20 akhirat dibajak oleh Gereja. Masa kekuasaan Gereja yang biasa
disebut sebagai masa kegelapan Eropa telah melahirkan sentimen anti Gereja. Mereka menuduh Gereja telah bersikap selama seribu tahun
layaknya polisi yang memeriksa keyakinan setiap orang. Lantas, lahirlah teori yang menempatkan manusia sebagai
segala-galanya menggantikan Tuhan. Berdasarkan teori ini, manusia- lah yang menjadi tolok ukur kebaikan dan keburukan. Era baru ini
telah melahirkan teori yang men gee am segala sesuatu yang membatasi •
kebebasan individu manusia .
Akibatnya, agama berubah peran dan menjadi sebatas masalah individu yang hanya dimanfaatkan kala sese-
orang memerlukan sandaran untuk mengusir kegelisahan batin dan kesendirian. Agama seeara perlahan tergeser dari kehidupan masya-
rakat di Eropa Huijbers, 1985. Burekhardt dalam Huijbers, 1985: 29 menyebut era ini sebagai penernuan kembali dunia dan manusia.
Oengan demikian
, Zaman Modem atau Abad Modem di Barat adalah
zaman, ketika manusia menemukan dirinya sebagai kekuatan yang dapat menyelesaikan segala persoalan-persoalan hidupnya. Manusia
hanya dipandang sebagai mahluk yang bebas yang independen dari Alam dan Tuhan. Manusia di Barat sengaja membebaskan dari Tatan-
an Ilahiah Theo Morphisnie], untuk selanjutnya membangun Tatanan Antropomorphisme suatu tatanan yang semata-mata berpusat pada
manusia. Manusia menjadi tuan atas nasibnya sendiri.
Kondisi di masa itu yang dipenuhi dengan kegetiran abad per- tengahan, telah membuat gerakan Humani
sme ini dengan eepat ber-
kembang luas di Eropa. Menurut Humanisme, manusia bersifat unggul sebagai pribadi diantara segala makhluk lainnya, khususnya dalam
peran manusia sebagai peneipta kebudayaan. Tokoh-tokoh Humanis- me itu adalah Petraea 1303-1374, Desiderius Erasmus 1469-1537,
dan Thomas More 1478-1535.
· Peru bahan pandangan ini berpenga-
ruh juga pada agama Kristen, yang mewujud dalam agama baru yaitu agarna Protestan 1217. Agama ini lahir sebagai hasil dari reformasi
agama Kristen oleh Maarten Luther 1483-1546 Johannes Calvin 1509-1564. Dalam bidang keilmuwan muneul juga beberapa ilmu-
wan seperti: Copemieus 1473-1543, Kep1er 1571-1630, Galilei 1564-1642, Newton 1642-1727 dalam bidang fisika.
21 Bila pengertian hukum zaman klasik lebih bersifat klasik, maka
pengertian hukum pada zaman modem lebih bersifat empiris. Menurut Huijbers 1995: 29 hal ini berarti bahwa: 1 Tekanan tidak lagi pada
hukum sebagai tatanan yang ideal hukum alam, melainkan pada hukum yang dibentuk manusia sendiri, baik oleh raja maupun rakyat
yaitu hukum positif atau tata hukum negara, dimana hukum terjalin dengan politik negara; 2 Tata hukum ne
gara diolah oleh para sarjana
hukum seeara Iebih ilmiah; 3 Dalam membentuk tata hukum makin banyak dipikirkan tentang fakta-fakta empiris, yaitu kebudayaan
bangsa dan situasi sosio-ekonomis masyarakat yang bersangkutan. Percikan Pemikiran ten tang hukum pada zaman ini adalah:
I. Hukum merupakan bagian dari kebijakan manusia; 2. Tertib hukum diwujudkan dalam bentuk negara, dimana di
dalamnya memuat peraturan perundang-undangan yang harus ditaati oleh warga negara dan memuat peraturan hukum dalam
hubungannya dengan negara lain.
3. Peneipta hukum adalah raja. Filsuf-filsuf yang memunculkan pemikiran tersebut adalah
Macchiavelli 1469-1527, Jean Bodin 1530-1596, Hugo Grotius 1583-1645, dan Thomas Hobbes 1588-1679. Dengan semangat ini
pula Eropa kemudian mencari dunia baru yang ditandai dengan pen emu an sebuah wilayah pada tahun 1492 yang kemudian dinamai
Amerika .
B. ZAMAN AUFKLARUNG
Zaman Aufklarung yang lahir kurang lebih pad a abad ke-17 merupakari awal kemenangan supermasi rasionalisme, empirisme, dan
positivisme dari dogmatis Agama. Kenyataan ini dapat dipahami karena abad modem Barat ditandai dengan adanya upaya pemisahan
antara ilmu pengetahuan dan filsafat dari pengaruh Agama seku- lerisme. Perpaduanantara rasionalisme, empirisme dan positivisme
22 dalam satu paket epistimologi melahirkan
ap a yang T.H Huaxley
disebut dengan Metode IImiah Scientifi
c M
ethod. Munculnya aliran-aliran tersebut
s angat berpengaruh pada per-
adaban Barat selanjutnya. Dengan metod e
ilmi ah
itu, kebenaran sesuatu hanya mereka perhitungkan da
ri s udut fi
siologis -lahiriah yang
sangat bersifat profanik keduniawian atau k eb end aan.
Atau dengan istilah lain
, kebenaran ilmu pengetahu
an h
anya diukur dari sudut
koherensi dan korespodensi. Dengan watak nya
tersebut sudah dapat dipastikan bahwa, segala pengetahuan yan
g berada diluar jangkauan
indra dan rasio serta pengujian ilmiah ditolaknya ,
t ermasuk
di dalam- nya pengetahuan yang bersumber pad a religi.
Perintisnya adalah Rene D escartcs
1596-1650 yang mendu- dukkan manusia sebagai subjek dalam usahanya menjawab tantangan
keberadaan manusia sebagai mahluk mikro kosmik. Manusia dijadi- kan titik tolak seluruh pandangan hidupnya
. Dengan falsafahnya yang
amat terkenal cogito
e rgo
SlIIl
karena berpikir maka aku ada, Descartes lah yang membawa pemikiran rasionalisme. Oleh karena itu
zaman ini disebut juga zaman ra sionalisme,
zaman pencerahan, zaman terang budi. Setelah Descarte
s, fil
safat z
aman ini menjurus ke dua
arah: 1. Rasionalisme, mengunggulkan ide-id
e aka
I mumi. Tokohnya adalah: Wolff 1679-1754
, Montesqi
eu 1689-1755, Voltaire
1694-1778, Rousseau
1712-1778, dan
Immanuel Kant
1724-1804 .
2. Empirisme, yang menekankan perlunya basis empms bagi semua pengertian. Tokohnya antara lain John Locke 1632-
1704 dan David Hume 1711-1776. Sebenamya empirisme, yang berkembang di Inggris sejak abad
ke-17 ini merupakan sua tu cara berpikir yang rasionalis juga, namun dalam emprisme lebih mengutamakan penggunaan metode empiris
yaitu apa yang tidak dapat dialami tidak dapat diakui kebenarannya .
Percikan pemikiran pada zaman ini adalah pertama, hukum di
mengerti sebagai bagian suatu sistem pikiran yang lengkap yang
23 b
ersifat rasional
, an
s ich. Kedu
a, telah muncul ide dasar konsepsi
m en genai
negara ya ng i
deal. Pada z
aman ini negara yang ideal adalah n
egara hukum. B
eberapa p
emikiran berk
aitan d
eng an ide tersebut
diantaranya John Locke yan g
m eny atakan
t en
ta ng
pembelaan hak warga negar
a terh
adap pem
er intahan y ang b
er kuasa; Montesqiu me-
nyatakan tentang pemisahan keku asaan ncgara
dal am
tiga b agian,
yaitu eksekutif ,
legislatif dan yudikatif trias polit
ica; J.J
. Rousseau
menyatakan tentang keunggulan m anusia
scbagai subjek hukum .
Rousseau menyatakan jika hukum menjadi bagian dari suatu kehi- dupan b
ersama yang demokratis
, maka raja sebagai pencipta hukum
perlu di ganti
dengan rakyat seb agai
p encipta
hukum dan s
ubjek hukum.
Immanu el
Kant menyatakan bahwa pembentukan hukum merupakan inisiatif manusia guna mengembangkan kehidup
an ber-
sama yang bermoral Huijbers ,
1995: 32 .
Pada akhir abad VIII ,
cita-cita negara hukum mengkristal ber- dirinya negara Amerika Serikat 1776 dan terjadinya Revolusi
. Pera ncis 1789. Revolusi Perancis dijiwai oleh semboyan:
liberte ,
eg alite, fraternit
e, yang menuntut suatu tata hukum baru atas dasar
kedaulatan rakyat. Tata hukum baru ters e
but k emudian
dibentuk oleh para sarjana Perancis atas perintah Kai
sar Napoleon. Tata hukum baru
terscbut m encapai
keb erhasilannya
set elah
dirumuskannya Cod
e C ivil
1 804. C
ode C
ivil terse but pada era b erikutnya
merupakan sumber kodek
s negara-n
egara modem
, antar
a lain Belanda.
C. PENGERTIAN HUKUM ABAD XIX