20.61 Suku Bunga GAMBARAN UMUM

Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada periode Tahun 2000-2008 secara rata- rata jumlah kredit yang disalurkan oleh bank untuk usaha berskala kecil dan menengah lebih dominan disalurkan pada sektor jasa sebesar 42,10 persen dari jumlah total kredit yang disalurkan. Setelah itu, sektor perdagangan menjadi alternative kedua sebesar 37,18 persen dari total kredit yang dikucurkan untuk usaha kecil dan menengah. Walaupun Indonesia sebagai negara agraris, penyaluran kredit untuk sektor pertanian masih belum diperhatikan secara maksimal. Rata-rata jumlah kredit yang disalurkan oleh bank untuk sektor pertanian hanya sebesar 20,61 persen dari jumlah total kredit yang disalurkan. Sektor yang mendapat bagian kredit paling adalah usaha kecil dan menengah sektor pertambangan. Penyaluran kreditnya secara rata-rata hanya berkisar 0,10 persen dari jumlah total kredit yang disalurkan bank untuk UKM. Besarnya proporsi rata-rata dari penyaluran kredit UKM pada semua sektor ditampilkan pada Gambar 4.3. 42.1

37.18 20.61

1 Jasa - Jasa Perdagangan Pertanian Pertanian Pertambangan Sumber : Bank Indonesia, 2009 Gambar 4.3 Proporsi Rata-rata dari Penyaluran Kredit UKM pada Semua Sektor.

4.3 Suku Bunga

Suku bunga berkaitan sangat erat dengan aktivitas penyaluran kredit. Suku bunga adalah imbal jasa yang diberikan oleh penerima kredit kepada penyalur kredit sebagai biaya dari penggunaan dana yang dipinjamkan oleh pihak penyalur kredit kepada penerima kredit. Besarnya tingkat suku bunga yang terjadi adalah ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran dana di pasar uang. Semakin murah biaya peminjaman uang, semakin banyak uang yang akan diminta oleh rumah tangga dan dunia usaha dalam bentuk kredit. Sedangkan, semakin tinggi tingkat bunga semakin besar persedian dana yang dapat dipinjamkan. Tingkat keseimbangan dari bunga ditentukan oleh perpotongan dari permintaan dan penawaran dana yang dapat dipinjamkan. Selain berdasarkan oleh kekuatan permintaan dan penawaran dana di pasar uang, besar-kecilnya tingkat suku bunga juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian domestik dan global. Apabila suatu Negara memiliki kondisi perekonomian yang baik, maka besarnya tingkat suku bunga yang berlaku akan relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan Negara yang memiliki perekonomian yang buruk. Selain itu, pada Negara yang memiliki perekonomian yang baik, tingkat suku bunga yang berlaku juga relatif lebih stabil dibandingkan dengan Negara yang memiliki kondisi perekonomian yang buruk. Besarnya tingkat suku bunga berbanding terbalik dengan tingkat permintaan kredit. Semakin besar tingkat suku bunga, maka tingkat permintaan kredit akan semakin menurun, sedangkan semakin kecil tingkat suku bunga, tingkat permintaan untuk kredit justru akan semakin meningkat. Data mengenai perkembangan kondisi tingkat suku bunga untuk penyaluran kredit secara rata-rata yang berlaku di Indonesia ditampilkan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Tingkat Suku Bunga untuk Modal Kerja Secara Rata-Rata pada Tahun 2000-2008 Persen Tahun Suku bunga 2000 18,52 2001 18,55 2002 18,95 2003 16,82 2004 14,12 2005 14,05 2006 15,98 2007 13,86 2008 13,60 Sumber : Bank Indonesia, 2009. Berdasarkan Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa kondisi tingkat suku bunga untuk modal kerja di Indonesia memiliki pergerakan yang berfluktuatif. Pada Tahun 2000, tingkat suku bunga rata-rata yang berlaku untuk modal kerja relatif tinggi, sebesar 18,52 persen. Kondisi perekonomian Indonesia yang sedang melesu menyebabkan tingginya tingkat suku bunga, sehingga mempengaruhi tingkat permintaan kredit. Pada Tahun 2000 hingga Tahun 2002, tingkat suku bunga untuk modal kerja terus merangkak naik, mulai 18,52 persen pada Tahun 2000, 18,55 persen pada Tahun 2001, dan 18,95 persen di Tahun 2002. Peningkatan suku bunga yang terjadi dapat memperlambat pertumbuhan permintaan kredit yang digunakan sebagai modal untuk melakukan berbagai macam usaha. Namun seiring berjalannya waktu, kondisi perekonomian sudah mulai membaik dan relatif stabil, sehingga hal itu pun berimbas pada turunnya tingkat suku bunga rata-rata yang berlaku untuk modal kerja. Mulai Tahun 2003 hingga Tahun 2008, tingkat suku bunga untuk modal kerja yang berlaku di Indonesia mengalami penurunan secara bertahap. Walaupun pada Tahun 2006 tingkat suku bunga untuk modal kerja kembali meningkat, namun pada Tahun 2007 dan 2008 tingkat suku bunga untuk modal kerja di Indonesia mengalami penurunan kembali. Tentu saja hal ini sangat positif dalam peningkatan permintaan jumlah kredit, terutama kredit yang digunakan sebagai modal untuk melakukan usaha ataupun dalam hal pengembangan usaha. Peningkatan dan penurunan tingkat suku bunga rata-rata untuk modal kerja yang terjadi pada Tahun 2000 hingga Tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 4.4. Sumber : Bank Indonesia, 2009 Gambar 4.4 Perkembangan Suku Bunga untuk Modal Kerja secara Rata-rata pada Tahun 2000-2008

4.4 Gambaran Umum mengenai Pendapatan Domestik Bruto PDB di

Dokumen yang terkait

Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

19 171 94

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 62 130

Kendala-Kendala Dalam Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Pada Pusat Industri Kecil (PIK) Medan Tenggara

0 100 118

Pengaruh Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah Terhadap Pembangunan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Karo (Studi pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo)

39 304 119

Analisis Kontribusi Usaha Kecil Dan Menengah Dalam Perkembangan Sektor Riil Di Kota Tanjungbalai

8 52 98

Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tanjung Balai)

3 52 95

Evaluasi Program Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Medan(Studi Dekriptif tentang Pengembangan Jaringan Pemasaran UKM di Dinas Koperasi Kota Medan)

0 43 112

Peran Disperindag Dalam Memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Medan Denai

13 177 85

Upaya Pengembangan Usaha Kecil Bordir Dan Sulaman Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus : Kotamadya Bukittinggi )

0 28 93

Pengaruh PDB, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Periode 2000-2011

1 22 123