sehingga ibu tersebut berniat kecenderungan bertindak untuk melakukan 3M agar anaknya tidak terserang demam berdarah. Ibu ini mempunyai sikap tertentu
berniat melakukan 3M terhadap objek tertentu yakni penyakit demam berdarah. Selain itu sikap juga mempunyai tingkatan-tingkatan antara lain:
1. Menerima receiving
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan objek.
2. Menanggapi responding
Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
3. Menghargai valuing
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain,
bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.
4. Bertanggung jawab responsible
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu
berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya orang lain.
2.1.5 Persepsi dan Perilaku Kesehatan
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkannya
Universitas Sumatera Utara
Notoatmodjo, 2010. Persepsi adalah memberikan makna kepada stimulus inderawi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan,
pendengaran, penciuman dan sebagainya Fitriani, 2011. Persepsi seseorang terhadap suatu hal akan mempengaruhi tingkah laku
seorang individu. Berarti tingkah laku seseorang selalu didasarkan atas makna sebagai hasil persepsi terhadap lingkungan dia hidup. Hal yang dilakukan dan
tidak dilakukan dengan alasan banyak hal, selalu didasarkan pada batasan- batasan menurut pendapatnya sendiri secara selektif. Persepsi ini meliputi semua proses
yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai lingkungannya melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasaan. Oleh karena itu
setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama seperti dalam mempersepsikan penyakit dalam masyarakat. Sebagai contoh perilaku
merokok dalam masyarakat, sebagian orang mempersepsikan perilaku merokok sebagai penyakit dan kebiasaan yang buruk, namun bagi sebagian lagi perilaku
merokok itu merupakan hal yang biasa dan wajar-wajar saja. Sebagaimana persepsi merupakan proses pengamatan, maka hal- hal yang
dapat diamati tersebut disebut objek persepsi. Objek persepsi dibedakan dalam dua bentuk yaitu:
1. Manusia, termasuk juga kehidupan sosial manusia, nilai- nilai kultural, dan
hal lain, yang disebut dengan istilah persepsi interpersonal. 2.
Benda- benda mati dan makhluk hidup selain manusia. Menurut Notoatmodjo 2005 ada dua faktor yang memengaruhi persepsi,
yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang
Universitas Sumatera Utara
melekat pada objeknya, dan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.
1. Faktor eksternal
a. Kontras
Merupakan cara termudah untuk menarik perhatian baik kontras warna, ukuran, bentuk, dan gerakan. Contohnya adalah iklan rokok
yang dibuat oleh perusahaan rokok dengan menggunakan papan iklan yang besar sehingga tampak lebih menarik perhatian daripada yang
kecil dan polos. Perusahaan rokok juga selalu berusaha menampilkan iklan yang menarik untuk menarik perhatian kaum muda.
b. Perubahan intensitas
Merupakan cara untuk menarik perhatian seperti perubahan suara yang tiba-tiba keras atau perubahan cahaya yang tiba-tiba menyilaukan.
c. Pengulangan
Proses ini membuat stimulus yang pada awalnya tidak masuk dalam rentang perhatian, menjadi perhatian bagi orang.
d. Sesuatu yang baru
Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian daripada sesuatu yang telah diketahui. Contohnya, cara terapi kesehatan yang
baru dan berbeda dibandingkan terapi biasa akan segera menarik perhatian orang.
e. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak
Universitas Sumatera Utara
Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian orang lain juga. Contohnya, ada suatu kurumunan orang di
suatu tempat akan membuat orang lain tertarik untuk ikut melihat apa yang dilihat oleh kurumunan orang tersebut.
2. Faktor internal
a. Pengalaman dan pengetahuan
Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang
diperoleh. Pengalaman masa lalu atau yang telah dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi. Contohnya, seorang
anak yang pernah disuntik oleh dokter dan merasa sakit, akan cenderung menangis dan menghindar dari dokter setiap bertemu
dokter. Hal ini karena pengalaman disuntiknya yang sakit sebelumnya. b.
Harapan Harapan terhadap sesuatu akan memengaruhi persepsi terhadap
stimulus. Contohnya, ketika seseorang membawa pasien gawat darurat ke rumah sakit dan dia melihat seseorang datang dengan jas putih,
maka dia akan langsung mengira bahwa orang berjas putih itu adalah dokternya. Bila orang tersebut bukan dokter, maka si pembawa pasien
akan merasa kecewa dan segera mencari dokter. c.
Kebutuhan Kebutuhan akan menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang
perhatian seseorang dan kebutuhan ini akan menyebabkan orang
Universitas Sumatera Utara
tersebut menginterpretasikan stimuls secara berbeda. Contohnya, jika seseorang memiliki uang yang lebih dari biasanya, maka dia akan
merasa bahwa uang tersebut banyak sekali. Namun, ketika kebutuhan yang akan dibeli memiliki harga yang jauh lebih besar, maka uang
yang awalnya dirasakan banyak itu akan terasa sedikit. d.
Motivasi Motivasi akan memengaruhi persepsi seseorang, sehingga persepsi
setiap orang itu akan berbeda tergantung kepada sekuat apa motivasi yang dimilikinya. Contohnya, seseorang yang termotivasi untuk
menjaga kesehatannya, maka dia akan menginterpretasikan rokok sebagai sesuatu yang negatif baginya.
e. Emosi
Emosi seseorang akan memengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang ada. Jika emosi seseorang baik, maka situasi di sekitarnya akan
terlihat baik dan jika emosi seseorang jelek, maka situasi di sekitarnya terlihat jelek juga. Contohnya, jika seseorang merasa takut dengan
operasi, maka setelah operasi dia akan merasa lebih sakit dibandingkan orang yang tidak merasa takut dengan operasi.
f. Budaya
Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda
dan cenderung menjadi lebih kritis. Namun, akan memersepsikan bahwa orang-orang di luar kelompoknya sama saja.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Skema Perilaku Kesehatan Notoatmodjo, 2010
2.2 Peran Karakteristik Individu Terhadap Perilaku Kesehatan