bunga dalam model tersebut setidaknya ada satu variabel yang berpengaruh nyata terhadap perkembangan jumlah UKM.
Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukan bahwa persamaan ini memiliki kecocokan model yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai
koefisien determinasi R
2
pada persamaan perkembangan jumlah unit usaha bernilai 0,97 97 persen. Artinya bahwa variabel total kredit, PDB, dan Suku
Bunga yang terdapat dalam model menjelaskan keragaman sebesar 97 persen, dan sisanya 3 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar persamaan. Namun,
walaupun nilai R
2
pada persamaan di atas tinggi, tetapi besarnya nilai P P-Value dari variabel total kredit dan suku bunga nilainya lebih besar dari taraf nyata 0,05
5 persen.
5.2 Uji Ekonometrika
Uji ekonometrika dilakukan untuk mengetahui pelanggaran asumsi yang terjadi pada model yang diteliti. Uji ekonometrika yang dilakukan adalah uji
normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.
5.2.1 Uji Normalitas
Data yang digunakan pada penelitian ini kurang dari 30 data. Oleh karena itu perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui
distribusi error term pada penelitian ini apakah sudah terdistribusi dengan normal. Hasil uji normalitas yang terdapat pada lampiran 3 menunjukan
bahwa nilai probabilitas pada model adalah sebesar 0,048. Hal ini berarti bahwa Error Term yang ada pada model telah terdistribusi dengan normal.
5.2.2 Uji Autokorelasi
Model persamaan yang digunakan dalam menganalis pengaruh total kredit, PDB, dan tingkat suku bunga terhadap perkembangan jumlah
unit usaha berskala kecil dan menengah UKM memiliki nilai Durbin- Watson Statistic sebesar 1,517 mendekati dua. Hal ini menyatakan
bahwa tidak ada pelanggaran terhadap autokorelasi.
5.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Hasil regresi pada uji heteroskedastisitas menunjukan bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai probabilitas lebih besar dari
taraf nyata 5 persen α = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi
pelanggaran asumsi heteroskedastisitas. Hasil regresi pada uji heteroskedastisitas ditunjukan pada Tabel 5.2 di bawah ini.
Tabel 5.2 Hasil Estimasi Uji Heteroskedastisitas
Peubah Nilai-p
Keterangan Total Kredit
0,931 Homoskedastisitas
Suku Bunga 0,743
Homoskedastisitas PDB
0,975 Homoskedastisitas
5.2.4 Uji Multikolinearitas
Untuk melihat apakah telah terjadi multikolinearitas atau tidak pada model, maka perlu dilakukan uji korelasi. Pada matriks hasil uji
korelasi menggambarkan korelasi variabel independen dengan variabel
dependen, dan korelasi antar variabel independen. Hasil uji korelasi pada model terdapat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Uji Korelasi Total kredit; PDB; dan Suku bunga terhadap Jumlah Usaha
Jumlah Usaha Total Kredit
PDB Suku Bunga
Total Kredit 0,917
1 0,917
− 0,793 PDB
0,981 0,917
1 − 0,826
Suku Bunga −0,858
−0,793 −0,826
1
Menurut teori metode staistik, korelasi antara variable dependen dengan variabel independen, dilihat dari nilai Pearson correlation atau r-
nya. Nilai korelasi suatu variabel dengan variabel lain mempunyai nilai sebagai berikut :
-1 r 1
Dimana, jika : r mendekati 1, hubungan variable tersebut sangat kuat dan searah
r mendekati -1, hubungan variable tersebut sangat kuat dan tidak searah r mendekati 0, tidak ada hubungan linier antar variable tersebut
Berdasarkan output korelasi di atas, dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel total kredit terhadap perkembangan jumlah unit usaha kecil
dan menengah memiliki r sebesar 0,917. Sehingga dapat diartikan bahwa hubungan antara total kredit dengan perkembangan jumlah unit usaha
sangat kuat dan searah karena r mendekati 1. Dengan kata lain, variabel total kredit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan
jumlah unit usaha, dan peningkatan pada jumlah total kredit juga dapat meningkatkan jumlah unit usaha.
Korelasi variabel Pendapatan Domestik Bruto PDB Indonesia dengan perkembangan jumlah unit usaha memiliki nilai Pearson
Correlation r sebesar 0,981. Korelasi variabel ini dengan perkembangan jumlah unit usaha, memiliki kesamaan dengan korelasi pada variabel total
kredit terhadap jumlah unit usaha. Sehingga hal ini dapat didefinisikan bahwa variable PDB mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan searah
terhadap perkembangan jumlah unit usaha, dengan kata lain, peningkatan Pendapatan Domestik Bruto Indonesia juga akan meningkatkan jumlah
unit usaha yang berskala kecil dan menengah. Berdasarkan output korelasi di atas pula, dapat kita amati bahwa
korelasi variabel suku bunga terhadap jumlah unit usaha memiliki nilai yang berbeda dengan variabel-variabel lain. Pada variabel total kredit dan
PDB, nilai Pearson Correlation r adalah sebesar 0,917 dan 0,981. Nilai Pearson Correlation untuk variabel total kredit dan PDB bernilai positif
mendekati satu yang berarti bahwa memiliki hubungan yang sangat kuat dan searah, sedangkan pada variabel tingkat suku bunga nilai Pearson
Correlation r adalah sebesar –0,858. Ini berarti bahwa variabel suku bunga memiliki korelasi yang kuat dan tidak searah. Hal ini dapat
didefinisikan bahwa jika terjadi peningkatan nilai suku bunga maka jumlah unit usaha mengalami penurunan.
Pada Tabel 5.3, dijelaskan bahwa korelasi antar variabel independen memiliki nilai yang lebih besar dari [0.8]. Hal ini mempunyai
arti bahwa antar variabel indepeden mempunyai korelasi yang tinggi. Ini mengindikasikan bahwa telah terjadi multikolinearitas pada model.
5.3 Penyelesaian Multikolinearitas