Tehnik Pengumpulan Data Analisis Data

24

3. Tehnik Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan Dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran atau informasi tentang penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. 28 b. Studi Lapangan 1 Wawancara Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada responden atau nara sumber yaitu petugas kredit di PT. Bank XYZ. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan- keterangan dari individu-individu guna mendapatkan informasi dari pihak-pihak yang berkompeten dibidangnya. 2 Observasi Adalah melakukan pengamatan, pencatatan secara sistematik kejadian- kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. 29 3 Responden Dalam hal ini pihak-pihak yang diharapkan untuk membantu dan memberikan data, sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan hukum ini. Pihak yang dimaksud disini adalah pihak yang berwenang dan staf kredit di PT. Bank XYZ. 28 Bambang Sunggono,Metodologi Penelitian Hukum,PT.Raja Grafindo,Jakarta,2009,hal.114 29 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Gaung Persada, Jakarta, 2009, hal. 121. Universitas Sumatera Utara 25 4 Penentuan Responden Dalam penelitian ini pemilihan dan penentuan responden dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa responden mempunyai pengetahuan karena disiplin ilmunya, pengalaman maupun jabatannya sehingga dianggap tahu akan permasalahan yang akan diteliti.

4. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian baik berdasarkan studi pustaka maupun lapangan kemudian disusun secara berurutan dan sistematis dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif yaitu untuk memperoleh gambaran tentang pokok permasalahan dengan menggunakan metode berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang dimulai dari yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan pada hal-hal yang umum. 30 30 Mardalis, Metode Penelitian Suatau Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hal. 21. Universitas Sumatera Utara 26

BAB II PENGATURAN TENTANG PENGAJUAN PERMOHONAN KREDIT

PEMILIKAN RUMAH KPR

A. Pengertian Tentang Bank dan Kredit 1.

Pengertian Bank Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Dari segi fungsinya, bank merupakan perantara dari kepentingan masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Dengan cara menghimpun dana dari masyarakat luas dan kemudian menyalurkan Kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit yang merupakan dua fungsi utama bank, dan hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemudian menurut Undang-undang No 10 tahun 1998 tentang Perbankan dalam Pasal 1 angka 2 memberikan pengertian tentang bank yaitu: “ bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dari kedua defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah : 31 31 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Op. Cit., hal. 3. 26 Universitas Sumatera Utara 27 1. Menghimpun dana uang dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat penyimpanan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan masyarakat menyimpan uang biasanya adalah untuk keamanan uangnya. Simpanan tersebut biasanya berupa tabungan, giro maupun deposito. 2. Menyalurkan dana ke masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat yang mengajukan permohonan. Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang, transfer, penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota clearing, penagihan surat-surat berharga dari luar kota inkaso, safe deposit box SDB bank garansi dan jasa lainnya, yang merupakan jasa pendukung dari kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana. Dalam rangka penyempurnaan tata perbankan di Indonesia, dan setelah keluar Undang-undang perbankan Nomor 7 tahun 1992 dan ditegasakan dengan keluarnya Undang-undang RI No.10 tahun 1998 tentang perbankan , menurut Pasal 5 ayat 1 UU Perbankan disebutkan bahwa bank menurut jenisnya dibagi 2 yakni : a. Bank Umum : Hal ini dijabarkan dalam Pasal 1 angka 3 UU Perbankan yang mengemukakan bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 32 Sifat dan jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu juga dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah Indonesia bahkan keluar negeri cabang. Bank umum sering disebut bank komersil. 32 Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan, Mandar Maju, Bandung, 2008, hal. 3. Universitas Sumatera Utara 28 b. Bank Perkreditan Rakyat BPR. Hal ini dijabarkan dalam Pasal 1 angka 4 UU Perbankan yang mengemukakan Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prisip syariah. Dalam kegiatan BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jadi disini, terlihat bahwa perbedaan antara bank umum dengan bank perkreditan rakyat, bahwa bank perkreditan rakyat tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 33 Kegiatan bank umum lebih luas dari bank perkreditan artinya produk yang ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Sedangkan bank perkreditan rakyat mempunyai keterbatasan tertentu, sehingga kegiatannya lebih sempit. Dengan adanya pembagian tersebut diharapkan perbankan dan bank perkreditan memiliki sikap tanggap terhadap peningkatan pertumbuhan perekonomian dan Pembangunan Nasional, sehingga perannya dalam peningkatan taraf hidup rakyat banyak, pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dapat terwujud secara lebih nyata. Dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Disamping itu peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara. 33 Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan,Ibid., hal.5 Universitas Sumatera Utara 29 Oleh karena itu kemajuan suatu bank disuatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya.

2. Pengertian Kredit.