142 Ke
ny ataan ini men imbulkan
keyakinan bahwa terdapat dua ti
ngkat bag i
berlakunya hukum .
Pada tingkat pertama, hukum berad a
sebagai t untutan
ras ional d
an m
oral. S
elanjutnya pada tingkatan kedua
huk um berl
aku se cara yuridis bila disahkan oleh Lembaga ya
ng b
erwenangma syarakat, dimana hukum berlaku secara yuridis
.
1. Pen
gertian Neg
ara
P asal 1 k
onvensi M
ont evideo 1963 mengenai hak-hak dan
kewajiban-k ewajiban
n egara -y
ang ditandatangani oleh Am erika
S eri kat dan beb
erapa n
egara-n egara Amerika latin- mengemukak
an karak
teristik-karakt eristik p
ok ok dari suatu negara:
N egara
s ebaga i s
ubjek hukum in ternasional
harus mern iliki
sy arat-syarat
b erikut:
a Ra kyatSubjek
t ctap ,
b Wilayah tertentu ,
c P
emerimtah, d
an d
K emampu an
melakukan hubunga n-hubun gan
d engan
n egara la
in .
Konven si
Mont evideo
di ata s
tidak m enj ela skan
tentang p eng er-
t ian
negara t etapi
l ebih
m erupakan
p en etap an
syarat yang haru s
d imi-
l iki
oleh negara. Dari b erba gai
k on sep si
y ang
ada mengenai p en gerti -
a n negara dapat di
simpulkan bahw
a negar
a m
erupakan suatu
a lat
a ta u
wewenang auth ority
y ang
m eng atu r
atau m engendalikan
peso alan-
pe rsoalan
ber sama
dar i
m asyarakat.
S eh ing ga
seperti Hans K elsen
m isalnya
m end efinisikan
n egara
s ebagai
kesatuan ketentuan hukum y
ang mengikat s
ekelompok individu yang hidup dalam w
ilayah tert
entu. Dengan demikian K
elsen menyamakan anta
ra n
egara dengan
hukum. Dengan anali sis
yan g
l ebih
m endalam
akan t ampak
bahwa teori ini merupakan
s uatu penyingkatan dari k
eempat karakt
eristik negara d
i atas karena
a danya
s istem hukum m
erup akan persyaratan
dari suatu pemerintahan s ebagai
suatu un sur
k etatanegaraan
Starke, 1989: 127, karena seperti yang dikatakan ol
eh J
ohn Locke
:
Su atu
p emerintahan
tanpa hukum a
dalah suatu misteri dalam politik
, yang sulit untuk dibayangkan s
ecara manusiawi dan tidak
konsisten dengan masyarakat manusia .
1 43
2 .
Ter bentuknya
Nega ra
Terbentuknya negara dapat terjadi karena proklamasi kemerde-
kaan negara, perjanjian intemasional, atau karena adanya pl ebisit
1stanto,1994: 22. Proklamasi kemerdekaan berarti pemyataan sepi -
hak dari s uatu
bangsa bahwa dirinya melepaskan diri dari kekuasaan negara lain dan mengambi
l penentuan nasibnya ditangan sendiri.
Dengan adanya prok lamasi
berarti suatu masyarakat membentuk orga- nisasi kekuasaan berupa pemerintahan yang berdau
lat. Dengan prokla-
masi juga berarti s uatu
masyarakat menerapkan sis tem
hukurnnya sendiri, menata s
istem pemerintahannya sendiri untuk mencapai
tujuan negara sesuai falsafah yang dianutnya.
3. Unsur Nega ra
a. Wilayah Daerah
Negara Wilayah negara terdiri atas daratan dan lautan. Yang
dimaks ud
dengan wi layah
daratan negara adalah bagian dunia yang kering yang merupakan bagian dari benua atau pulau yang
mencakup juga wilayah perairan daratan seperti danau dan sungai. Luas wilayah daratan suatu negara dapat terjadi karena
ditentukan sendiri secara sepihak oleh negara itu sendiri, ditentukan dalam perjanjian internasional, ditentukan kebiasaan
dimasa lampau atau ditentukan oleh perkembangan setelah terbentuknya negara tersebut lstanto
, 1994: 22. Yang dimaksud
de ngan
wi layah
laut negara ada lah
massa air di dunia yang m
engelilingi daratan beserta tanah yang ada di bawa hnya.
Bagi negara
p ant ai dan negara kep
ula uan yang wi
layah daratannya
b erbatasan
d engan
l aut mem
iliki previlige yaitu menguasai
w ilayah l
autan tcrsebut. b. Rakya
t N egara
Kiranya pe rlu
dibedakan antara penduduk dan warga negara, karena sa
tu sama lain memiliki hubungan hukum yang
144 berbeda. Yang dinamakan penduduk adalah semua orang yang
dalam waktu tertentu berada dalam wilayah negara, baik warga negara maupun orang asing. Mereka tunduk pada hukum negara
Indonesia .
Bagi mereka pada prinsipnya berlaku semua hukum yang berlaku dengan beberapa pengecualian bagi yang bukan
warga negara yaitu misalnya mereka tidak mempunyai hak suara dalam pemilu, tidak berhak menduduki jabatan tertentu,
mereka yang mempunyai kekuatan diplomatik bebas dari
pungutan pajak dan bea. Bagi warga negara dimanapun ia ber- ada tunduk pada kekuasaan dan hukum negara.
.
c. Pemerintah Menurut Prins Pemerintah dalam arti luas adalah suatu
organisasi kekuasaan yang mempunyai wilayah tertentu dan berdaulat atas sejumlah orang tertentu sebagai warga negara.
Sedangkan dalam arti sempit adalah lembaga yang ada dalam suatu negara yang memiliki kekuasaan melaksanakan setiap
peraturan yang dibuat oleh kembaga legislatif.
d. Kedaulatan Jean Bodin mengatakan bahwa kedaulatan adalah ke-
kuasaan tertinggi untuk membuat hukum dalam suatu negara yang bersifat tunggal, asli, abadi, dan tidak dapat dibagi-bagi
. Sedangkan CF. Strong membagi pengertian kedaulatan menjadi
pengertian intern dan pengertian ekstern .
Sebagai pengertian intern kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk menen-
tukan serta melaksanakan hukum terhadap semua orang dan semua golongan yang terdapat dalam lingkungan kekuasaannya.
Sedangkan sebagai .
pengeli ian ekstern, kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi yang tidak diturunkan dari kekuasaan lain
yang mengandung konsekwensi bahwa tidak ada campur tangan negara lain dalam menentukan hukumnya sendiri.
145
4. Bentuk Negara