Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi adalah 5. Sedangkan yang menjadi dasar pengambilan keputusan
signifikan atau tidaknya hubungan kedua variabel adalah: Jika probabilitas 0,05 maka H
diterima Jika probabilitas 0,05 maka H
ditolak
3.4. Variabel Penelitian
Variabel dependen terikat dengan menggunakan notasi “Y” yaitu produktivitas kerja karyawan dan variabel independen bebas menggunakan
notasi “X” yaitu elemen-elemen yang mempengaruhi perubahan organisasi. Adapun variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
Variabel terikat Y : Produktivitas kerja karyawan
Variabel bebas X : Perubahan organisasi
X1 : Pengaturan organisasi
X2 : Pengaturan tujuan
X3 : Faktor sosial
X4 : Metode
X5 : Aspek Manusia
Hubungan yang terjadi antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat selengkapnya dalam penelitian ini.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit
4.1.1. Sejarah Rumah Sakit
Rumah Sakit Jiwa Bogor Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor adalah rumah sakit tipe A berdasarkan Kep.Men.Kes No. 1351978 yang
didirikan pada tahun 1882 oleh pemerintah Hindia Belanda yang dikhususkan untuk pegawai Hindia Belanda yang sakit jiwa dan rumah
kustodial tahanan. Sebelum ada RSJ, pasien yang mempunyai gangguan jiwa dirawat di Rumah Sakit Umum, juga di penjara dan
kantor polisi, mereka dikurung bahkan diasingkan. Fasilitas perawatannya dilengkapi jeruji besi di setiap bangsal dengan pintu besi
yang kuat. Penampungan seperti itu terdapat di Rumah Sakit Cina di Batavia, Semarang dan Surabaya.
RSJ pertama yang dibangun Pemerintah Belanda adalah RSJ Bogor. Dokter pribumi pertama yang menjadi direktur RS itu adalah
Dr. Marzoeki Mahdi 1946-1950. Pada masa penjajahan Jepang, sebagian bangunan RSJ dipakai untuk penampungan tentara Jepang
dan sebagian lain digunakan untuk karantina penyakit menular. Dari perkembangan ilmu Psikiatri kemudian diketahui bahwa sepertiga dari
pasien gangguan iwa bisa sembuh total, sepertiga lainnya harus bolak- balik ke Rumah Sakit dan sepertiga lainnya sulit disembuhkan karena
sudah sangat parah. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada awalnya hanya berfokus
pada pelayanan kesehatan jiwa. Pada bulan Januari 2002 Rumah Sakit tersebut menambah jenis pelayanan, yaitu NAPZA Narkotika,
Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Kemudian RSJP berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
RSMM Bogor dengan tujuan untuk mengurangi persepsi masyarakat tentang Rumah Sakit Jiwa. Pemberian pelayanan kesehatan masih pada
kesehatan jiwa dan NAPZA. Pada tahun yang sama RSMM Bogor