Aktivitas Antioksidan Metode NBT

Tabel 8 menunjukkan bahwa pelarut polar metanol mempunyai nilai aktivitas antioksidan yang tertinggi. Selain jenis pelarut dalam mengekstrak komponen bioaktif dari lintah laut, baik rendemen maupun aktivitas antioksidan juga dipengaruhi oleh bagian yang diekstrak. Contoh yang diekstrak secara utuh mantel dan jeroan memiliki rendemen dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi. Tingginya aktivitas antioksidan pada contoh utuh diduga disebabkan pada jaringan yang mempunyai aktivitas metabolisme yang lebih tinggi, aktivitas enzim antioksidan juga tinggi seperti pada hati dan insang lebih tinggi dibanding jaringan otot ikan Ansaldo et al. 2000, kelenjar pencernaan dibanding dinding tubuh pada polychaeta, atau insang dibanding mantel pada cephalopoda Zielenki dan Portner 2000 yang disitir dari Heise et al. 2003.

4.5 Aktivitas Antioksidan Metode NBT

Aktivitas antioksidan dengan metode NBT menunjukkan bahwa ekstrak kasar lintah laut Discodoris sp kering mempunyai nilai tertinggi pada pelarut polar metanol yaitu dengan kisaran 69,73-89,44. Untuk pelarut semipolar etilasetat aktivitas antioksidannya berkisar 43,02-54,23 dan yang terendah adalah pada pelarut nonpolar kloroform yaitu berkisar 15,24-40,64. Data analisis aktivitas antioksidan dari berbagai pelarut terhadap bubuk lintah laut kering dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Rendemen ekstrak kasar dan aktivitas antioksidan lintah laut kering Pelarut Jenis bahan Kloroform Etil asetat Metanol rendemen aktivitas rendemen aktivitas rendemen aktivitas Contoh utuh 2,27 15,24 1,01 54,23 5,12 89,44 Tanpa jeroan 0,74 40,64 0,38 43,02 4,51 69,73 Tabel 9 menunjukkan bahwa pelarut polar metanol mempunyai nilai rendemen dan aktivitas antioksidan yang tertinggi. Selain jenis pelarut dalam mengekstrak komponen bioaktif dari lintah laut, baik rendemen maupun aktivitas antioksidan juga dipengaruhi oleh bagian yang diekstrak. Pada contoh yang diekstrak secara utuh mantel dan jeroan memiliki rendemen dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi. Rendemen contoh utuh yang terbesar adalah 5,12, contoh tanpa jeroan 4,51. Aktivitas antioksidan contoh utuh berkisar 85,92- 92,96 dan contoh tanpa jeroan memilki aktivitas antioksidan yang lebih rendah berkisar 69,04-70,43. Tingginya aktivitas antioksidan pada contoh utuh diduga disebabkan, pada jaringan yang mempunyai aktivitas metabolisme yang lebih tinggi, aktivitas enzim antioksidan juga tinggi seperti pada hati dan insang lebih tinggi dibanding jaringan otot ikan Ansaldo et al. 2000, kelenjar pencernaan dibanding dinding tubuh pada polychaeta, atau insang dibanding mantel pada cephalopoda Zielenki dan Portner 2000 yang disitir dari Heise et al. 2003. Tingginya antioksidan pada fraksi larut air polar ini sesuai dengan kebutuhan hidup dari biota perairan untuk pertahanan dirinya terhadap radikal bebas. Semua organisme, termasuk invertebrata laut memiliki sistem pertahanan antioksidan untuk menghadapi reaktif oksigen spesies ROS baik secara enzimatik maupun non enzimatik. Contoh enzimatis adalah katalase CAT dan glutation peroksidase GPx yang mengkonversi H 2 O 2 menjadi tidak reaktif, superoksida dismutase SOD merusak super anion O 2 -, glutation S transferase GST mengkonjugasi lipid hidroperoksidase dengan glutation. Contoh non enzimatik terdapat pada selaput lendir telur cocoon Polychaeta, tetapi pada juvenil dan dewasa yang berfungsi adalah yang enzimatik Rosa et al. 2005. Hasil penelitian Rosa et al. 2005 menunjukkan bahwa cacing yang terpapar H 2 O 2 selama 10 hari mengalami peningkatan glutation S tranferase dan lipid peroksidase serta kerusakan DNA. Katalase dan SOD tinggi pada bagian posterior, bagian tengah sedang dan bagian anterior rendah. Sedangkan glutation peroksidase tinggi pada bagian tengah, glutation S transferase tinggi pada bagian anterior bagian tengah dan posterior rendah. Hasil penelitian Rosa et al. 2005 membuktikan bahwa selaput lendir cacing memiliki aktivitas katalase 12,71 umg protein, sedang badan hanya 2,44 u CATmg protein, laju perusakan H 2 O 2 terhadap selaput lendir lebih tinggi dibanding kontrol dan polychaeta. Hal ini membuktikan bahwa bagian larut air yang banyak lendirnya pada penelitian ini juga diketahui mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih tinggi. Pada selaput lendir contoh yang diuji oleh Rosa et al. 2005 ditemukan mikroorganisme berbentuk batang dengan ukuran 2 um, lebar 0,5-1,0 um, mempunyai endospora dan termasuk tipe kelompok Bacillus. Rendemen dari ekstrak kasar yang tertinggi terdapat pada pelarut yang polar metanol. Warna ekstrak kasar untuk semua pelarut berwarna hijau kehitaman dengan bentuk pasta lembab untuk fraksi metanol dan pasta kering untuk fraksi lainnya hexan, kloroform, etilasetat. Beberapa jenis Polychaeta yang kontak dengan sedimen setiap hari terpapar kondisi stres yaitu tekanan oksigen, H 2 O 2 , dan sulfit, sebagai contoh Heteromastus filiformis mempunyai SOD yang tinggi pada bagian posterior yang memiliki adaptasi parapoda untuk perubahan tekanan oksigen yang tinggi sehingga bagian ini akan menderita stres oksidatif Abele and Puntarulo 2004. Terukurnya antioksidan pada fraksi larut air polar ini sesuai dengan kebutuhan hidup dari biota perairan untuk pertahanan dirinya terhadap radikal bebas. Semua organisme, termasuk invertebrata laut memiliki sistem pertahanan antioksidan untuk menghadapi reaktif oksigen spesies ROS baik secara enzimatik maupun non enzimatik. Katalase dan SOD tinggi pada bagian posterior, bagian tengah sedang dan bagian anterior rendah. Sedangkan glutation peroksidase tinggi pada bagian tengah, glutation S transferase tinggi pada bagian anterior bagian tengah dan posterior rendah. Rendemen dari ekstrak kasar yang tertinggi terdapat pada pelarut yang polar metanol. Warna ekstrak kasar untuk semua pelarut berwarna hijau kehitaman dengan bentuk pasta lembab untuk fraksi metanol dan pasta kering untuk fraksi lainnya heksana, kloroform, etilasetat. Secara empiris masyarakat Bajo dan Madura mengkonsumsi lintah laut secara utuh baik dibakar sate maupun direbus. Demikian juga dengan masyarakat Madura di pantai Pamekasan yang sudah memanfaatkan lintah laut sebagai obat kuat dan air rebusan sebagai obatjamu. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak kasar lintah laut kering mempunyai aktivitas antioksidan yang rendah jika dibandingkan dengan BHT dengan IC 50 sebesar 781,23 ppm dengan rendemen 5,12, sedangkan untuk BHT diperoleh IC 50 sebesar 14,00 ppm. Komponen yang mungkin berperan sebagai antioksidan adalah alkaloid, saponin dan asam amino. Komponen steroidterpenoid lebih berperan sebagai antikolesterol.

4.6 Hasil Uji In-vivo pada Kelinci