Uji aktivitas antioksidan ekstrak kasar lintah laut kering DPPH Molyneux 2004 Uji aktivitas antioksidan ekstrak kasar lintah laut kering metode NBT

3 Uji Saponin uji busa Saponin dapat dideteksi dengan uji busa dalam air panas. Sebanyak 1 gram ekstrak kasar ditambah air secukupnya dan dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit. Larutan tersebut didinginkan kemudian dikocok. Timbulnya busa yang bertahan lebih dari 10 menit dan tidak hilang pada penambahan 1 tetes HCl 2N menunjukkan adanya saponin. 4 Uji Molisch Sebanyak 1 ml larutan sampel diberi 2 tetes pereaksi molisch dan 1 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Uji positif yang menunjukkan adanya karbohidrat ditandai oleh terbentuknya kompleks berwarna ungu diantara 2 lapisan cairan. 5 Uji Benedict Larutan sampel sebanyak 8 tetes dimasukkan kedalam 5 ml pereaksi benedict. Campuran dikocok dan dididihkan selama 5 menit. Terbentuknya warna hijau, kuning atau endapan merah bata menunjukkan adanya gula pereduksi. 6 Uji Biuret Sebanyak 1 ml larutan sampel ditambah 4 ml pereaksi biuret. Campuran dikocok dengan seksama. Terbentuknya larutan berwarna ungu menunjukkan hasil uji positif adanya senyawa peptida. 7 Uji Ninhidrin Sebanyak 2 ml larutan sampel ditambah beberapa tetes larutan ninhidrin 0,1. Campuran dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit. Terjadinya larutan berwarna biru menunjukkan reaksi yang positif terhadap adanya asam amino bebas.

3.3.6 Uji aktivitas antioksidan ekstrak kasar lintah laut kering DPPH Molyneux 2004

Ekstrak kasar lintah laut yang diperoleh dari proses maserasi dengan metanol, dilarutkan dalam metanol dengan konsentrasi 100, 200, 500, 1000, 2000 dan 4000 ppm. Antioksidan sintetik BHT digunakan sebagai pembanding dengan konsentrasi 5, 10, 25, 50, dan 100 ppm. Larutan pereaksi DPPH yang digunakan dibuat dengan melarutkan DPPH dalam metanol p.a dengan konsentrasi 1 mM, yang dibuat segar dan dijaga pada suhu rendah serta terlindung dari cahaya. Sebanyak 4 ml larutan uji atau pembanding direaksikan dengan 1 ml larutan DPPH dalam tabung reaksi. Campuran tersebut diinkubasi pada suhu 37 o C selama 30 menit, kemudian diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-VIS Hitachi U-2800 pada panjang gelombang 517 nm. Suatu senyawa dapat dikatakan memiliki aktivitas antioksidan apabila senyawa tersebut mampu mendonorkan atom hidrogennya yang ditandai oleh perubahan warna ungu menjadi kuning pucat Molyneux 2004. Tingkat diskolorisasi warna ungu DPPH merupakan indikasi aktivitas penghambatan radikal bebas oleh contoh antioksidan Abdille et al. 2004. Larutan standar dibuat dengan mencampur 4 ml metanol p.a dengan 1 ml DPPH. Aktivitas antioksidan masing-masing sampel dan BHT dinyatakan dengan persentase penghambatan radikal bebas yang dihitung dengan rumus: 100 blanko absorbansi sampel absorbansi - blanko absorbansi inhibisi × = Nilai konsentrasi dan hambatan ekstrak diplot masing-masing pada sumbu x dan y. Persamaan garis yang diperoleh dalam bentuk y = bLnx + a digunakan untuk mencari nilai IC inhibitor concentration, dengan menyatakan nilai y sebesar 50 dan nilai x sebagai IC 50 . Nilai IC 50 menyatakan konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk mereduksi DPPH sebesar 50.

3.3.7 Uji aktivitas antioksidan ekstrak kasar lintah laut kering metode NBT

Uji aktivitas antioksidan ekstrak kasar yang diperoleh menggunakan metode nitroblue tetrazolium NBT dengan kit pereaksi superoksida dismutase SOD seperti yang dilakukan Purwadiwarsa et al. 2000. Bahan yang diperlukan dalam uji aktivitas antioksidan adalah buffer fosfat 0,1 M pH 7,5; xantin 0,40 mmoll; nitroblue tetrazolium NBT 0,24 mmoll Bahan 1. Enzim xantin oksidase 0,049 unitml Bahan 2. Buffer fosfat 0,1 M pH 7,5 Bahan 3 dan 4 sebagai pengencer dan blanko. Bahan 5 Sodium dodesil sulfat SDS 69 mmoll dan dimetil sulfoksida DMSO sebagai pelarut sampel. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan cara melarutkan contoh ekstrak kasar sebanyak 20 mg dalam 1 ml DMSO dan diambil 12,5 µl. Mikrotube disiapkan dan diberi perlakuan seperti terlihat pada Tabel 4. Tabel 4 Perlakuan pada uji aktivitas antioksidan Reagen Sampel S Blanko B Sampel-Blanko Blanko-Blanko Enzim 250,0 µl 250,0 µl - - NBT-Xa 250,0 µl 250,0 µl 250 ,0 µl 250,0 µl Sampel 12,5 µl - 12,5 µl - DMSO - 12,5 µl - 12,5 µl Blanko - - 250,0 µl 250,0 µl Keterangan: NBT-Xa = Nitroblue tetrazolium-xantin DMSO = Dimetil sulfoksida Blanko = Buffer fosfat Tabung sampel S, blanko B, sampel-blanko BS, blanko-blanko B dibuat dua kali ulangan. Tabung- tabung tersebut diinkubasi pada suhu 37 o C selama 20 menit. Kemudian ke dalam tiap tabung ditambah sodium dodesil sulfat SDS sebanyak 500 µl. Setelah itu diukur absorbansinya pada panjang gelombang 560 nm dengan larutan standard BB dan diperoleh data ES sebagai absorbansi sampel S dan EB sebagai absorbansi blanko, ESB sebagai absorbansi sampel-blanko, dan EBB sebagai absorbansi blanko-blanko. Selanjutnya dihitung aktivitas SOD atau persentase penghambatan terhadap radikal bebas menggunakan rumus sebagai berikut: Ativitas SOD =

3.3.8 Uji khasiat dan efek toksikopatologis bubuk lintah laut kering pada hewan percobaan