Aspek Manusia Analisis Korelasi

4.5.4. Metode

Berdasarkan hasil uji Rank Spearman pada Tabel 9 . diperoleh hasil bahwa nilai korelasi koefisien faktorvariabel metode terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 0,270. Berdasarkan nilai korelasi Sugiyono 2004, karena nilai koefisien berada pada selang 0,20 – 0,399 maka kondisi ini termasuk rendah, yang menunjukkan adanya hubungan yang agak lemah. Namun, variabel metode ini memiliki nilai signifikansi sebesar 0,058 = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel metode memiliki hubungan yang tidak nyata terhadap produktivitas kerja karyawan. Sehingga pihak Rumah Sakit masih perlu melakukan perbaikan pada faktor metode dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Pendekatan teknologi untuk memperbaiki prestasi dapat dilakukan dengan menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi. Adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi. Hal ini dapat menciptakan ketidaksenangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibatnya terjadi penurunan produktivitas, lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.

4.5.5. Aspek Manusia

Berdasarkan hasil uji Rank Spearman pada Tabel 9 . diperoleh hasil bahwa nilai korelasi koefisien faktorvariabel aspek manusia terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 0,501. Berdasarkan nilai korelasi Sugiyono 2004, karena nilai koefisien berada pada selang 0,40 – 0,599 maka kondisi ini termasuk sedang, yang menunjukkan adanya hubungan yang agak kuat. Variabel aspek manusia memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel aspek manusia memiliki hubungan yang nyata dan positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Artinya semakin baik aspek manusia, maka akan semakin baik produktivitas kerja karyawan. Aspek manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi, bahkan menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang atau jasa, dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan. Selain pelaku yang menunjang tujuan perusahaan, mereka juga mempunyai pikiran, perasaan dan kemampuan yang akan berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukannnya. Tujuan perusahaan akan sulit dicapai, bila para karyawan tidak mau menggali potensi yang ada dalam dirinya untuk bekerja samaksimal mungkin. Oleh sebab itu, tugas pimpinan yang tidak boleh tidak harus dilaksanakan adalah bagaimana para karyawan tersebut tetap bergairah dalam bekerja dan selalu mempunyai perilaku positif dalam melaksanakan tugasnya. Pihak Rumah Sakit perlu memberikan dukungan, pelatihan dan ketrampilan yang diperlukan yang memungkinkan karyawan untuk mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri atas perubahan organisasi. Pada organisasi atau perusahaan mana pun selalu dibutuhkan adanya karyawan yang terampil, mampu dan cakap sesuai dengan pekerjaannya sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan dan juga dapat meningkatkan prestasi kerja yang baik untuk perusahaan, masyarakat, maupun karyawan itu sendiri. Sejalan dengan tingginya tuntutan akan kompetensi Sumber Daya Manusia dan pentingnya kedudukan manusia dalam organisasi, maka peran atasan atau pimpinan sangat penting untuk melihat sejauh mana kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya

4.6. Perencanaan Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan

Dokumen yang terkait

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Dan Karyawan Pada Bagian Pelayanan Dan Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pakpak Bharat

2 41 78

Komunikasi antarpribadi perawat terhadap pasien skizofrenia dalam proses peningkatan kesadaran di rumah sakit jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

0 10 0

Analisis diferensiasi kepuasan kerja melalui hierarki kebutuhan maslow studi kasus Pegawai Negeri Sipil dan non Pegawai Negeri Sipil Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

1 13 119

Penyelenggaraan Makanan, TIngkat Kecukupan dan Status Gizi Penderita Skizofrenia di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

0 15 88

Daya Terima Makanan dan Tingkat Konsumsi Energi-Protein Pasien Rawat Inap Penderita Penyakit Dalam di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

0 13 60

Analisis diferensiasi kepuasan kerja melalui hierarki kebutuhan Maslow (studi kasus pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil rumah sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor)

2 27 119

Konsumsi Energi Dan Zat Gizi Serta Status Gizi Pasien Lansia Di Ruang Gayatri Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

0 17 178

Perancangan Taman sebagai Penunjang Aktivitas Rumah Sakit di R.S. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

1 23 230

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 266/MENKES/SK/IV/2002 tentang tentang Pemberian nama rumah sakit jiwa pusat Bogor menjadi Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi - [ PERATURAN ]

0 3 2

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SURAKARTA.

0 0 5