Komposisi Lintah Laut dan Residu Logam Berat Rendemen Ekstrak Kasar Lintah Laut Kering

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Komposisi Lintah Laut dan Residu Logam Berat

Hasil analisis proksimat bubuk kering dari lintah laut utuh adalah sebagai berikut: protein 49,60, lemak 4,58, abu 11,74, abu tidak larut asam 1,90, air 15,25, karbohidrat 18,83 dan serat kasar 0,45. Pengukuran residu cemaran logam berat Hg raksa, timbal Pb dan kadmium Cd tidak terdeteksi, dengan demikian lintah laut yang diambil dari perairan pantai Pulau Buton dapat dinyatakan aman dari cemaran logam berat tersebut. Lintah laut kering dengan kadar protein, lemak dan abu yang cukup tinggi ini akan memberikan sumbangan dalam peningkatan protein dan mineral pada pakan kelinci dengan perlakuan Discodoris sp sebanyak 4 dari pakan yang diberikan. Lintah laut yang digunakan berasal dari perairan Pulau Buton dengan ukuran panjang dalam keadaan segar berkisar 3-5 cm dan panjang usus berkisar 14-20 cm. Lemak yang terdapat pada lintah laut juga cukup tinggi yaitu 4,58. Berdasarkan hasil penelitian Witjaksono 2005, fraksi nonpolar lemak terdiri dari fenol, sterol, asam lemak jenuh, dan asam lemak tak jenuh majemuk. Komponen ini juga akan berpengaruh terhadap komposisi pakan kelinci yang mendapat perlakuan Discodoris sp.

4.2 Rendemen Ekstrak Kasar Lintah Laut Kering

Rendemen ekstrak kasar lintah laut kering yang terbesar adalah ekstrak metanol yaitu 5,12 untuk contoh utuh dan 4,51 untuk contoh tanpa jeroan. Rendemen ekstrak kasar lintah laut kering bersifat polar. Untuk lebih jelasnya hasil rendemen ekstrak kasar lintah laut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Rendemen ekstrak kasar lintah laut kering Jenis bahan Pelarut Kloroform Etil asetat Metanol Contoh utuh 2,27 1,01 5,12 Tanpa jeroan 0,74 0,38 4,51 Ekstrak terbanyak diperoleh dari pelarut polar, yaitu metanol sebesar 5,12 untuk contoh utuh dan 4,51 untuk contoh tanpa jeroan sedang yang paling kecil adalah ekstrak etil asetat sebesar 1,01 contoh utuh dan 0,38 untuk contoh tanpa jeroan. Tabel 6 membuktikan bahwa lintah laut kering mengandung berbagai senyawa dengan tingkat kepolaran yang berbeda-beda. Ekstrak metanol memiliki jumlah terbanyak karena pelarut metanol memiliki nilai konstanta dielektrik tinggi dibandingkan dengan pelarut lainnya kecuali air, sehingga dapat membuka dinding sel yang mengakibatkan hampir semua senyawa tertarik keluar dari dalam sel. Selain itu pelarut metanol mampu mengekstrak senyawa organik, sebagian lemak serta tanin Heath dan Reineccius 1987.

4.3 Kelompok Komponen Kimia Lintah Laut