berpikir lebih kritis daripada perempuan, sehingga dapat memengaruhi persepsinya. Selain itu peneliti sendiri berpendapat bahwa perilaku merokok yang
dilakukan oleh perempuan akan dianggap sebagai sesuatu hal yang buruk dan sulit diterima di masyarakat. Hal ini sejalan dengan anggapan masyarakat saat
melakukan penelitian dan wawancara dimana perempuan yang merokok dianggap sebagai orang yang tidak baik atau jahat.
5.4 Hubungan Karakteristik Pendidikan Peserta JKN PBI dengan
Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan responden yang paling banyak adalah tamat SMPSMA yaitu sebanyak 71 orang dimana 53 responden
74,6 memiliki perilaku merokok dan 18 responden 25,4 lainnya tidak memiliki perilaku merokok. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi
square diperoleh nilai p =0,817 0,05. Berarti secara statistik dapat diartikan
bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan peserta JKN PBI dengan perilaku
merokok di wilayah kerja Puskesmas Belawan tahun 2015. Selain itu hasil analisis statistik yang dilakukan hanya terhadap jenis
kelamin laki- laki, didapatkan hasil bahwa memang tidak ada hubungan antara pendidikan peserta JKN PBI dengan perilaku merokok di wilayah kerja
Puskesmas Belawan tahun 2015. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan uji Exact Fisher dan diperoleh nilai p= 0,763 p 0,05.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mawaddah 2012 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kebiasaan
merokok keluarga miskin dengan nilai p= 1,000, dimana responden tamat
Universitas Sumatera Utara
SLTPSLTA merupakan pendidikan responden yang paling banyak yaitu sebanyak 49 responden 51,6. Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan dengan
hasil penelitian Siyoto 2013 dimana mayoritas pendidikan PBI adalah berpendidikan SMPSMU.
Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmodjo 2003, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup
terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Oleh sebab itu semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima
informasi dan semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Berdasarkan fakta di lapangan, peneliti mendapati bahwa mayoritas
responden memiliki pengetahuan yang baik tentang bahaya rokok. Namun hal ini sangat bertentangan dengan perilaku merokok responden yang juga tinggi.
Ketergantungan responden akan rokok tersebut merupakan jawaban mengapa banyak responden berpendidikan tinggi yang berperilaku merokok. Selain itu latar
belakang pendidikan responden yang sedang yaitu tamat SMPSMA mempunyai kecenderungan untuk mengabaikan kesehatan mereka.
5.5 Hubungan Karakteristik Pekerjaan Peserta JKN PBI dengan