II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Organisasi
Organisasi Robbins, 2003 adalah kesatuan entity sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Pengertian organisasi menurut Koontz O’Donnel dalam Nasution 1972 adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk
mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertikal maupun secara horizontal di antara posisi-posisi yang telah diserahi tugas-tugas khusus
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi, organisasi adalah hubungan struktural yang mengikat atau menyatukan perusahaan dan
kerangka dasar tempat individu berusaha.
2.2. Perubahan Organisasi
Pada hakekatnya kehidupan manusia dan organisasi selalu bergerak dan diliputi oleh perubahan secara berkelanjutan. Perubahan organisasi
Nasution, 2006 merupakan pergeseran dari keadaan sekarang suatu organisasi menuju pada keadaan yang diinginkan di masa depan. Perubahan
tersebut dapat terjadi pada struktur organisasi, proses mekanisme kerja, sumber daya manusia dan budaya. Perubahan adalah membuat sesuatu
menjadi berbeda dan perubahan berarti bahwa kita harus merubah dalam cara mengerjakan atau berfikir tentang sesuatu.
Karakteristik perubahan menurut Kasali dalam Nasution 2006, yaitu: 1. Bersifat misterius karena tidak mudah dipegang.
2. Memerlukan tokoh terkenal dalam melakukan perubahan. 3. Tidak semua orang bisa diajak melihat perubahan.
4. Perubahan terjadi setiap saat secara kontinu. 5. Ada sisi lembut dan sisi keras dalam perubahan.
6. Membutuhkan waktu, biaya dan kekuatan. 7. Dibutuhkan upaya khusus untuk menyentuh nilai dasar atau budaya
korporat. 8. Banyak diwarnai mitos.
9. Perubahan menimbulkan ekspektasi yang dapat menimbulkan getaran emosi dan harapan.
10. Perubahan selalu menakutkan yang menimbulkan kepanikan.
2.2.1. Jenis Perubahan
Cara bagaimana perubahan terjadi sangat bervariasi, tergantung pada sifat dan besaran perubahan, serta kondisi lingkungan yang
dihadapi. Pada umumnya ada lima jenis perubahan, yaitu: 1. Perubahan Terencana dan Perubahan Tidak Terencana
Perubahan terencana adalah aktivitas perubahan yang disengaja atau direncanakan dan berorientasi pada tujuan.
Perubahan organisasional berasal dari keputusan stratejik untuk merubah cara organisasi mengerjakan usahanya. Perubahan
organisasional dapat diidentifikasi sebagai perubahan produk atau jasa, perubahan ukuran dan struktur organisasi, perubahan
sistem administrasi dan perkenalan produk baru. Perubahan tidak terencana merupakan pergeseran aktivitas
organisasional karena adanya kekuatan eksternal yang berada di luar kontrol organisasi. Determinan dari statu perubahan tidak
terencana dari statu organisasi antara lain karena adanya pergeseran dalam demografi angkatan kerja, respons terhadap
kecenderungan globalisasi, adanya peraturan pemerintah, persaingan dan perbedaan kinerja.
2. Perubahan Inkremental dan Fundamental Perubahan inkremental hampir terjadi dengan sendirinya
dan mencakup banyak situasi yang dihadapi manager, termasuk didalamnya perubahan metode dan proses kerja, tata letak,
produk baru dan situasi lain di mana orang melihat kelanjutan dari keadaan lama menuju pada keadaan yang baru. Sebaliknya,
perubahan fundamental merupakan perubahan stratejik, visioner
dan transformasional. Perubahan ini biasanya besar dan secara dramatis mempengaruhi operasi masa depan organisasi.
3. Tempered Radical Change Pada dasarnya, perubahan menurut sifatnya dapat dilakukan
melalui cara yang sangat drastis sampai dengan cara melalui adaptif revolusioner. Strategi perubahan ini merupakan suatu
kontinum dan sifatnya sangat pribadi sampai pada sangat umum. Bentuk perubahan yang terjadi dapat berupa: 1 Ekspresi diri
yang ditunjukkan
secara pelan-pelan,
namun dapat
mempengaruhi orang lain Discruptive Self-Expression, 2 Upaya pembelaan diri secara lisan untuk mengarahkan perubahan
situasi Verbal Jujitsu, 3 Upaya untuk merubah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan secara kreatif membuka
peluang baru Variable-Term Opportunism, 4 Perubahan yang dilakukan dengan membangun kerjasama dengan orang lain,
untuk mendapatkan legitimasi, akses sumber daya dan kontrak, bantuan teknis, serta dukungan emosional Strategic Alliance
Building .
4. Perubahan Struktural dan Perubahan Siklikal Perubahan struktural merupakan suatu perubahan yang
mengakibatkan kenaikan atau penurunan yang menghasilkan perubahan kualitas, sehingga diperlukan penyesuaian secara
kontinu. Sebagai contoh, teknologi komunikasi semakin canggih sehingga tidak mungkin mundur kembali.
Perubahan siklikal adalah perubahan yang mengikuti pola dalam fluktuasinya, kemudian kembali secara reguler pada tahap
sebelumnya. Sebagai contoh perubahan mode sifatnya sementara dan suatu saat akan kembali pada desain lama.
5. Perubahan Terencana dan Perubahan Darurat Pendekatan dalam melaksanakan perubahan tergantung
pada kondisi lingkungan yang dihadapi. Perubahan terencana merupakan perubahan rutin, berulang, dapat diprediksi dan
dikendalikan. Pendekatan darurat dilakukan melalui pemberian arah dengan melakukan lima gambaran organisasi yang dapat
mengembangkan keberhasilan perubahan, yaitu: struktur
organisasi, budaya organisasi, organisasi pembelajaran, perilaku manajerial, serta kekuatan dan politik.
2.2.2. Tipologi Perubahan
Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Nasution 2001 mengelompokkan perubahan ke dalam tiga kelompok tipologi, yaitu:
1. Adaptive Change Adaptive Change
merupakan perubahan yang paling rendah tingkat kompleksitasnya, dan ketidakpastiannya. Perubahan ini
menyangkut pelaksanaan perubahan yang sifatnya berulang atau meniru perubahan dari unit kerja yang berbeda, dan karyawan
tidak merasakan kekuatiran atas perubahan. 2. Innovative Change
Perubahan ini berada di tengah kontinum diukur dari kompleksitas, biaya dan ketidakpastiannya.
3. Radically Innovative Change Radically Innovative Change
merupakan jenis perubahan yang paling sulit dilaksanakan dan cenderung paling menakutkan bagi
manajer untuk melaksanakan dan memberikan dampak kuat pada keamanan kerja karyawan. Perubahan inovatif radikal merupakan
perubahan yang bersifat mendasar dan fundamental dengan dampak dan resiko yang luas.
Pendekatan sistem Kreitner dan Kinicki 2001 mengemukakan kerangka kerja perubahan organisasional yang terdiri dari tiga
komponen, yaitu: 1. Inputs, yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman. 2. Target Element of Change:
3. , yang terdiri atas tingkat organisasi, tingkat kelompok
dan tingkat individu
2.3. Produktivitas Kerja Karyawan
Pengertian produktivitas menurut Sinungan 2003 yaitu suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu hari ini lebih baik
daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Umar 2003 menjelaskan bahwa produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan
hasil yang dicapai output dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan input, dengan kata lain produktivitas memiliki dua dimensi,
yang pertama yaitu efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,
kuantitas dan waktu. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Dimensi kedua yaitu efisiensi
yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Efisiensi
ini merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila efisiensi dikaitkan dengan
efektivitas, walau terjadi peningkatan efektivitas, efisiensinya belum tentu meningkat. Berdasarkan penjelasan di atas produktivitas dapat dirumuskan
sebagai berikut :
INPUT PROSES PRODUKSI
HASIL
KUALITAS KUALITAS
KUALITAS EFISIENSI
EFEKTIVITAS
PRODUKTIVITAS Gambar 1. Keterkaitan antara efisiensi, efektivitas dan produktivitas Umar,
2003 Definisi produktivitas di atas menjelaskan bahwa diperlukan sumber
daya yang produktif untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Menurut Dale Timpe dalam Umar 2000 ciri pegawai yang produktif yaitu :
1. Cerdas dan dapat belajar dengan relatif cepat. 2. Kompeten secara profesional.
3. Kreatif dan inovatif. 4. Memahami pekerjaan.
5. Belajar dengan cerdik, menggunakan logika, efisien. 6. Selalu mencari perbaikan-perbaikan, tetapi tahu kapan harus berhenti.
7. Dianggap dinilai oleh atasan. 8. Prestasi kerja yang baik.
Menurut Sedarmayanti 2001, untuk mengetahui tingkat produktivitas kerja karyawan dapat dilakukan melalui pengukuran terhadap indikator-
indikator produktivitas yang meliputi perilaku kerja, minat, pengalaman, prestasi kerja, tanggung jawab dan motivasi.
Menurut Simanjuntak 1985 faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, yaitu:
1. Menyangkut kualitas dan kemampuan seorang karyawan yang dipengaruhi oleh pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental
dan kemampuan fisik. 2. Sarana pendukungnya diantaranya meliputi:
a. Lingkungan kerja: tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, sarana dan peralatan produksi, serta suasana dalam lingkungan kerja itu
sendiri. b. Kesejahteraan: sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan
kelangsungan kerja. 3. Supra sarana yang terdiri dari kebijakan pemerintah, hubungan antara
pengusaha dan pekerja serta kemampuan manajemen perusahaan. Cara meningkatkan produktivitas menurut Sinungan 2003 yaitu 1
Kesempatan utama dalam meningkatkan produktivitas manusia terletak pada kemampuan individu, sikap individu dalam bekerja, serta manajemen
maupun organisasi kerja. Syarat bagi produktivitas perorangan yang tinggi yaitu kelompok pertama meliputi: tingkat pendidikan dan keahlian, jenis
teknologi dan hasil produksi, kondisi kerja, kesehatan, kemampuan fisik dan mental dan kelompok kedua mencakup sikap terhadap tugas serta teman
dalam satu organisasi, 2 Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh jumlah produksi yang besar, 3 Penggunaan jumlah sumber
daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah produksi yang jauh lebih besar lagi.
Produktivitas kerja merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan
konsumen. Produktivitas dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini dapat diimplementasikan interaksi antara
karyawan pekerja dan pelanggan yang mencakup a ketepatan waktu, berkaitan dengan kecepatan memberikan tanggapan terhadap keperluan-
keperluan pelanggan, b penampilan karyawan, berkaitan dengan kebersihan dan kecocokan dalam berpakaian, c kesopanan dan tanggapan
terhadap keluhan, berkaitan dengan bantuan yang diberikan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan pelanggan Gaspersz, 2003.
Berarti produktivitas yang baik dilihat dari persepsi pelanggan bukan dari persepsi perusahaan. Persepsi pelanggan terhadap produktivitas jasa
merupakan penilaian total atas kebutuhan suatu produk yang dapat berupa barang ataupun jasa.
Pengukuran produktivitas tenaga kerja merupakan faktor dominan karena
segala upaya
untuk meningkatkan
produktivitas harus
memperhitungkan reaksi kemanusiaan tenaga kerja, yaitu kemampuan berpikir, perubahan emosi dan kemampuan inovatif dari waktu ke waktu,
serta bagaimana tenaga kerja berinteraksi dengan yang lainnya Ravianto, 1986.
2.4. Badan Layanan Umum BLU