dimana: P
x
= harga kecap untuk orang pertama, P
y
= harga kecap untuk orang kedua, I
1
= pendapatan orang pertama, I
2
= pendapatan orang kedua, MD
x
= permintaan total kecap di pasar. Fungsi permintaan adalah spesifikasi hubungan antara jumlah kecap yang
diminta dan variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan kecap tersebut. Secara sistematis:
Q = f P
kc,
P
im
, I 2.3 dimana Q adalah jumlah kecap yang diminta; P
kc
adalah harga kecap; P
im
adalah harga impor kecap sebagai barang pembanding substitusi; dan I adalah
pendapatan.
2.3.2. Fungsi Penawaran
Menurut Debertin 1986 dalam Ratri 2004, teori ekonomi produksi pertanian memfokuskan perhatiannya pada situasi pengambilan keputusan yang
dilakukan produsen komoditi pertanian yaitu menentukan berapa banyak produksi yang harus dihasilkan untuk memaksimumkan pendapatan usahatani, dalam hal
ini usaha tani kedelai sebagai bahan baku utama dalam proses produksi kecap. Produksi suatu komoditi Q dalam model agregat merupakan fungsi dari
modal K, tenaga kerja L, dan biaya tetap C. Q = f K, L, C 2.4
Jika produsen kecap diasumsikan rasional, maka fungsi keuntungan produksi kecap dapat dirumuskan sebagai berikut:
π = P
1
fK, L − vK − wL 2.5
dimana P
1
adalah harga kecap, vK adalah harga bahan baku yaitu kedelai, dan wL adalah upah pekerja. Untuk dapat memaksimumkan keuntungan maka syarat
pertama dan kedua harus terpenuhi, yaitu:
7 .
2 6
. 2
= −
= ∂
∂ =
− =
∂ ∂
w Pf
L v
Pf K
L K
π π
Berdasarkan fungsi di atas dapat diketahui peubah eksogen dan endogen, yaitu P
1
, K, L sebagai peubah eksogen dan Q sebagai peubah endogen. Sehingga fungsi penawaran kecap dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = f P
1
, v, w 2.8
2.3.3. Kerangka Pemikiran Konseptual
Subsektor industri pertanian agroindustri merupakan alternatif terbaik untuk dikembangkan karena sesuai dengan tujuan pembangunan nasional yaitu
industri yang kuat didukung oleh pertanian yang tangguh. Industri kecap merupakan salah satu industri yang dapat dikelompokkan ke dalam agroindustri
hilir. Sebagai salah satu industri yang berbasis pertanian dalam negeri, pengembangan industri kecap menjadi semakin penting untuk meningkatkan
permintaan kedelai dan mendorong perkembangan produksi kedelai yang selama bertahun-tahun mengalami penurunan. Meskipun kecap bukanlah merupakan
komoditas pangan pokok, namun kecap mampu memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan asupan gizi dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia, kecap merupakan bahan makanan yang paling banyak digunakan. Bahkan bagi sebagian kalangan, kecap dianggap menu wajib yang
harus selalu tersedia dalam hidangan sehari-hari. Perkembangan industri kecap tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan akan kecap. Namun, konsumsi
kecap yang semakin meningkat tersebut tidak hanya dipenuhi oleh produksi dalam negeri tetapi juga oleh impor. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya
produk kecap impor yang masuk ke pasaran Indonesia. Di sisi lain, perkembangan produksi kecap tidak hanya ditujukan untuk memenuhi konsumsi kecap dalam
negeri tetapi juga untuk ekspor. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui perkembangan industri kecap di Indonesia serta dapat ditentukan faktor-faktor apa
saja yang diduga berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran industri kecap di Indonesia. Alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3. Alur Kerangka Pemikiran Konseptual
2.4. Hipotesis