Prosedur Pengajuan Permohonan Kredit KPR di PT. Bank XYZ

53 layak menurut petugas kredit maka kredit diproses lebih lanjut.

4. Prosedur Pengajuan Permohonan Kredit KPR di PT. Bank XYZ

Pengertian Kredit Pemilikan Rumah di PT. Bank XYZ. KPR adalah fasilitas kredit konsumen yang diberikan kepada masyarakat perorangan untuk pembelianpembangunanrenovasi properti, tanah kavling, refinancing aset properti dan take over fasilitas KPR. Fitur fasilitas Kredit Pemilikan Rumah KPR di PT. Bank XYZ ada 5 macam sesuai dengan tujuan penggunaannya, antara lain untuk : 64 a. Pembelianpembangunan : a Rumah, Rumah Rusun, Rumah toko Ruko b Rumah Kantor Rukan, Kios c Apartemen, Kondominium d Rumah Peristirahatan Villa Fasilitas KPR untuk tujuan pembiayaan Kios, RukoRukan hanya diperkenankan untuk membiayai pembelian KiosRukanRuko. 1 Fasilitas Kredit : minimum Rp. 15.000.000,- limabelas juta rupiah dan maksimum Rp. 5.000.000.000,- lima milyar rupiah; 2 Jangka waktu kredit : Maksimal 20 tahun khusus pembelian rukorukankios maksimum 10 tahun; 3 Maksimum angsuran perbulan : a. Untuk total penghasilan bersih sd Rp.15.000.000,- limabelas juta rupiah per bulan, maksimal angsuran 40 dari total penghasilan bersih. b.Untuk total penghasilan bersih Rp.15.000.000,- limabelas juta rupiah per bulan, maksimal angsuran sebesar 50 dari total penghasilan bersih. 4 Provisi sebesar 1 dari maksimum kredit, eenmalig. 5 Biaya administrasi : Rp.500.000,- lima ratus ribu rupiah, eenmalig. 6 Jaminan : a. Tanah berikut bangunan diatasnya yang dibiayai dengan KPR sehingga asli surat bukti kepemilikan SHMSHGB IMB nya. b.Khusus kios : berstatus strata title, agunan adalah obyek yang dibiayai, berstatus SHPTU, agunan berupa tanah berikut bangunan atas nama pemohon atau suamiistri pemohon SHMSHGB dan IMB. 64 Sumber Sales Kit KPR PT. Bank XYZ Universitas Sumatera Utara 54 b. Renovasi : a Rumah, Rumah Susun b Apartemen, Kondominium c Rumah PeristirahatanVilla 1 Fasilitas Kredit : minimum Rp. 15.000.000,- limabelas juta rupiah dan maksimum Rp. 2.500.000.000,- dua milyar lima ratus juta rupiah, sedang kan khusus untuk pembelian kios maksimum Rp.1.000.000.000,- satu milyar rupiah. 2 Jangka waktu kredit : Maksimal 20 tahun . 3 Maksimum angsuran perbulan : a. Untuk total penghasilan bersih sd Rp.15.000.000,- lima belas juta rupiah per bulan, maksimal angsuran 40 dari total penghasilan bersih. b.Untuk total penghasilan bersih Rp.15.000.000,- lima belas juta rupiah per bulan, maksimal angsuran sebesar 50 dari total penghasilan bersih. 4 Provisi : 1 dari maksimum kredit, eenmalig. 5 Biaya administrasi : Rp.500.000,- lima ratus ribu rupiah, eenmalig. 6 Jaminan berupa tanah berikut bangunan diatasnya yang dibiayai dengan KPR sehingga asli surat bukti kepemilikan SHMSHGB dan IMB nya dikuasai oleh bank. c. Kavling Tanah Matang : Pembelian tanah matangkavling siap bangun yang peruntukannya jelas untuk perumahanpemukiman sesuai RUTR PEMDA setempat dengan luas maksimal 1000 m2. a Fasilitas Kredit : Minimum Rp.15.000.000,- lima belas juta rupiah, Maksimum Rp.500.000.000,- lima ratus juta rupiah. b Jangka waktu kredit : Maksimal 10 tahun. c Maksimum angsuran perbulan : 1 Untuk total penghasilan bersih sd 15.000.000,- lima belas juta rupiah per bulan, maksimal angsuran 40 dari total penghasilan bersih. 2 Untuk total penghasilan bersih Rp. 15.000.000,- lima belas juta rupiah per bulan maksimal angsuran sebesar 50 dari total penghasilan bersih. d Provisi : 1 dari maksimum kredit, eenmalig. e Biaya administrasi : Rp.500.000,- lima ratus ribu rupiah, eenmalig. f Jaminan berupa tanah yang dibeli dengan pembiayaan KPR. Berarti asli surat bukti kepemilikan SHMSHGB tersebut dikuasai oleh Bank. d. Refinancing : a Refinancing untuk pembelian asset properti, maksimal berusia 2 tahun dari pembelian dibuktikan dengan AJB . b Refinancing pembangunan atau renovasi dengan usia bangunan yang sedangtelah selesai dibangun maksimal 3 bulan sejak pemohon mengajukan kredit yang dibuktikan dengan RAB dan notabon-bon pembayaran serta taksasi fisik bangunan 1 Fasilitas Kredit : Maksimum Rp.5.000.000.000,- lima milyar rupiah, apabila yang direfinancing adalah kavling, maka maksimal pembiayaan tetap Universitas Sumatera Utara 55 Rp.500.000.000,- lima ratus juta rupiah. 2 Jangka waktu kredit : Maksimal 20 tahun apabila yang drefinancing adalah kavling, maka maksimal 10 tahun. 3 Maksimum angsuran perbulan : a. Untuk total penghasilan bersih sd Rp. 15.000.000,- lima belas juta rupiah per bulan, maksimal angsuran 40 dari total penghasilan bersih. b.Untuk total penghasilan bersih Rp. 15.000.000,- lima belas juta rupiah per bulan maksimal angsuran sebesar 50 dari total penghasilan bersih. 4 Provisi : 1 dari maksimum kredit, eenmalig. 5 Biaya administrasi : Rp.500.000,- lima ratus ribu rupiah, eenmalig. 6 Jaminan : a. Tanah berikut bangunan diatasnya yang dibiayai dengan KPR sehingga asli surat bukti kepemilikan SHMSHGB dan IMB-nya dikuasai oleh bank. b.Asset yang direfinancing harus memiliki sertifikat atas nama pemohon atau suamisitri pemoon dan bangunan telah ber IMB. e. Take Over Yaitu melakukan take over fasilitas KPR pemohon kreditur sebelumnya. a Fasilitas Kredit : Minimal sebesar nilai outstanding pada kreditur sebelumnya dan maksimal 80 dari nilai taksasi agunan Rp.5 Milyar apabila yang ditake over adalah kavling maka maksimal pembiayaan tetap Rp.500.000.000,- lima ratus juta rupiah. b Jangka waktu kredit : Maksimal 20 tahun apabila yang drefinancing adalah kavling, maksimal 10 tahun. c Maksimum angsuran perbulan : 1 Untuk total penghasilan bersih sd Rp.15 jutabulan maksimal angsuran 40 dari total penghasilan bersih. 2 Untuk total penghasilan bersih Rp.15 jutabulan maksimal angsuran sebesar 50 dari total penghasilan bersih. d Provisi : 1 dari maksimum kredit, eenmalig. e Biaya administrasi : Rp.500.000,- lima ratus ribu rupiah, eenmalig. f Jaminan : 1 Tanah berikut bangunan diatasnya yang dibiayai dengan KPR sehingga asli surat bukti kepemilikan SHMSHGB dan IMB-nya dikuasai oleh bank. 2 Kredit yang ditake over harus atas nama pemohon. Adapun persyaratan untuk memperoleh KPR di PT. Bank XYZ dari objek yang dibiayai antara lain : Persyaratan Umum : a. Lokasi berada di : 1 Real estate Universitas Sumatera Utara 56 2 Kavling milik instansi pemerintah atau swasta 3 Pemukiman perumahan lainnya yang dibatasi pada daerah yang telah teratur dan sesuai peruntukkannya sesuai RUTR Pemda setempat. b. Tanah bersertifikat SHMSHGBSHP c. Bangunan memiliki IMB atau surat setara dengan IMB d. Obyek pembiayaan dapat diperuntukkan kepada pihak ketiga suamiistri, orang tua, mertuaanak. 1. Pembelian : a. Rumah yang akan dibeli siap huni tersedia listrik dan air b. Tidak diperkenankan untuk pembelian rumah dengan sistem inden kecuali pembiayaan KPR dengan pola kerjasama dan didudukkan dalam PKS. 2. Pembangunan : a. Tanah yang akan dibangun telah dimiliki oleh pemohon atau pihak ketiga suamiistri, orang tua, mertuaanak. b. Dibuatkan RAB Rencana Anggaran Biaya pembangunan c. Rumah yang akan dibangun bukan untuk diperjualbelikan. 3. Renovasi : Tanah berikut bangunan yang akan direnovasi harus atas nama yang bersangkutan atau pihak ketiga suamiistri, orang tua, mertuaanak. 4. Kavlingtanah matang : a. Pembelian kavling dapat dilakukan melalui badan hukum swasta dengan luas maksimal 1.000 m2. b. Paling lambat 2 tahun setelah tanah tersebut, tanah wajib dibangun rumah. c. Tanah yang dibeli melalui KPR tidak dapat diperjual belikan sd kredit lunas. d. Apabila pembelian tanah dilakukan untuk beberapa bidang tanah oleh satu orang pemohon, maka lokasiya dapat sama atau berbeda selama lokasinya memenuhi persyaratan sebagaimana butir pertama diatas dan kemampuan membayar pemohon memenuhi. f. Take over : a. Kredit telah berjalan minimal 12 bulan. b. Kolektibiliti golongan 1lancar foto ccopy RC selama 6 bulan c. Bersertifikat dan ber IMB nama pemohon harus sama dengan nama tercantum dalam sertifikat agunan. d. Kelebihan fasilitas kredit dibandingkan dengan outstanding ditempat sebelumnya dapat digunakan untuk segala keperluan pemohon. g. Kios a. Berada dilingkungan pusat bisnis tersebut b. Sentra bisnis ersebut dekat dengan lokasi perumahanpemukiman c. Kios yang dipilih berada pada posisi maksimal kios keempat dari kios utama d. Kios berada di lantai, satu atau dua dan atau satu lantai dengan anchor tenant e. Kios yang dipilih adalah merupakan lokasi peruntukan dan strategis Universitas Sumatera Utara 57 f. Lokasi sentra bisnis memiliki tempat parkir luas g. Tingkat hunian tinggi dan tingkat kepadatan sedang h. Daerah sentra bisnis bebas banjir i. Infrastruktur di lokasi sentra bisnis tertata dengan baik j. Prospek pengembangan bisnis di lokasi tersebut ke depan potensial k. Lokasi sentra bisis memiliki fasilitas umum l. Memiliki sarana tempat bermain anak bukan persyaratan mutlak m. Tingkat keamanan dalam lingkungan kios terjamin. h. Refinancing a. Usia pembelian obyek yang akan di refinancing maksimum 2 tahun sejak tanggal pembelian dibuktikan dengan AJB dan tanggal pengalihan hak balik nama pada sertifikat. b. Refinancing pembangunan dan renovasi dengan usia bangunan yang sedang atau teah selesai dibangun maksimum 3 tiga bulan sejak mengajukan kredit, yang dibuktikan dengan RAB dan notabon-bon pembayaran. Sedangkan syarat-syarat bagi pemohon KPR di PT. Bank XYZ antara lain : 1. Penghasilan bersih : a. Rp.2,5 juta. tinggal dijabodetabek dan individu b. Rp.2 juta. tinggal dijabodetabek dan kerjasma. c. Rp.2 juta. tinggal diluar dijabodetabek dan individu. d. Rp.1,75 juta. tinggal diluar dijabodetabek dan kerjasama. 2. Joint income : a. Penghasilan tetap pemoho 100 b. Penghasilan tetap pasangan suamiistri 100 . c. Penghasilan lain-lain 50 . 3. Status Pekerjaan : a. Pegawai Negeri Sipil PNS. b. BUMNBUMD c. Pegawai Perusahaan swasta nasional d. Pegawai Perusahaan Swasta asing e. Pegawai Multinasional Company f. Pengusaha wiraswasta g. Profesional Notaris, PPAT, dokter dsb. h. Anggota TNI, Polri. 4. Usia : a. Pegawai aktif : minimal 21 th usia pensiun harus lunas, maksimal 65 tahun. b. TNI – POLRI : minimal 21 th usia 55 tahun harus lunas. c. Profesional : minimal 21 th usia 65 tahun harus lunas. d. PengusahaWiraswasta : minimal 21 th usia 65 tahun harus lunas Universitas Sumatera Utara 58 5. Masa kerja : a. Pegawai aktif 1 PNSBUMNBUMD sebagai pegawai tetap tanpa batasan minimal masa kerja 2 Selain PNSBUMNBUMD sebagai pegawai tetap dengan masa kerja minimal 2 tahun ditempat kerja yang sama atau minimal 1 tahun dengan pengalaman bekerja sebagai pegawai tetap instansiperusahaan sebelumnya minimal 2 tahun. b. TNI –POLRI : sebagai anggota minimal 2 tahun. c. Profesional : pengalaman menjalankan praktekprofesi minimal 2 tahun. d. PengusahaWiraswasta : pengalaman menjalankan usaha minimal 2 tahun. 6. Lain-lain : a. Mempunyai NPWP : b. Untuk kredit kurang lebih Rp 50 juta tidak wajib menyerahkan NPWP c. Untuk status pemohon pengusaha wiraswasta, berapapun kreditnya wajib menyerahkan NPWP. Tabel 1. Prosedur Pemberian Kredit di PT. Bank XYZ Sales ▬ ► Mailing Room ▬ ► Credit Analis ▬ ► Apraisal ▬ ► Pemimpin ▬ ► Adm. Kredit Sumber : Bagian Kredit Bank XYZ Adapun penjelasan dari gambar tabel 1 diatas adalah sebagai berikut : Calon debitur melengkapi permohonan persyaratan kredit kepada Sales, kemudian sales memeriksa kelengkapan dokumen yang diterima dari calon debitur dan kemudian sales menyerahkan dokumen kelengkapan data kepada Mailing Room untuk diteliti kembali apakah telah memenuhi persyaratan secara administrasi, apabila telah lengkap kemudian berkas diserahkan ke Credit Analis dan Apraisal untuk dibuat analisa kredit penilaian jaminan melakukan verifikasisite visit Universitas Sumatera Utara 59 kelokasi usaha jaminan bersama Pemimpin dan kemudian apabila menurut team kredit belum layak untuk dibiayai maka akan dibuatkan surat penolakannya. Akan tetapi apabila kredit layak untuk dibiayai disetujui maka akan segera diproses dan setelah ada keputusan dari pemutus kredit maka akan dibuatkan surat persetujuan atau Surat Keputusan Kredit yang memuat : 1. Nama Debitur 2. Maksimum kredit 3. Jangka waktu kredit 4. Bentuk kredit 5. Suku Bunga 6. Provisi 7. Biaya administrasi. 8. Biaya Asuransi jiwa 9. Biaya Asuransi Kebakaran 10. Jaminan 11. Ketentuan lainnya. 12. Jadwal Angsuran setiap bulan. Kemudian setelah calon debitor setuju dengan keputusan bank tersebut dengan segala persyaratannya maka dibuatlah perjanjian kredit oleh Unit Administrasi Kredit. Segala ketentuan dan prosedur yang terkait dengan KPR di PT. Bank XYZ ini mengacu pada Buku Pedoman Perkreditan BPP Konsumen, Credit Policy CPC Universitas Sumatera Utara 60 dan Radisi yang diatur oleh Bank. 65 Dari uraian diatas, jelas bahwa ketentuan dan prosedur pengajuan kredit KPR di PT. Bank XYZ mengacu pada Buku Pedoman Perkreditan BPP Konsumen. Sistim dan prosedur tersebut sudah baku dan wajib dilaksanakan disetiap kantor Bank XYZ diseluruh Indonesia. Akan tetapi mengenai penolakan kredit, Bank biasanya memberitahukan kepada calon debitor baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini untuk memberikan kepastian terhadap calon debitor mengenai penolakan kredit tersebut. Cukup melalui telepon, jarang sekali menyurati calon debitor jika kreditnya tidak disetujui. Hal ini membuat ketidakpastian terhadap calon debitor mengenai penolakan kredit tersebut. 65 Sumber wawancara dengan petugas Mailing Room PT. Bank XYZ tanggal 24 Juni 2011 Universitas Sumatera Utara 61

BAB III HAMBATAN YANG TIMBUL DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN

KREDIT PEMILIKAN RUMAH KPR PADA PT. BANK XYZ

A. Aspek Hukum Perjanjian Kredit 1.

Pengertian Perjanjian Kredit. Perihal ketentuan-ketentuan yang mengatur perjanjian terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Buku III dengan judul Tentang Perikatan. Kata perikatan ini mempunyai arti yang lebih lugas daripada perikataan perjanjian, sebab kata perikatan tidak hanya mengandung pengertian hubungan hukum yang timbul dari perjanjian saja, tetapi juga perihal hubungan hukum yang sama sekali tidak bersumber pada suatu perjanjian, yaitu perihal perikatan yang timbul dari undang- undang, tidak memerlukan adanya suatu persetujuan. Untuk adanya suatu perjanjian dapat diwujudkan dalam dua bentuk yaitu perjanjian tertulis dan perjanjian lisan. Untuk kedua bentuk tersebut sama kekuatannya dalam arti sama kedudukannya untuk dapat dilaksanakan oleh para pihak. Hanya saja bila perjanjian dibuat dengan tertulis dapat dengan mudah dipakai sebagai alat bukti bila sampai terjadi persengketaan. Bila secara lisan sampai terjadi persengketaan, maka sebagai alat pembuktian akan lebih sulit, di samping harus dapat menunjukkan saksi-saksi, juga itikad baik pihak-pihak diharapkan dalam perjanjian. Menurut Pasal 1313 KUH Perdata, “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Jika diperhatikan dengan seksama rumusan yang diberikan dalam Pasal 1313 61 Universitas Sumatera Utara 62 KUHPerdata tersebut ternyata menegaskan kembali bahwa perjanjian mengakibatkan seseorang mengikatkan dirinya terhadap orang lain. Ini berarti dari suatu perjanjian lahirlah kewajiban atau prestasi dari satu atau lebih orang pihak kepada satu orang atau lebih orang pihak lainnya, yang berhak atas prestasi tesebut. Rumusan tersebut memberikan konsekuensi hukum bahwa dalam suatu perjanjian akan selalu ada dua pihak, dimana satu pihak adalah pihak yang wajib berprestasi debitur dan pihak lainnya adalah pihak yang berhak atas prestasi tersebut kreditur. Masing-masing pihak tersebut dapat terdiri dari satu orang atau lebih orang, bahkan dengan berkembangnya ilmu hukum, pihak tersebut dapat juga terdiri dari satu atau lebih badan hukum. 66 Menurut Setiawan, rumusan Pasal 1313 KUHPerdata tersebut selain tidak lengkap juga sangat luas. Tidak lengkap karena hanya menyebutkan persetujuan sepihak saja. Sangat luas karena dengan dipergunakannya perkataan “perbuatan” tercakup juga perwakilan sukarela dan perbuatan melawan hukum. Sehubungan dengan itu, perlu kiranya diadakan perbaikan mengenai definisi tersebut, yaitu : a. Perbuatan harus diartikan sebagai perbuatan hukum, yaitu perbuatan yang bertujuan untuk menimbulkan akibat hukum; b. Menambahkan perkataan “atau saling mengikatkan dirinya” dalam Pasal 1313 KUHPerdata. c. Sehingga perumusannya menjadi : “Persetujuan adalah suatu perbuatan hukum, dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.” 67 Menurut Rutten, rumusan perjanjian menurut Pasal 1313 KUH Perdata mengandung beberapa kelemahan, karena hanya mengatur perjanjian sepihak dan juga sangat luas karena istilah perbuatan yang dipakai akan mencakup juga perbuatan melawan 66 Kartini Muljadi, et.al., Seri Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, Op.Cit., hal. 92. 67 Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, PT. Binacipta, Bandung, 1987, hal. 49. Universitas Sumatera Utara 63 hukum. 68 Para sarjana Hukum Perdata pada umumnya menganggap definisi perjanjian menurut Pasal 1313 KUH Perdata itu tidak lengkap dan terlalu luas. Dalam pembuatan perjanjian sekurang-kurangnya harus memperhatikan: keabsahan dan persyaratan secara hukum, juga harus memuat secara jelas mengenai jumlah besarnya kredit, jangka waktu, tata cara pembayaran kredit serta persyaratan lainnya yang harus diperhatikan dalam perjanjian kredit. Perjanjian Kredit menurut Hukum Perdata Indonesia merupakan salah satu dari bentuk perjanjian pinjam meminjam yang diatur dalam Buku Ketiga KUH Perdata yaitu pada Pasal 1754 sampai dengan Pasal 1769 KUH Perdata. Perjanjian kredit seperti diuraikan tersebut di atas, yang menunjukkan unsur pinjam meminjam di dalamnya yaitu pinjam meminjam antara bank dengan pihak debitur. Menurut Pasal 1754 KUH Perdata menyatakan bahwa ; “pinjam-meminjam adalah persetujuan dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula”. Pasal 1754 KUH Perdata intinya menyebutkan, bahwa perjanjian pinjam- meminjam merupakan perjanjian yang isinya pihak pertama menyerahkan suatu barang yang dapat diganti, sedangkan pihak kedua berkewajiban mengembalikan barang dalam jumlah dan kualitas yang sama. Subekti menyatakan : dalam bentuk apapun juga pemberian kredit itu diadakan, dalam semuanya itu pada hakekatnya 68 Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan Perikatan yang lahir dari perjanjian dan dari Undang-Undang, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal. 46. Universitas Sumatera Utara 64 yang terjadi adalah suatu perjanjian pinjam-meminjam sebagaimana diatur dalam KUH Perdata Pasal 1754 sampai dengan Pasal 1769. 69 Didalam perundang-undangan yang berlaku di Indonesia perjanjian kredit belum diatur secara tegas. Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Undang- Undang Pokok Perbankan yang telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 dan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 dalam Pasal 1 angka 11 tidak dijumpai pengertian perjanjian kredit, hanya ditemukan “…berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain…” , demikian pula dalam penjelasan undang-undang tersebut tidak dijumpai pengertian lebih lanjut tentang perjanjian kredit. Dari pengertian kredit pada Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dapat dipahami bahwa setiap bank memberikan kredit kepada nasabah debitur dituangkan dalam suatu perjanjian kredit berdasarkan persetujuan atau kesepakatan kedua belah pihak yakni pihak bank dan pihak peminjam debitur. Pembuatan perjanjian kredit tersebut diperlukan dalam rangka memberikan kepastian hukum bagi para pihak, sehingga apabila terjadi permasalahan dikemudian hari maka para pihak yang berkepentingan dalam perjanjian kredit yang telah dibuat sebagai dasar hukum untuk menuntut pihak yang telah dirugikan. Pada awalnya bila diteliti, dasar keharusan bank harus membuat perjanjian kredit berarti setiap pemberian kredit dalam bentuk apapun harus senantiasa disertai 69 Subekti, Jaminan-Jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia. Alumni Bandung. 1986, hal. 13. Universitas Sumatera Utara 65 dengan surat perjanjian tertulis yang jelas dan lengkap dalam SK Direksi Bank Indonesia No. 27162KEPDIR dan surat Edaran Bank Indonesia No 177UPPB masing-masing tanggal 31 Maret 1995 pada lampiran Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan Pemberian Kredit PPKPK angka 450 tentang perjanjian kredit yang dinyatakan setiap kredit yang telah disetujui dan disepakati pemohon kredit wajib dituangkan dalam perjanjian kredit akad kredit secara tertulis. Baik di bawah tangan maupun di hadapan Notaris. Sebelum ketentuan ini terdapat ketentuan yang sama dalam instruksi Presidium Kabinet No.15EKIN101996 tanggal 10 Oktober 1996 dan surat Bank Indonesia kepada semua bank devisa no.31093UPKKDP angka 4 tanggal 29 Desember 1970. Ini diperlukan sebagai upaya mengikat barang jaminan. Dalam perjanjian kredit tersebut tidak dapat ditentukan apa yang harus dimasukkan, karena ada beberapa perubahan-perubahan dalam kebutuhan pelayanan yang spesifik. Syarat- syarat tersebut diperjanjikan berdasarkan kebutuhan yang spesifik dari debitur sehingga tidak mungkin dibuatkan formulir perjanjian yang sama untuk semua debitur. Dalam membuat perjanjian kredit terdapat beberapa judul dalam praktek perbankan tidak sama satu sama lain, ada yang menggunakan judul perjanjian kredit, akad kredit, persetujuan pinjam uang, persetujuan membuka kredit, dan lain sebagainya. Meskipun judul dari perjanjian tersebut berbeda-beda tetapi secara Universitas Sumatera Utara 66 yuridis isi perjanjian pada hakekatnya sama yaitu memberikan pinjaman berbentuk uang. Mengenai pembakuan bentuk draft isi perjanjian kredit, antara bank sendiri belum terdapat kesepakatan. Namun mengenai isi perjanjian kredit seperti dikemukakan dalam oleh Hasanuddin, pada pokoknya selalu memuat hal-hal berikut: 70 a. Jumlah maksimum kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya. b. Besarnya bunga kredit dan biaya-biaya lainnya. c. Jangka waktu pembayaran kredit. d. Ada dua jangka waktu pembayaran yang digunakan, yaitu jangka waktu angsuran biasanya secara bulanan dan jangka waktu kredit. e. Cara pembayaran kredit. f. Klausula jatuh tempo g. Barang jaminan kredit dan kekuasaan yang menyertainya serta persyaratan penilaian jaminan, pembayaran pajak dan asuransi atas barang jaminan. h. Syarat-syarat lain yang harus dipenuhi oleh debitur, termasuk hak bank untuk melakukan pengawasan dan pembinaan kredit. i. Biaya akta dan biaya penagihan hutang yang juga harus dibayar debitur

2. Syarat Sahnya Perjanjian