Faktor Sosial Metode Analisis Korelasi

disimpulkan bahwa variabel pengaturan tujuan memiliki hubungan yang nyata dan positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Artinya semakin tepat pengaturan tujuan, maka akan semakin baik produktivitas kerja karyawan. Pengaturan tujuan adalah dasar dari setiap keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan dalam proses perubahan. Dasar-dasar pengaturan tujuan harus dilakukan dan dikelola dengan baik untuk memastikan kesuksesan dalam mencapai tujuan Rumah Sakit. Adanya hubungan nyata antara pengaturan tujuan dengan produktivitas kerja karyawan di RSMM ini disebabkan adanya perubahan penetapan tujuan Rumah Sakit yang mengacu pada Surat Keputusan Menkes No 756MenkesSKVI2007 yang kemudian dirasakan karyawan memberi pengaruh yang signifikan dalam rangka peningkatan produktivitas kerja karyawan.

4.5.3. Faktor Sosial

Berdasarkan hasil uji Rank Spearman pada Tabel 9 . diperoleh hasil bahwa nilai korelasi koefisien faktor sosial terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 0,495. Berdasarkan nilai korelasi Sugiyono 2004, karena nilai koefisien berada pada selang 0,40 – 0,599 maka kondisi ini termasuk sedang, yang menunjukkan adanya hubungan yang agak kuat. Faktor sosial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial memiliki hubungan yang nyata dan positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Artinya semakin baik faktor sosial, maka akan semakin baik produktivitas kerja karyawan. Hubungan yang harmonis antara sesama rekan kerja memiliki peranan yang cukup penting dalam dunia pekerjaan, hal ini pula yang dirasakan oleh karyawan yang bekerja di RSMM. Selain hubungan yang harmonis terjalin dengan sesama rekan kerja, hubungan secara vertikal dengan atasan dinilai cukup dekat. Hal ini menyebabkan faktor sosial dalam Rumah Sakit memberi pengaruh dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan.

4.5.4. Metode

Berdasarkan hasil uji Rank Spearman pada Tabel 9 . diperoleh hasil bahwa nilai korelasi koefisien faktorvariabel metode terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 0,270. Berdasarkan nilai korelasi Sugiyono 2004, karena nilai koefisien berada pada selang 0,20 – 0,399 maka kondisi ini termasuk rendah, yang menunjukkan adanya hubungan yang agak lemah. Namun, variabel metode ini memiliki nilai signifikansi sebesar 0,058 = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel metode memiliki hubungan yang tidak nyata terhadap produktivitas kerja karyawan. Sehingga pihak Rumah Sakit masih perlu melakukan perbaikan pada faktor metode dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Pendekatan teknologi untuk memperbaiki prestasi dapat dilakukan dengan menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi. Adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi. Hal ini dapat menciptakan ketidaksenangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibatnya terjadi penurunan produktivitas, lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.

4.5.5. Aspek Manusia

Dokumen yang terkait

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Dan Karyawan Pada Bagian Pelayanan Dan Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pakpak Bharat

2 41 78

Komunikasi antarpribadi perawat terhadap pasien skizofrenia dalam proses peningkatan kesadaran di rumah sakit jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

0 10 0

Analisis diferensiasi kepuasan kerja melalui hierarki kebutuhan maslow studi kasus Pegawai Negeri Sipil dan non Pegawai Negeri Sipil Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

1 13 119

Penyelenggaraan Makanan, TIngkat Kecukupan dan Status Gizi Penderita Skizofrenia di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

0 15 88

Daya Terima Makanan dan Tingkat Konsumsi Energi-Protein Pasien Rawat Inap Penderita Penyakit Dalam di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

0 13 60

Analisis diferensiasi kepuasan kerja melalui hierarki kebutuhan Maslow (studi kasus pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil rumah sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor)

2 27 119

Konsumsi Energi Dan Zat Gizi Serta Status Gizi Pasien Lansia Di Ruang Gayatri Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

0 17 178

Perancangan Taman sebagai Penunjang Aktivitas Rumah Sakit di R.S. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

1 23 230

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 266/MENKES/SK/IV/2002 tentang tentang Pemberian nama rumah sakit jiwa pusat Bogor menjadi Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi - [ PERATURAN ]

0 3 2

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SURAKARTA.

0 0 5