Komponen yang mungkin berperan sebagai antioksidan adalah alkaloid,
saponin dan asam amino. Komponen steroidterpenoid lebih berperan sebagai antikolesterol.
4.6 Hasil Uji In-vivo pada Kelinci
4.6.1 Hubungan tingkat konsumsi ransum dan pertambahan berat
Pertambahan rata-rata berat kelinci selama penelitian berkisar 405-572 gram atau sekitar 23,78-29,56. Gambaran pertumbuhan kelinci selama periode
penelitian disajikan pada Gambar 13. Data lengkap pertumbuhan disajikan pada Lampiran 2. Gambar 13 menunjukkan bahwa semua perlakuan mengalami
pertambahan berat dari minggu ke 0 sampai minggu ke 12 dengan kecenderungan perlakuan positif dan simvastatin lebih besar pertambahan beratnya dibanding
perlakuan kontrol negatif dan Discodoris sp. Pertambahan berat kelinci dalam penelitian ini lebih rendah dibandingkan
dengan penelitian Bruck 1997 mencapai 30 dan lebih tinggi dibanding hasil penelitian Azima 2004 yaitu 18,98-28,20 yang menggunakan kelinci dari ras
yang sama New Zealand white dan periode waktu penelitian yang sama 12 minggu.
Gambar 13 Gambaran pertumbuhan berat badan kelinci selama penelitian untuk perlakuan kontrol negatif
■ , kontrol positif
● , simvastatin
▲ , dan
Discodoris
4.6.2 Hasil pengamatan kimia darah
1 Kadar kolesterol, trigliserida, LDL dan HDL
Dalam darah plasma terdapat lemak lipid yang terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, asam lemak. Kolesterol dalam tubuh berikatan dengan
protein yang disebut lipoprotein yang berfungsi sebagai transportasi darah yaitu: kilomikron, VLDL very low density lipoprotein, LDL low density lipoprotein,
HDL high density lipoprotein, dan IDL intermediate density lipoprotein. Lipoprotein ini tersusun dari bagian lemak dan protein. Kilomikron dan VLDL
terutama terdiri dari trigliserida, LDL sebagian besar terdiri dari kolesterol sedangkan HDL sebagian besar terdiri dari protein. LDL sering disebut kolesterol
jahat, karena membawa kolesterol dari hati ke darah, sehingga kalau LDL tinggi, banyak kolesterol yang dibawa ke darah, sedangkan HDL sebaliknya membawa
kolesterol dari darah ke hati. Pengaruh perlakuan pada kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL selama penelitian disajikan pada Tabel 10 dan
Lampiran 4. Kadar rata-rata kolesterol total serum semua kelinci pada awal pengujian
berkisar
39,85±2,05
mgdl kontrol negatif sampai
90,80±7,49
mgdl perlakuan simvastatin. Kadar rata-rata kolesterol total perlakuan kontrol positif mengalami
kenaikan setelah minggu ke 4 sampai minggu 12 yaitu dari 46,65 mgdl menjadi 572,40
±1,83
mgdl. Perlakuan Discodoris pada minggu ke 4 mengalami peningkatan, tetapi minggu ke 8 dan 12 mengalami penurunan yaitu 69,75 mgdl.
Perkembangan kolesterol total serum darah kelinci yang tertinggi selama pengamatan adalah untuk kontrol positif yang berkisar dari 60,05±7,42 mgdl
pada awal pengamatan minggu ke 0 dan meningkat menjadi 572,40±1,83 mgdl pada minggu ke 12. Pemberian bubuk Discodoris sp dan simvastatin dapat
menurunkan kolesterol total. Perlakuan pemberian bubuk lintah laut Discodoris sp mampu menekan peningkatan kolesterol pada akhir pengujian
dan secara statistik terlihat pengaruh yang nyata dari pemberian lintah laut dalam menurunkan kolesterol serum kelinci Gambar 14.
Kelinci yang diberi perlakuan Discodoris sp selama pengamatan tidak ada yang mengalami hiperkolesterolemia. Kadar kolesterol total berkisar antara
46,60±3,39 mgdl sampai 115,85±5,16 mgdl pada minggu ke 4, tetapi pada
minggu ke 8 dan 12 mengalami penurunan menjadi 69,75±1,90 mgdl. Penurunan kolesterol ini diduga disebabkan oleh beberapa hipotesis yang mungkin diajukan
diantaranya adalah: perangsangan ekskresi kolesterol ke dalam usus dan perangsangan
oksidasi kolesterol
menjadi asam-asam
empedu Aikawa Libby 2004.
Tabel 40 Rata-rata kadar kolestrol total, trigliserida, HDL dan LDL selama pengamatan mgdl
Perlakuan Waktu Minggu
0 4 8 12
K o
le ste
ro l To
tal mgdl
K. Negatif 39,85 ± 2,05
a
41,50 ± 0,00
a
30,50 ± 1,69
a
31,60 ± 0,00
a
K. Positif 60,05 ± 7,42
a
268,30 ± 0,00
c
324,40 ± 0,00
c
572,40 ± 1,83
c
Simvastatin 90,80 ± 7,49
b
48,75 ± 3,46
a
70,75 ± 10,39
b
38,15 ± 9,26
a
Discodoris 46,60 ± 3,39
a
115,85 ± 5,16
b
69,50 ± 8,62
b
69,75 ± 1,90
b
Trig li
se dri
d a
mgdl K. Negatif
41,85 ± 11,24
a
44,25 ±2,76
b
34,60±0,00
a
33,90±2,26
a
K. Positif 47,65 ±6,85
a
102,87 ± 2,51
c
158,60±2,97
b
210,35±14,35
c
Simvastatin 52,85 ±
1,48
a
18,35±1,20
a
32,70±2,68
a
100,00±4,53
b
Discodoris 37,77 ± 1,07
a
46,20±0,00
b
32,70±2,68
a
40,87± 6,72
a
H D
L m
g dl
K. Negatif 28,60 ± 2,96
a
49,43 ± 9,09
a
64,00 ± 5,93
a
64,30 ±
12,05
b
K. Positif 26,15 ± 3,32
a
42,60 ± 2,82
a
58,90 ± 2,82
a
18,95 ± 11,24
a
Simvastatin 27,80 ±
0,28
a
59,85 ± 4,73
a
53,90 ± 28,28
a
62,50 ±
0,00
b
Discodoris 20,10 ± 4,48
a
59,45 ± 1,91
a
101,87 ± 7,25
a
103,23 ±
15,22
c
LDL mgdl K. Negatif
44,70 ± 4,67
a
15,27 ± 5,10
a
19,75 ± 0,63
a
45,35 ± 7,00
a
K. Positif 68,45 ± 19,72
a
175,80 ± 22,76
c
236,60 ± 39,45
b
435,20 ±
98,99
b
Simvastatin 70,67 ± 12,73
a
77,15 ± 14,63
b
37,10 ± 4,67
a
82,40 ± 8,42
a
Discodoris 79,70 ± 7,13
a
31,15 ± 9,68
ab
20,50 ± 0,28
a
17,50 ± 3,53
a
Angka yang diikuti huruf berbeda nyata menurut Tukey α=0,05
Penurunan kadar kolesterol pada perlakuan simvastatin disebabkan oleh terjadinya hambatan pada kerja enzim HMG-KoA reduktase, sehingga biosintesis
kolesterol dalam hati terhambat Keidar et al. 1994 dan Matsunaga et al. 1994, Libby Aikawa 2003, Larosa Brooklyn 2002. Hasil penelitian Usman 2000
menunjukkan bahwa ekstrak kayu gabus mempunyai potensi sebagai anti hiperkolesterolemia pada tikus jantan strain Wistar selama 28 hari.
Mekanisme penurunan kolesterol karena meningkatnya kolesterol yang keluar melalui feses, yang diduga karena adanya alkaloid dan karbohidrat yang
larut air. Peningkatan ekskresi kolesterol dalam feses menyebabkan meningkatnya sintesis asam empedu hepatik mengakibatkan simpanan kolesterol di hati
menurun. Aktivitas sintesis kolesterol yang tinggi menghabiskan cadangan kolesterol dalam hati, sehingga memerlukan sintesis kolesterol di hati yang lebih
tinggi Machfouz Kummerow 2000, dengan demikian kolesterol dalam serum dapat direduksi. Uji kimia pada penelitian ini juga terdeteksi adanya alkaloid dan
karbohidrat yang berpotensi sebagai penurun kolesterol
Gambar 14 Kadar kolesterol total rata-rata serum kelinci selama 12 minggu untuk perlakuan kontrol negatif , kontrol positif
, simvastatin dan Discodoris
Dilaporkan pula oleh Rachmadani 2001 bahwa ekstrak daun jati belanda berpotensi menurunkan kolesterol secara bermakna pada tikus hiperlipidemia.
Senyawa yang terdapat pada daun jati belanda berupa tanin dan triterpenoid yang diduga banyak berperan sebagai antioksidan dan dalam sintesis hormon steroid.
Hasil penelitian Azima 2004 menunjukkan bahwa ekstrak kayu manis berpotensi sebagai anti hiperkolesterolemia pada kelinci new zealand white
selama 12 minggu. Mekanisme penurunan kolesterol diduga karena adanya senyawa komponen kimia yang terdiri dari tanin, flavonoid, terpenoid, alkaloid
dan saponin yang berperan sebagai antioksidan. Hal ini berkaitan dengan kemampuannya sebagai penangkal radikal bebas dan radikal peroksi sehingga
efektif dalam menghambat oksidasi, terutama pada senyawa lipida. Demikian juga dengan serbuk lintah laut yang mengandung komponen bioaktif. Komponen
bioaktif yang terdapat pada lintah laut adalah; alkaloid, steroid, saponin, asam amino bebas, karbohidrat dan fenol.
Selain itu diketahui juga melalui hasil penelitian Witjaksono 2005 bahwa lintah laut pada fraksi nonpolar mengandung beberapa jenis asam lemak tidak
jenuh majemuk yang diduga dapat menurunkan kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan HDL sebagaimana yang dilaporkan oleh Raghu dan
Venkatesan 2008 yang menyatakan bahwa suplemen minyak ikan omega 3 yang diberikan selama 2 minggu sebanyak 1ghari dapat menurunkan kolesterol,
trigliserida, LDL, VLDL dan meningkatkan HDL. Kandungan asam lemak dan omega 3 yang terdapat pada lintah laut kering
terdiri dari asam palmitat 13,7, asam palmitoleat 14,7, asam stearat 16,2, brasikasterol 26,5, dihidrobrasikasterol 26,9, kolesterol 26,1, asam miristat
11,73, asam oleat 15,96 Witjaksono 2005. Kelompok sterol dari lintah laut ini lebih dari 50. Sterol merupakan alkohol berbobot molekul tinggi yang
terdapat pada fraksi tidak tersabunkan dari minyak dan lemak pada jaringan hewan dan tanaman. Hasil penelitian Marliyati 2005 menunjukkan bahwa sterol
lembaga gandum terbukti dapat mencegah peningkatan kadar kolesterol darah kelinci.
Menurut The National Heart, Lung, and Blood Institute Amerika Serikat kadar kolesterol manusia dibawah 200 mgdl masih dianggap baik, cukup dicek
setiap lima tahun. Tapi kalau kadarnya berkisar 200-239 mgdl, maka harus berdiet dan memeriksa kadar kolesterol setiap tahun. Kalau sampai diatas 240
mgdl orang tersebut berisiko penyakit jantung Permanasari 2007. Kadar kolesterol normal darah kelinci berkisar antara 40-80 mgdl kolesterol
total, 10-40 mgdl untuk LDL dan 60-110 mgdl untuk trigliserida Momuat 2001. Berdasarkan standar ini, maka perlakuan kontrol negatif, Simvastatin dan
Discodoris selama pengamatan nilainya masih dalam kondisi normal. Sebaliknya
kontrol positif dari minggu ke 4 sampai minggu ke 12 sudah mengalami hiperkolesterolemik.
Penyakit kardiovaskular bukan semata masalah negara maju. Sekitar 80 dari kematian akibat kardiovaskular justru terjadi di negara berpendapatan
menengah ke bawah. Pada tahun 2010 penyakit kardiovaskular diperkirakan akan
menjadi penyebab kematian pertama di negara-negara berkembang, menggantikan kematian akibat infeksi. Penyakit kardiovaskular tidak membedakan pria, wanita,
batas geografis dan sosioekonomis, telah menjadi epidemi global Anonimous 2005. Discodoris sp dapat mencegah penyakit jantung koroner diduga melalui
proses pencegahan atau penghambatan faktor-faktor predisposisi dari aterosklerosis.
Tabel 10 menunjukkan bahwa kadar trigliserida serum kelinci pada awal penelitian berkisar 37,77±1,07 mgdl sampai 56,67±16,35 mgdl dan secara
statistik tidak berbeda untuk masing-masing perlakuan. Kadar trigliserida kontrol positif mengalami peningkatan dari minggu keempat sampai minggu ke 12 yaitu
102,87±2,51 mgdl sampai 223,63±25,15 mgdl. Kontrol negatif, Simvastatin dan Discodoris
dari awal pengamatan sampai minggu ke 12, relatif tidak mengalami perubahan seperti terlihat pada Tabel 11. Untuk lebih jelasnya perkembangan nilai
rata-rata trigliserida serum kelinci dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15 Kadar rata-rata trigliserida serum kelinci selama 12 minggu untuk perlakuan kontrol negatif , kontrol positif
, simvastatin dan Discodoris
Perlakuan Simvastatin dan Discodoris sp dapat menekan peningkatan kadar trigliserida jika dibandingkan dengan kontrol positif. Simvastatin dan Discodoris
dapat menurunkan absorpsi lemak di usus sehingga kadar trigliserida darah bisa setara secara signifikan dengan kontrol negatif. Kadar trigliserida dipengaruhi
oleh jumlah lemak dan energi yang dikonsumsi. Jika terjadi kelebihan energi, sebagian energi tersebut akan diubah menjadi trigliserida dan selanjutnya
disimpan menjadi lemak tubuh dalam jaringan adiposa. Kondisi hipertrigliserida
a a
a a
a c
b b
a a
b
a a
c
b a
disebabkan oleh konsumsi lemak yang tinggi Marinetti 1990. Dalam penelitian ini untuk kontrol positif yang ditambah kolesterol dan pakan standar, telah
mengalami kadar trigliserida yang tinggi 210,35 mgdl. Standar yang ideal pada manusia adalah 10-160 mgdl Nutracare 2008. Standar trigliserida normal untuk
kelinci adalah 60-110 mgdl. Kadar HDL awal serum kelinci berkisar 20,10±4,48 mgdl sampai
28,60±2,96 mgdl dan terjadi peningkatan pada akhir penelitian, terutama untuk perlakuan Discodoris. Perlakuan Discodoris dapat meningkatan kadar HDL,
namun peningkatan yang signikan terjadi pada minggu ke 12. Pada minggu 0, 4, dan 8 kadar HDL rata-rata semua perlakuan tidak berbeda nyata pada
α=0,05. Khusus untuk perlakuan kontrol positif pada minggu ke 12 kadar HDLnya yang
terendah yaitu 18,95 mgdl. Menurut Sormin 2006 risiko terjadinya penyakit jantung koroner 6 kali lebih tinggi pada pasien manusia dengan kadar HDL
kurang dari 35 mgdl. The National Cholesterol Education Programe NCEP Adult Treatment
Panel III ATP III menetapkan kadar kolesterol HDL minimum 40 mgdl untuk
pria dan 50 mgdl untuk wanita sebagai sasaran terapi dan perlu mendapatkan intervensi. Peranan HDL sebagai reverse cholesterol transport RCT yang dapat
meningkatkan efluks kelebihan kolesterol dari jaringan periper dan mengembalikan ke hati untuk diekskresikan melalui empedu Sormin 2006.
Peran protektif kolesterol HDL dalam pencegahan terjadinya aterosklerosis, membuktikan bahwa peningkatan HDL akan menurunkan angka kematian karena
PJK. HDL dengan bantuan beberapa enzim paraoxonase PON-1, platelet activating factoracethylhydrolase
PAF-AH dan lecitin cholesterol acyltransferase
LCAT, masing-masing atau bersama-sama mengubah partikel LDL menjadi pecahan yang tidak bersifat aterogenik. Reaksi ini terjadi karena
adanya pengaruh HDL mencegah reaksi oksidasi LDL yang berperan sebagai reaksi transpor balik reverse tranport yang mengangkut partikel lipoprotein ke
dalam hati kembali dan selanjutnya sebagian lemak diolah menjadi asam empedu dan dikeluarkan bersama feses Abdurahman 2003. Perkembangan nilai HDL
pada serum kelinci selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16 Rata-rata kadar HDL selama 12 minggu untuk perlakuan kontrol negatif , kontrol positif
, simvastatin dan Discodoris
Kolesterol tidak larut dalam air, untuk dapat ditransportasikan dalam tubuh, ia harus berikatan dengan protein yang disebut lipoprotein yang terdiri atas
kilomikron, LDL, VLDL, HDL, dan IDL. Fungsi utama dari LDL adalah untuk tranportasi kolesterol dari hati ke jaringan.
Rata-rata LDL kelinci sebelum perlakuan berkisar 44,70±4,67 mgdl sampai 79,70±7,13 mgdl. Kadar LDL perlakuan Discodoris selanjutnya pada minggu
keempat sampai minggu ke 12 mengalami penurunan. Secara statistik selama pengamatan hanya kontrol positif yang berbeda secara signifikan seperti terlihat
pada Tabel 10 dan Gambar 17. Pada minggu ke 12 perlakuan kontrol positif mempunyai nilai rata-rata LDL
tertinggi yaitu 435,20±98,99 mgdl. Kadar LDL normal untuk kelinci adalah 10-
40 mgdl Momuat 2001. Kadar kolesterol yang tinggi perlu diwaspadai karena merupakan cikal bakal
proses penyumbatan pembuluh darah, terlebih lagi bila yang meninggi adalah kadar kolesterol LDL, yang dikenal sebagai lemak jahat. Jadi LDL memang
berbahaya, tetapi VLDL lebih berbahaya dan LDL teroksidasi adalah yang sangat berbahaya karena dialah yang memacu berbagai mekanisme terbentuknya ateroma
pembuluh darah. Proses oksidasi LDL secara normal dihambat oleh sistem yang ada dalam tubuh. Namun bila sistem antioksidan tubuh tidak memadai proses
oksidasi LDL akan terus berjalan. Cukup tidaknya sistem antioksidan tubuh
seseorang untuk menangkal proses tersebut dapat dilihat dari pemeriksaan status antioksidan total danatau kadar SOD dan GPx Harmanto 2005.
Gambar 17 Rata-rata LDL per bulan selama 12 minggu untuk perlakuan kontrol negatif , kontrol positif
, simvastatin dan Discodoris
Penurunan kadar kolesterol total dan LDL pada serum darah kelinci yang diberi perlakuan Discodoris sp dapat diakibatkan oleh adanya kandungan alkaloid,
saponin, steroid, asam amino bebas, karbohidrat dan fenol pada tepung lintah laut. Hasil penelitian King 2002 menunjukkan bahwa saponin pada kedelai dapat
menurunkan LDL plasma secara signifikan, demikian juga dengan saponin dari Quillaja yang mampu mencegah hiperkolesterolemia pada tikus yang diberi
kolesterol. Jenis-jenis asam amino yang terdapat pada lintah laut disajikan pada Tabel
11, yang didominasi oleh asam glutamat yaitu 2,192 untuk daging dan 2,144 untuk jeroan. Selain asam glutamat yang nilainya lebih dari 1 adalah asam
amino prolin, leusin dan lisin, sedangkan asam amino lain nilainya kurang dari 1 Nurjanah et al. 2009. Kemungkinan asam amino yang terdapat pada lintah
laut berperan sebagai antioksidan dan antikolesterol. Asam glutamat adalah asam amino non esensial yang dapat disintesis dari
gugus amida pada molekul glutamin yang diubah menjadi karboksilat melalui proses hidrolis asam atau basa. Asam glutamat bermanfaat untuk menahan
konsumsi alkohol berlebih, mempercepat penyembuhan luka pada usus, meningkatkan kesehatan mental dan meredam depresi Linder 1992.
Tabel 51 Asam amino yang terdapat pada lintah laut No
Jenis asam amino Hasil
daging Jeroan 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 Asam aspartat
Asam glutamat Serin
Glisin Histidin
Arginin Treonin
Alanin Prolin
Tirosin Valin
Metionin Sistein
Isoleusin Leusin
Fenilalanin Lisin
Taurin 0,910
2,192 0,553
0,222 0,354
0,461
,523 0,378
1,176 0,501
0,809 0,277
0,136 0,428
1,418 0,357
1,395 2,000
0,957 2,144
0,614 0,260
0,352 0,517
0,565 0,439
1,191 0,479
0,831 0,254
0,164 0,339
1,673 0,456
1,223 2,000
Sumber: Nurjanah et al 2009
Asam amino leusin dan lisin termasuk asam amino esensial. Leusin dapat memacu fungsi otak, menambah tingkat energi otot, membantu menurunkan kadar
gula darah yang berlebihan, membantu penyembuhan tulang, jaringan otot dan kulit terutama penyembuhan luka setelah operasi dan menjaga sistem imun
Edison 2009. Lisin berfungsi sebagai bahan dasar antibodi darah, memperkuat sistem
sirkulasi, mempertahankan pertumbuhan sel-sel normal bersama prolin dan vitamin C akan membentuk jaringan kolagen, menurunkan kadar trigliserida darah
yang berlebih Harli 2008. Lisin juga berperan penting produksi karnitin yang sangat penting mengoksidasi asam lemak Edison 2009.
Taurin merupakan asam amino bebas terbanyak dalam jaringan otot jantung dan otak Nurachman 2004. Taurin mengandung gugus amino, tapi tidak
memiliki gugus karboksil yang diperlukan untuk membentuk ikatan peptida sehingga tidak berfungsi sebagai pembangun struktur protein. Dapat disintesis
dari asam amino metionin atau sitein dan piridoksin Vitamin B6, dibentuk dalam hati yang diikuti dengan reaksi oksidasi dari dekarboksilasi asam amino sistein
Marsh dan May 2009. Taurin memiliki dua peran dalam metabolisme yaitu sebagai penghambat neurotransmiter dan sebagai bagian dari pengemulsi asam
empedu. Secara medis taurin dipakai untuk menangani kasus gagal jantung, diabetes, epilepsi dan beberapa kondisi lain Nurachman 2004.
Taurin mempunyai beberapa manfaat yaitu mencegah diabetes, mencegah kerusakan hati akibat alkohol dan penyembuhan pada masalah penglihatan.
Taurin juga dapat menurunkan kadar kolesterol darah, menormalkan tekanan darah dan melawan penyakit hati Okuzumi dan Fujii 2000. Taurin ini juga
berfungsi sebagai peredam reaktif oksigen spesies ROS dan reaktif nitrogen spesies Fang et al. 2002
.
Selain komponen tersebut, lintah laut juga mengandung beberapa mineral penting yang juga dapat berfungsi sebagai antioksidan dan kofaktor enzim
diantaranya adalah; magnesium 110,95 ppm daging dan 112,4 ppm jeroan; mangan 6,93 ppm daging dan 7,25 ppm jeroan; seng 7,52 ppm daging dan
4,35 ppm jeroan serta kalsium 179,98 ppm daging dan 187,98 ppm jeroan, selenium 2,45 ppm daging dan 2,05 untuk jeroan Nurjanah et al. 2009.
Mineral seng Zn, selenium Se, mangan Mn inilah yang juga berfungsi sebagai antioksidan Setright 1993.
2 Pengaruh lintah laut terhadap SGOT dan SGPT
Tes laboratorium digunakan untuk memastikan diagnosis serta untuk memantau penyakit dan pengobatan. Tes fungsi hati yang umum adalah AST
aspartate transaminase yang disebut sebagai SGOT, dan ALT alanine transaminase
. Jika terjadi peradangankerusakan pada sel hati nilai kedua enzim ini akan meningkat. SGPT lebih spesifik terhadap kerusakan sel hati dibanding
SGOT. Peningkatan nilai SGOT dan SGPT sampai dua kali angka normal merupakan hal yang biasa, namun harus diwaspadai Spritia, 2001.
Nilai SGPT dianggap normal adalah 0-35 Ul optimal 24 Ul untuk manusia. Peningkatan nilai SGPT 50 kali dari normal menandakan rendahnya aliran darah
pada hati, hepatitits, atau kerusakan sel hati yang disebabkan oleh obatsenyawa kimia seperti CCl
4
karbontetraklorida. Peningkatan SGPT ringan sampai sedang dapat disebabkan oleh adanya hepatitis, sirosis, kanker pada hati dan alkohol.
Terkadang pada sirosis peningkatan nilai SGPT 2-4 kali kadar normal. Hasil
pengukuran SGOT-SGPT pada kelinci setelah mendapat perlakuan selama 12 minggu dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 62 Kadar SGOT-SGPT kelinci setelah mendapat perlakuan selama 12
minggu.
A ngka yang diikuti huruf berbeda nyata menurut Tukey α=0,05
SGOT banyak dijumpai pada organ jantung, hati, otot rangka, pankreas, paru-paru, sel darah merah dan sel otak. Saat organ tersebut mengalami
kerusakan, maka SGOT akan dilepaskan kedalam darah dan nilainya akan tinggi sesuai dengan tingkat keparahan kerusakan sel tersebut. Nilai normal SGOT pada
manusia berkisar 3-45 Ul. Peningkatan nilai SGOT dapat terjadi karena adanya hepatitis C.
Nilai SGOT dan SGPT hanya diukur pada akhir masa penelitian. Tujuan pengukuran parameter ini adalah untuk mengetahui dampak negatif dari perlakuan
Discodoris sp dan obat Simvastatin. Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai SGOT
berbeda secara signifikan untuk perlakuan simvastatin. Dengan kata lain pemberian Discodoris tidak mempengaruhi kerja hati. Demikian juga dengan nilai
SGPT. Tingginya nilai SGOT-SGPT pada perlakuan Simvastatin dan SGPT pada
kontrol positif terjadi karena pengaruh radikal bebas dan efek toksik dari obat yang menyebabkan sel mengalami kematian nekrosis seperti terlihat pada Tabel
13. SGOT-SGPT hanya menggambarkan tingkat kerusakan sel hati, kedua
enzim ini tidak dapat menggambarkan tingkat kemampuan sel hati untuk meregenerasi diri. Dalam kondisi normal sel-sel tubuh memiliki kemampuan
regenerasi, jika mereka akan menggantikannya dengan sel-sel baru. Kemampuan regenerasi inilah yang akan mengimbangi kerusakan sel. Bisa saja nilai SGOT-
Perlakuan Minggu ke-12 Ul
SGOT SGPT
K. Negatif 43,50 ± 3,53
a
33,00 ± 1,41
a
K. Positif 56,50 ± 7,77
a
85,50 ± 10,60
b
Simvastatin 92,67 ± 4,93
b
93,33 ± 6,03
b
Discodoris 44,00 ± 2,82
a
45,00 ± 1,41
a
SGPT mengalami kenaikan hingga di atas normal, tapi sesungguhnya sel hati tidak dalam kondisi sakit, karena sel yang telah mati diganti oleh sel yang baru
4.6.3 Pengaruh lintah laut terhadap sel hati