cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk tersebut. Pada tahun 1988 produksi kecap Indonesia sebesar 12,713 juta
kg dan meningkat pada tahun berikutnya. Kemudian turun kembali pada tahun 1993 menjadi sebesar 13,398 juta kg. Selama periode 1994-2001 produksi kecap
terus meningkat. Peningkatan produksi yang cukup drastis terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 158,871 juta kg atau meningkat sebesar 82,64 persen dari tahun
sebelumnya, yaitu sebesar 86,984 juta kg pada tahun 2000. Peningkatan produksi yang cukup tinggi pada tahun 2000 diduga sebagai akibat dari semakin banyaknya
investor yang masuk dalam industri kecap, khususnya investor asing, hingga tahun 2004 produksi kecap Indonesia mencapai 120,058 juta ton Lampiran 9..
Penggantian penggunaan jenis bahan baku pada industri kecap lebih banyak dipengaruhi oleh sisi supply bahan bakunya. Penyebab utamanya adalah
kurang diminatinya budidaya kedelai hitam oleh petani serta belum berkembangnya varietas-varietas baru yang diminati oleh petani kedelai yang
sesuai dengan penggunaannya pada industri kecap serta mampu mensubstitusi kedelai impor.
4.2.2. Produsen Kecap
Industri kecap merupakan salah satu industri yang dapat dijalankan dengan berbagai metode pengolahan baik secara tradisional maupun dengan
menggunakan teknologi yang modern. Secara umum, kecap dapat diproduksi dalam skala usaha kecil atau menengah bahkan rumah tangga. Perusahaan kecap
tersebar hampir di seluruh wilayah di Indonesia, baik di perkotaan maupun di
pedesaan, dengan skala usaha yang beragam mulai dari skala home industry hingga perusahaan dengan skala modal besar. Produsen di sektor industri kecap
dapat dibedakan menjadi empat macam. Pertama, grup bisnis besar berskala nasional dan multinasional. Kedua, perusahaan besar nasional. Ketiga, perusahaan
besar berskala regional di kota atau prorinsi tertentu. Keempat, perusahaan rumah tangga yang penyebarannya di wilayah yang lebih sempit lagi Anonim, 2007.
Berdasarkan data Capricorn Indonesia Consult CIC tahun 2000 dalam Morina 2004, hingga tahun 2000 terdapat sekitar 339 pabrik kecap dan
diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat. Total kapasitas produksi pada tahun yang sama mencapai lebih dari 200 juta liter. Namun, jika dilihat dari
struktur industrinya maka sebagian besar perusahaan kecap tersebut masih berskala industri kecil, 116 pabrik diantaranya merupakan pabrik kecap dengan
kategori sedang dan besar. Pulau Jawa merupakan sentra industri kecap dengan jumlah pabrik pengolahan kecap sebanyak 278 buah, akan tetapi jika dilihat dari
kapasitas produksinya maka kapasitas produksi kecap terbesar terdapat di Jawa Barat Lampiran 5..
Jumlah perusahaan pada industri kecap terus berfluktuasi dari tahun ke tahun Lampiran 6.. Pada tahun 1996 terdapat 101 perusahaan, yang terdiri dari
12 perusahaan besar dan 89 perusahaan sedang. Kemudian menurun pada tahun 1997 hingga tahun 1999 akibat adanya krisis ekonomi. Perusahaan kecap kembali
meningkat pada tahun 2000 menjadi 91 perusahaan. Hingga tahun 2004 jumlah perusahaan kecap di Indonesia mencapai 94 perusahaan, dengan 81 perusahaan
berskala sedang dan 13 perusahaan berskala besar. Namun, jumlah perusahaan
tersebut tidak mencerminkan jumlah perusahaan kecap sebenarnya. Hal ini dikarenakan di Indonesia banyak perusahaan-perusahaan kecap tradisional yang
mungkin belum terdaftar tetapi secara akumulatif jumlah produksinya cukup besar.
4.2.3. Konsumsi Kecap