secara inkremental yang didasarkan atas keputusan-keputusan fundamental yang telah dibuat
27
Dalam perumusan kebijakan publik paling tidak terdapat sebanyak enam faktor strategis yang biasanya mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut meliputi
. Dari model-model yang telah dikemukakan diatas, kesemuanya
mengandung kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan. Akan tetapi yang jelas keputusan pembuatan kebijaksanaan adalah dari pembuat kebijaksanaan
untuk mengambil keputusan guna memilih salah satu model harus didasarkan dari kriteria-kriteria tertentu yang dianggapnya paling baik. Di antara kriteria tertentu
tersebut yang paling dominan adalah pengaruh decisions makker`s values nilai- nilaistandar pembuat keputusan itu sendiri dan enviromental ifnluence
pengaruh lingkungan sistem politik baik berupa politik, ekonomi, sosial, keamanan, geografis, dan sebagainya. Kedua hal tersebut banyak mempengaruhi
pembuatan keputusan dalam menentukan model-model pembuatan keputusan.
I.5.6 Faktor Strategis yang Berpengaruh dalam Perumusan Kebijakan
28
1. Faktor politik. Faktor ini perlu dipertimbangkan dalam perumusan suatu
kebijakan publik, karena dalam perumusan suatu kebijakan diperlukan dukungan dari berbagai aktor kebijakan policy actors, baik aktor-aktor
dari pemerintah maupun dari kalangan bukan pemerintah pengusaha, LSM, asosiasi profesi, media massa, dan lain-lain.
:
27
Emital Etzioni, Mixed Scanning; A “third” Approach to Decision making, dalam public Administration Review XXVII, dalam Irfan Islamy, ibid., h. 70-71.
28
http:stialan.ac.idartikel20hamka.pdf . h. 5.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor ekonomifinansial. Faktor ini pun perlu dipertimbangkan terutama
apabila kebijakan tersebut akan menggunakan atau menyerap dana yang cukup besar atau akan berpengaruh pada situasi ekonomi dalam suatu
daerah. 3.
Faktor administratiforganisatoris. Dalam perumusan kebijakan perlu pula dipertimbangkan faktor administratif atau organisatoris yaitu apakah
dalam pelaksanaan kebijakan itu benar-benar akan didukung oleh kemampuan administratif yang memadai, atau apakah sudah ada
organisasi yang akan melaksanakan kebijakan itu. 4.
Faktor teknologi. Dalam perumusan kebijakan publik perlu mempertimbangkan teknologi yaitu apakah teknologi yang ada dapat
mendukung apabila kebijakan tersebut diimplementasikan. 5.
Faktor sosial, budaya, dan agama. Faktor ini pun perlu dipertimbangkan, misalnya apakah kebijakan tersebut tidak menimbulkan benturan sosial,
budaya, dan agama atau yang sering disebut masalah Sara. 6.
Faktor pertahanan dan keamanan. Faktor pertahanan dan keamanan ini pun akan berpengaruh dalam perumusan kebijakan, misalnya apakah
kebijakan yang akan dikeluarkan tidak mengganggu stabilitas keamanan suatu daerah.
Universitas Sumatera Utara
I.5.7 Tahap-tahap Perumusan Kebijakan
Winarno mengemukakan suatu keputusan kebijakan mencakup tindakan- tindakan oleh seorang pejabat atau lembaga resmi untuk menyetujui, mengubah,
atau menolak suatu alternatif kebijakan yang dipilih
29
a. Perumusan Masalah
. Tahap-tahap perumusan kebijakan itu terlahir dari beberapa tahapan atau langkah-langkah mekanisme
pembuatan sebuah kebijakan yaitu :
Mengenali dan merumuskan masalah merupakan langkah yang paling fundamental dalam perumusan kebijakan. Untuk dapat merumuskan
kebijakan dengan baik, maka masalah-masalah publik harus dikenali dan didefinisikan dengan baik pula. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat
untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat. b.
Agenda Kebijakan Tidak semua masalah publik akan masuk ke dalam agenda kebijakan.
Masalah-masalah tersebut saling berkompetisi antara satu dengan yang lain. Hanya masalah-masalah tertentu yang pada akhirnya masuk ke dalam
agenda kebijakan. Suatu masalah untuk masuk ke dalam agenda kebijakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti masalah tersebut
mempunyai dampak yang besar bagi masyarakat dan membutuhkan penanganan yang harus segera dilakukan.
29
Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Jakarta: PT Buku Kita. h. 119- 123.
Universitas Sumatera Utara
c. Pemilihan Alternatif Kebijakan untuk Memecahkan Masalah
Setelah masalah-masalah publik didefinisikan dengan baik dan para perumus kebijakan sepakat untuk memasukkan masalah tersebut ke dalam
agenda kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah membuat pemecahan masalah. Para perumus kebijakan akan berhadapan dengan alternatif-
alternatif pilihan kebijakan yang dapat diambil untuk memecahkan masalah tersebut.
d. Tahap Penetapan Kebijakan
Setelah satu dari sekian alternatif kebijakan diputuskan diambil sebagai cara untuk memecahkan masalah kebijakan, maka tahap paling akhir
dalam pembentukan kebijakan adalah menetapkan kebijakan yang dipilh tersebut sehingga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.
I.5.8 Aktor-aktor Dalam Perumusan Kebijakan