98
3. Sifat Perjanjian Pengikatan Jaminan
Dalam praketeknya adanya jaminan kredit adalah karena bank ingin
mendapatkan kepastian bahwa kredit yang diberikan kepada nasabah dapat diterima kembali sesuai degan syarat-syarat yang telah disetujui bersama. Dengan adanya
jaminan bank merasa aman, sebab bila nasabah wanprestasicidra janjitidak menepati janjinya untuk membayar hutang mengembalikan kredit tepat pada waktuya, bank
masih dapat menutup piutangnya atau sisa tagihan dengan mencairkan atau menjual barang jaminan yang telah diikatnya.
Mengenai sifat dari pada perjanjian jaminan lazim dikostruksikan sebagai perjanjian yang bersifat accessoir. Dikatakan mempunyai sifat accesssoir, karena
timbulnya perjanjian jaminan disebabkan oleh adanya perjanjian pokok. Sehingga perjanjian jaminan tidak akan ada bila tidak ada perjanjian pokok atau dengan kata
lain perjanjian jaminan selalu menyertai perjanjian pokok. Tetapi sebaliknya perjanjian pokok tidak selalu menimbulkan adanya perjanjian jaminan. Dalam
praktek perbankan, perjanjian pokoknya tersebut adalah perjanjian pemberian kreditperjanjian
membuka kredit,
sedangkan perjanjian
jaminannya sebagai
perjanjian yang bersifat accessoir atau tambahan dapat berupa Hipotikhak tanggungan, gadai, borgtocht,dan lain-lain.
Kedudukan perjanjian jaminan sebagai perjanjian yang bersifat accessoir tambahan itu mempunyai ciri-ciri :
95
95
Edy Putra Tje Aman, Op. Cit., hal. 41.
Universitas Sumatera Utara
99
a. Lahir dan hapusnya tergantung pada perjanjian pokok. b. Ikut batal dengan batalnya perjanjian pokok.
c. Ikut beralih dengan beralihnya perjanjian pokok. Dalam praktek perbankan, lembaga jaminan yang umum dipakai adalah :
HipotikHak Tanggungan, Gadai, Fiducia, Borgtocht. Lembaga tersebut sering dipakai dalam pemberian kredit.
Jaminan yang bersifat kebendaan adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda tertentu dari debitur, yang dapat dipertahankan pada setiap orang.
Jaminan yang demikian mempunyai ciri-cirisifat : 1 Dapat dipertahankan terhadap siapapun juga.
2 Selalu mengikuti bendanya kemanapun juga benda itu berada. 3 Mengenal asas prioriteit
4 Mempunyai droit de preference 5 Dapat diperalihkan.
96
Jaminan yang bersifat perorangan ialah jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, yang hanya dapat dipertahankan terhadap debitur
tertentu atas harta kekayaan debitur umumnya. Pada jaminan kebendaan, kreditur mempunyai hak untuk didahulukan
pemenuhan piutangnya terhadap pembagian hasil eksekusi dari benda-benda tertentu debitur. Kreditur pemegang hak kebendaan tersebut juga mempunyai hak pemenuhan
terhadap benda-benda lainnya dari debitur bersama-sama dengan kreditur lainnya sebagai kreditur konkuren. Kemungkinan yang demikian ini, hanya terjadi jika
96
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
100
pemenuhan pitang kreditur tersebut dari hasil eksekusi terhadap benda-benda tertentu debitur belum juga mencukupi.
Pada jaminan perorangan dimana kreditur tidak mempunyai hak untuk didahulukandiutamakan dalam penuhan piutangnya. Namun demikian kreditur
pemegang hal perorangan ini mempunyai hak menuntut pemenuhan piutangnya selain kepada debitur utama juga kepada debitur lainnya atau penanggung. Jaminan
perorangan yang demikian ini dapat terjadi, jika debitur mempunyai seorang penjamin borg atau jika ada pihak ketiga yang mengikatkan diri secara tanggung
menanggung bersama debitur. Menurut Sutarno semua perjanjian pengikatan jaminan bersifat accessoir
artinya perjanjian pengikatan jaminan eksistensinya atau keberadaannya tergantung perjanjian pokoknya yaitu perjanjian kredit atau perjanjian utang. Perjanjian
pengikatan jaminan bukan merupakan perjanjian yang berdiri sendiri tetapi tergantung pada perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok sehingga perjanjian kredit
harus dibuat lebih dahulu baru kemudian perjanjian pengikatan jaminan. Dengan demikian kedudukan perjanjian jaminan yang dikonstruksikan sebagai perjanjian
accessoir mempunyai akibat hukum yaitu : a Eksistensinya tergantung perjanjian pokok perjanjian kredit.
b Hapusnya tergantung perjanjian pokok perjanjian kredit c Jika perjanjian pokok batal, perjnjian jaminan ikut batal.
d Jika perjanjian pokok beralih maka ikut beralih juga perjanjian jaminan e Jika perjanjian pokok beralih karena cessi, subrogasi maka ikut beralih juga
perjanjian jaminan tanpa adanya penyerahan khusus.
97
97
Sutarno, Op. Cit., hal. 143.
Universitas Sumatera Utara
101
JIka perjanjian kredit berakhir Karena kreditnya telah dilunasi atau berakhir karena sebab lain maka berakhir pula perjanjian pengikatan jaminan. Jika perjanjian
kredit cacat yuridis dan batal maka perjanjian pengikatan jaminan ikut batal juga. Sebaliknya jika perjanjian pengikatan jaminan cacat dan batal karena suatu sebab
hukum, misalnya barang jaminan musnah atau dibatalkan karena pemberi jaminan tidak berhak menjaminkan maka perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok tidak
batal. Debitur tetap harus melunasi hutangnya sesuai perjanjian kredit. Sedangkan yang menjadi subyek hukum dalam perjanjian pengikatan jaminan
ialah pihak-pihak yang tersangkut dalam perjanjian pengikatan jaminan yang mencakup dua pihak yaitu pihak kreditur sebagai penerima jaminan dan pemberi
jaminan. Pemberi jaminan biasanya debitur sendiri bisa pihak ketiga bukan debitur sebagai pemilik benda jaminan. Pada dasarnya pihak yang memberi jaminan adalah
pihak yang berwenang menjaminkan barang itu yaitu pemilik barang. Orang atau badan hukum yang tidak memiliki barang atau benda secara sah menurut hukum tidak
berwenang untuk menjaminkan barang atau benda tersebut. Dengan kata lain yang berhak menjaminkan atas barang atau benda adalah pemilik barang atau pemilik
benda tersebut. Singkatnya subyek dalam perjanjian pengikatan jaminan yaitu kreditur sebagai penerimapemegang jaminan dan debitur atau pihak lain pemilik
jaminan sebagai pemberi jaminan. Merekalah yang menandatangani akta pengikatan jaminan.
Di Indonesia, terdapat bermacam-macam benda yang dapat dijadikan sebagai jaminan kredit. Salah satu penggolongan benda adalah benda bergerak dan benda
Universitas Sumatera Utara
102
tidak bergerak. Seperti dijelaskan di atas pembedaan benda-benda tersebut sesuai ketentuan undang-undang mempunyai bentuk pengikatan jaminan yang berbeda-beda
sehingga seorang analis kredit harus mengetahui macam-macam atau jenis benda dan bentuk pengikatan atas benda itu. Adapun bentuk-bentuk pengikatan jaminan dapat
dibedakan menjadi : 1. Hak Tanggungan dahulu disebut hipotik.
2. Fiducia. 3. Gadai.
4. Borgtocht. 5. Cessie.
B. Hak Tanggungan Sebagai Bentuk Pengikatan Jaminan Kredit Pemilikan Rumah
1. Pengertian Hak Tanggungan