134 Atas dasar pemahaman hakikat kodrat ontologi manusia yang
monopluralis itu maka kita dapat dengan mudah memahami hubungan antara manusia dengan nilai-nilai hidupnya. Pada kenyataannya manu-
sia hidup bersama-sama dengan orang lain dan kebersamaan ini nyata dalam seluruh hidup manusia dalam segala tindakannya. Oleh karena
itu eksistenis manusia selalu berarti juga ko-eksistensi
. Dalam
k oeksistensi
terdapat tiga tingkat Huijbers, 1995: 62-64: 1. Ko-eksistensi biologis-psikis, yang berdasarkan kebutuhan aku.
Dalam keadaan ini aku dipandang lebih tinggi daripada manusia lain. Orang lain sedapat-dapatnya diarahkan untuk meme-
nuhi kebutuhan-kebutuhan aku. Akibatnya hidup bersama itu di- tandai dengan eksploitasi dan dominasi manusia pada manusia lain.
Bila kebutuhan-kebutuhan pribadi itu menjadi satu-satunya tiang bagi pembentukan hidup, maka dengan demikian hidup itu bertum-
pu pada suatu egoisme individual belaka.
Herbert Spencer 1820-1903 berpendirian bahwa memang inilah situasi hidup yang sebenamya. Sesuai dengan teori evolusi
Charles Darwin dijelaskan bahwa prinsip-prinsip evolusi berlaku bagi kehidupan manusia juga, seperti struggle for life, the survival
ofthe fittest, natural selection. Teori ini disebut Darwinisme sosial, hukum dibuat untuk mengatur evolusi kehidupan bersama dalam
masyarakat industri modem yang bertumpu pada egoisme indivi- dual Copleston, 1961-1975: 142-168.
ยท 2. Ko-eksistensi etis berdasarkan kesamaan hak.
Dalam keadaan ini aku dipandang sama tinggi dengan manusia lain. Prinsip rasional ini yang menjadi sumber hukum.
3. Ko-eksistensi etis berdasakan kewajiban. Dalam keadaan ini manusia lain dipandang lebih tinggi daripada
aku. Prinsip rasional ini yang menjadi sumber moral hidup manusia.
135
F. KEPEMILIKAN
1.
Pengertian Hak Milik
Istilah milik berasal dari bahasa arab yaitu milk. Milik secara lughowi diartikan sebagai memiliki sesuatu dan sanggup bertindak
secara bebas terhadapnya Hasbi Ash-Shiddieqy ,
1989: 8 .
Menurut istilahi milik didefinisikan sebagai suatu iklitisas yang menghalangi
orang lain ,
menurut syariat ,
yang memb enarkan
pemilik ikhtisas itu bertindak terhadap barang miliknya sekehendaknya, kecuali ada
penghal ang
Hasbi Ash-Shiddieqy ,
1989: 8 .
Kata menghalangi dalam definisi diatas maksudnya adalah sesuatu yang mencegah orang yang bukan pemilik sesuatu barang
untuk mempergunakan atau memanfaatkan dan bertindak tanpa per- setujuan terlebih dahulu dari pemiliknya
. Sedangkan pengertian
penghalang adalah sesuatu ketentuan yang mencegah pemilik untuk bertindak terhadap hart a miliknya.
Hak milik dalam pandangan Hukum Islam dapat dibedakan menjadi:
I .
Hak milik yang sempuma tmilkut tam ,
yaitu kepemilikan yang meliputi penguasaan terhadap bendanya zatnya dan manfaat-
, nya hasil benda secara k
eseluruhan . 2
. Hak milik yang kurang sempuma milkun naqish, disebut
demikian karena kepemilikan tersebut hanya meliputi bendanya saja
, atau manfaatnya saja.
2. Sebab Hak Milik
Selanjutnya dapat dikemukakan sebab-sebab seseorang mempu- nyai hak milik menurut Hukum Islam, dapat diperoleh dengan cara:
1 .
Disebabkan Ihra zul
mubaltat memiliki benda yang boleh dimiliki
Baranglbenda yang dapat dijadikan sebagai objek kepemilikan adalah bukan benda yang menjadi hak orang lain dan bukan
pula benda dimana ada larangan hukum agama untuk diambil
136 sebagai hak milik. Diantaranya dengan: berburu, membuka ta-
nah baru yang belum ada pemiliknya, air di sungai, pengusa- haan barang tambang rikaz dan hart a rampasan perang
. 2. Disebabkan al
-Uqud akad
Pengertian akad atau perikatan dalam lapangan hukum harta kekayaan adalah suatu hubungan hukum mengenai kekayaan
harta benda antara dua orang yang memberi hak pada yang satu untuk menuntut sarang sesuatu dari yang lainnya, sedangkan
orang yang lainnya ini diwajibkan memenuhi tuntutan itu Soe- bekti, 1996: 122-123
. Adapun klasifikasi perbuatan hukum
tersebut adalah: a
. Perbuatan sepihak, yaitu perbuatan hukum yang dilakukan
oleh satu pihak saja dan menimbulkan hak dan kewajiban pada pihak yang lainnya, misal: pembuatan surat wasiat, dan
pemberian hadiah hibah. b. Perbuatan hukum dua pihak, yaitu perbuatan hukum yang
dilakukan oleh dua pihak dan menimbulkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kedua belah pihak secara timbal
balik ,
misal: jual beli, sewa menyewa ,
perjanjian kerja dan lain sebagainya.
3. Disebabkan al-Khalafiyah pewarisan Yaitu seseorang memperoleh hak milik disebabkan karena
menempati temp at orang lain Suhrawardi, 2004: 11. Lahimya hak milik ini dapat dikelompokkan menjadi dua:
a. Khalafiyah syakhsyan syakhsy, sering juga diistilahkan
dengan irts, yaitu ahli waris menempati tempat si pewaris meliputi kepemilikan segala harta yang ditinggalkan oleh
pewaris terse but. b. khalafiyah syaian syaiin, sering dinamakan juga dengan
tadlmin atau tawild atau menjamin kerugian .
Maksudnya apabila seseorang melakukan sesuatu perbuatan yang meru-
gikan orang lain, maka orang tersebut diwajibkan untuk mengganti kerugian tersebut. Barang ganti kerugian diyatl
iwald, dan arsyul jinayat menjadi sepenuhnya milik dari yang menenma
. 137
4. Attawalludu minal mamluk beranak pinak Segala yang lahirterjadi dari benda yang dimi
liki merupakan
hak bagi pemilik barang atau benda tersebut ,
m isal: a
nak bina- tang
- yang lah
ir dari induknya, susu lembu
y ang k
eluar dari
seekor lembu .
3. Prinsip Kepemilikan