84
kita langgar ,
seperti misalnya mencuri, menipu, menggangu keamanan dan perbuatan-perbuatan lain yang dapat dikategorikan melanggar
hukum .
Jadi dalam kehidupan sehari-hari ,
kita tidak dapat lepas dari hukum, tidak dapat menghindari hukum. Mau tidak mau, suka atau
tidak suka ,
hukum selalu ada di sekitar kita dan mempunyai peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bemegara.
Begitu pula halnya dengan moral. Aturan-aturan moral juga ada di sekiling kita
, suka atau tidak suka
, aturan-aturan moral juga meng-
ikat. Tugas aturan moral mengadakan evaluasi pada hukum .
Tugas ini adalah memahami hukum positif s
ebagai hukum dan membentuk
suatu teori yang bersifat r asional
mengenai bagaimana hukum itu yang seharusnya. Evaluasi ini dapat bersifat dialektis maupun aplikatif,
sesuai dengan titik sing gung
yang disentuh. Dialektis ,
apabila kita pakai untuk meningkatkan pribadi manusia, m
eningkatkan manusia
sebagai manusia. Aplikatif ,
apabila moral kita pakai scbagai evaluator pada hukum, khususnya kita pakai untuk menyoroti tujuan memberi
hukuman pada orang yang melanggar hukum. Tujuan ini selain melihat latar belakang sejarah si p
elan ggar, juga harus mengingat
dampak positifyang akan didapat di masa depan Asdi ,
1998: 27-28 .
H. JURISTIC LOGICS PENGGUNAAN LOGIKA DI DALAM HUKUM ATAU ILMU HUKUM
Logika adalah satu di antaranya c
abang -
cabang utarna fiIsafat. Sebagai sebuah istilah, logika berar
ti suatu metoda atau teknik yang
diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran .
Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran. Bentuk-bentuk p
emikiran yang lain adalah: penger-
tian atau konsep conc
eptus ; conc
ept, proposisi atau pemyataan
propositio; statement
, dan
penalaran ratiocinium
; reasoning
Soekadijo, 200 I:3. Logika atau penalaran berkaitan dengan proses bekerjanya rasio atau akal manusia dalam upaya menangkap atau
mencapai kebenaran, atas dasar proposisi-proposisi atas sesuatu
kenyataan guna sampai kepada kesimpulan dengan menggunakan hukum-hukum berfikir. Proses berfikir manusia dapat dengan meng-
85 gunakan dua cara atau metode
. Kedua metode itu adalah berfikir
secara induktif dan berfikir secara deduktif ,
atau dikatakan juga ada logika deduktif
. Cara berfikir dengan metode
-rnetode ini dapat meli-
batkan penggunaan silogisme yang di dalamnya ada proposisi sebagai premise mayor dan premise minor, sehingga sampai kepada sebuah
kesirnpulan dalam upaya mencapai atau rnenemukan kebenaran.
Dikenal ada logika formal dapat juga disebut logika bentuk, dan logika material Iogika isi. Kebenaran yang dicapai dengan menggu-
nakan metode berfikir demikian s cbagaimana
diterapkan dalam ber- bagai bidang pengetahuan ilmiah adalah dua macam kebenaran
, yaitu
kebenaran formal dan kebenaran material. Kebenaran yang dicapai juga bervariasi dalam tingkatannya
, dari s
esuatu yang mutlak, kebe-
naran yang pasti, hingga kebenaran sebagai suatu kemungkinan. Juristic logi
c yang dimaksudkan dalam buku ini adalah untuk
menyebutkan asp ek
logika yang terdapat atau digunakan di dalam hukum atau pengetahuan ilmiah hukum. Penerapan metode-metode
berfikir yang lazim berlaku pada berbagai bidang ilmu lain selain ilmu hukum untuk diterapkan dalam hukum atau ilrnu hukum perlu dikaji
kembali secara kritis tentang kesesuaian atau ketepatannya.
Logika induktif dan logika deduktif la zim
berlaku dalam bidang ilrnu alam. Di dalam scjarah pcrkembangan ilrnu
, metode penclitian di
dalam ilmu-ilmu alam adalah met ode yang lebih dahulu muncul ,
yang kemudian penerapannya menyebar ke dalam bidang ilmu-ilrnu sosial,
termasuk ilmu hukum. Akan tetapi sesungguhnya metode-metode tersebut tidak serta merta berlaku dalam bidang hukum, karena bidang
ilmu hukum memil iki
objek manusia yang karakteristiknya berbeda dan tidak dapat semata-mata disamakan dengan objek-objek fisik.
Manusia memiliki nilai yang berbeda .
Demikian pula hukum-hukum matematis tidak dapat diterapkan begitu saja secara sama kepada
manusia seperti halnya pada objek-objek fisik. 2005
: 47, 61 b
erpendapat bahwa penelitian hukum
sesungguhnya adalah berbeda dengan penelitian ilmu sosial lainnya. Dalam penelitian hukum, logika silogistik yang diterapkan berkenan
dengan adanya premis mayor dan premis minor dalam sebuah argu- mentasi hukum guna mencapai sebuah kebenaran sebagai sebuah
86 s
impulannya a
dalah tid ak
sesederhana silogisme-silogisme tradisio- n
al. S
elain itu perlu untuk
diketahu i
bahwa dalam ilmu .
hukum t
erdapat t iga lap
isan ya itu dogm
atik hukum
, teori hukum
, dan filsafat
hukum. B erhubung
d en gan
haI i
ni , se
buah pen eliti an
atas suatu isu at
au m asal ah
itu haru s
m empertimb an gkan
terlebih dahulu apakah isu a
tau m asalah
itu ad alah
i su
hukum a
tau masalah hukum atau bukan .
K emudian, penel
itian h
uku m harus m emperhatikan
ketiga lapisan t
ersebut. P
en elitian atas masal
ah hukum dal
am tataran dogmatik
a da lah
a pabi la sesua
tu ma salah
a tau isu hukum
i tu menyangkut
k etentuan
hukum yan g re
leva n d engan
fakta yang dihadapi. Penelitian hukum
da lam t
ataran t
eori h
ukum a dalah b
ilamana isu
a tau masalah
hukumny a me
ngandung ko
nse p hukum .
S edangkan
penelitian hukum dalam tat
aran filos
ofis, isu hukum harus menyangkut asas
-asas hu
kum. Dal
am si logisme
ada hukum
-hukum yang b
erl aku dalam mena-
ri k
s ebuah k
esimpul an d
an m
en entukan apakah kesimpulan yang
di ambil i
tu sa
lah at au
b enar. Co
ntoh si
logisme tradisional yang s
ederhana m
isalnya Soekad ijo,
200 I :
40 , 88
: 1
. Sem ua p
ahl aw an a da lah or
an g berjas a,
K art in i
ad alah
p ahl awan.
J adi:
K artini a
da lah o ran g
y ang be
rjas a 2
. Kal
au p
acamya dari M
ed an d
atang men
engok, Adam senang
s ekali .
D ari
M edan
pacamy a
datang m enen gok
d an
m en ginap
di rumah a
bangnya. Maka
A dam senan
g s ekali.
BABVI
ALl RAN-ALl RAN HUKUM
A. HUKUM ALAM