Karakteristik dan Jenis BLU Lingkup Keuangan BLU

Pengukuran produktivitas tenaga kerja merupakan faktor dominan karena segala upaya untuk meningkatkan produktivitas harus memperhitungkan reaksi kemanusiaan tenaga kerja, yaitu kemampuan berpikir, perubahan emosi dan kemampuan inovatif dari waktu ke waktu, serta bagaimana tenaga kerja berinteraksi dengan yang lainnya Ravianto, 1986.

2.4. Badan Layanan Umum BLU

Sesuai dengan pasal 1 butir 23 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang danatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. BLU bukanlah merupakan suatu bentuk badan hukum baru dari suatu unit organisasi pemerintahan. BLU lebih merupakan suatu pola pengelolaan keuangan yang memberikan keleluasaan atau fleksibilitas dalam pelaksanaannya dengan meningkatkan pola korporasi pada instansi pemerintah yang didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas, sehingga BLU tidak diinterprestasikan sebagai badan-badan yang ada seperti Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN, Bappenas dan Badan-badan lain. Hal ini disampaikan pada acara Sosialisasi Badan Layanan Umum dan Peningkatan Mutu Layanan RSMM pada 1 November 2007.

2.4.1. Karakteristik dan Jenis BLU

Secara spesifik, melalui handouts dalam materi Sosialisasi BLU dan Peningkatan Mutu Layanan RSMM, karakteristik entitas Badan Layanan Umum, adalah sebagai berikut: 1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak dipisahkan dari kekayaan Negara. 2. Menghasilkan barang danatau jasa yang diperlukan masyarakat. 3. Tidak bertujuan untuk mencari laba. 4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi. 5. Rencana kerja, anggaran dan pertanggungjawabannya dikonsolidasikan kepada instansi induk. 6. Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan secara langsung. 7. Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil. 8. BLU bukan subjek pajak. Apabila dikelompokkan menurut jenisnya, Badan Layanan Umum terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. BLU yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa meliputi rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran dan lain-lain. 2. BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi otorita pengembangan wilayah dan kawasan ekonomi terpadu. 3. BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus meliputi pengelola dana bergulir, dana UKM, penerusan pinjaman dan tabungan pegawai.

2.4.2. Lingkup Keuangan BLU

BLU dihadapkan pada peraturan yang spesifik, berbeda dengan entitas yang merupakan Kekayaan Negara yang dipisahkan BUMNBUMD. Perbedaan tersebut terletak pada hal-hal sebagai berikut: 1. BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. Kekayaan BLU merupakan bagian dari kekayaan negaradaerah yang tidak dipisahkan, serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU yang bersangkutan. 3. Pembinaan BLU instansi pemerintah pusat dilakukan oleh Menteri Keuangan dan pembinaan teknis dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan. 4. Pembinaan keuangan BLU instansi pemerintah daerah dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan daerah dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan. 5. Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan. 6. Rencana Kerja dan Anggaran RKA serta laporan keuangan dan laporan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan dan laporan kinerja kementerian negaralembagapemerintah daerah. 7. Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan merupakan pendapatan negaradaerah. 8. Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja yang bersangkutan. 9. BLU dapat menerima hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain. 10. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU diatur dalam peratuan pemerintah. Rumah Sakit yang ingin menjadi Badan Layanan Umum, antara lain harus memiliki anggaran yang bisa diperoleh dari pelayanan sebesar 60 persen. Selain itu, Rumah Sakit harus mempunyai rencana bisnis dan neraca yang siap diaudit. Rumah Sakit tetap memperoleh subsidi dan menyetor sebagian pendapatannya ke pemerintah. Perbedaannya adalah Rumah Sakit menjadi lebih mandiri dan boleh menerima bantuan atau hibah dari pihak lain. Badan Layanan Umum diharapkan bukan hanya mampu melayani masyarakat tetapi pelayanan masyarakat dapat ditingkatkan dengan cara yang profesional, efektif dan efisien oleh pengelola unit tersebut dengan otonomi pengelolaan yang akan diberikan.

2.5. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Dan Karyawan Pada Bagian Pelayanan Dan Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pakpak Bharat

2 41 78

Komunikasi antarpribadi perawat terhadap pasien skizofrenia dalam proses peningkatan kesadaran di rumah sakit jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

0 10 0

Analisis diferensiasi kepuasan kerja melalui hierarki kebutuhan maslow studi kasus Pegawai Negeri Sipil dan non Pegawai Negeri Sipil Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

1 13 119

Penyelenggaraan Makanan, TIngkat Kecukupan dan Status Gizi Penderita Skizofrenia di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

0 15 88

Daya Terima Makanan dan Tingkat Konsumsi Energi-Protein Pasien Rawat Inap Penderita Penyakit Dalam di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

0 13 60

Analisis diferensiasi kepuasan kerja melalui hierarki kebutuhan Maslow (studi kasus pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil rumah sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor)

2 27 119

Konsumsi Energi Dan Zat Gizi Serta Status Gizi Pasien Lansia Di Ruang Gayatri Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

0 17 178

Perancangan Taman sebagai Penunjang Aktivitas Rumah Sakit di R.S. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

1 23 230

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 266/MENKES/SK/IV/2002 tentang tentang Pemberian nama rumah sakit jiwa pusat Bogor menjadi Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi - [ PERATURAN ]

0 3 2

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SURAKARTA.

0 0 5