat bunga riil. Artinya ketika terjadi peningkatan inflasi, maka suku bunga deposito riil akan menurun dan sebaliknya terjadi ketika terjadi
penurunan inflasi maka tingkat bunga deposito riil akan meningkat.
2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu