103
Dalam presentasi kelompok, mahasiswa diberi tugas untuk mendiskusikan teks tertentu yang hitunganya masih per paragraf misal 3
paragraf. Kemudian perwakilan kelompok menyampaikan pokok pikiran teks. Setelah itu Pak Yasir akan membantu menyederhanakan
pemahaman mahasiswa. Metode ini akan mewujudkan pembalajaran interaktif CLIL karena mahasiswa direkayasa sedemikan mungkin
sehingga selain terjadi interaksi antara mahasiswa dan dosen akan terjadi pula interaksi antar mahasiswa dengan mahasiswa.
Sama halnya dengan Bu Hartati dan Bu Atika, metode diskusi juga dirasakan oleh Pak Yasir sebagai metode yang sangat efektif
diterapkan di kelas bilingual. Dengan metode diskusi, interaksi antar mahasiswa akan terjalin sehingga dinamika proses pembelajaran akan
terasa lebih interaktif.
3. Evaluasi Pembelajaran
Penilaian adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh, tentang proses dan
hasil pertumbuhan serta kepemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan oleh dosen. Tujuan daripada penilaian ini adalah untuk
mengukur seberapa jauh mahasiswa dapat memahami dan memperoleh hasil akademik yang telah diikuti selama satu semester perkuliahan.
Sistem evaluasi yang dilaksanakan oleh dosen kelas bilingual berdasarkan buku “Pedoman Penyelenggaraan Kelas Bilingual Program
104
Kependidikan Universitas Negeri Semarang 2011‟ sama dengan sistem penilaian yang dilaksanakan bagi mahasiswa kelas non bilingual. Namun,
sistem evaluasi mahasiswa kelas bilingual juga mempertimbangkan aspek kebahasaan oleh mahasiswa kelas bilingual. Ketiga dosen kelas bilingual
secara tidak sengaja sepakat untuk memberikan point plus ketika mahasiswa mau dan berusaha menggunakan Bahasa Inggris.
Pak Yasir dan Bu Atika menerapkan standar yang sama untuk menilai hasil evaluasi dari mahasiswa kelas bilingual, mengingat kurikulum
yang digunakan adalah sama. Sedangkan Bu Hartati menerapkan standar penilaian yang berbeda yakni dengan menerapkan standar nilai yang lebih
tinggi daripada mahasiswa rombel lainya. Dalam artian, nilai AB di kelas bilingual mungkin sama bobotnya dengan nilai A di kelas non bilingual.
Alasan dari pembedaan standar tersebut disampaikan oleh Bu Hartati 30 “…. Karena jika disamakan nanti kelas bilingual bisa mendapatkanya lebih
dari „A‟. „A‟ plus atau „A‟ gendut”. Evaluasi diterapkan pada mahasiswa kelas bilingual dalam bentuk
yang beragam, antara lain; kuis, mini research, evaluasi proses, dan ujian tertulis. Berbagai bentuk evaluasi tersebut diterapkan guna mengetahui
seberapa besar mahasiswa menyerap dan menguasai materi yang disampaikan dalam Bahasa Inggris pada proses pembelajaran. Bentuk
evaluasi yang juga menggunakan dua bahasa juga berimplikasi pada pembentukan habitus mahasiswa kelas bilingual sebagai mahasiswa yang
Jurusan Sosiologi dan Antropologi yang juga menguasai Bahasa Inggris.
105
D. Hasil dan Dampak dalam 1 Tahun Pertama Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas Bilingual Mahasiswa Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS Unnes
Pelaksanaan pembelajaran mahasiswa kelas bilingual Jurusan Sosiologi dan Antropologi sesuai dengan waktu penelitian ini adalah telah
berjalan selama 2 semester atau 1 tahun pertama. Sebagai jurusan yang pertama dan satu-satunya yang membuka kelas bilingual di FIS Unnes, pelaksanaan
pembelajaran mahasiswa kelas bilingual tentu bukan merupakan suatu hal yang mudah. Sehingga, setiap elemen yang bertanggung jawab harus berfikir aktif
dan inovatif agar pelaksanaan pembelajaran mahasiswa kelas bilingual dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebagai mana prinsip “man jadda wa
jadda ” yang artinya siapa yang berusaha maka akan mendapatkan hasilnya,
pelaksanaan pembelajaran mahasiswa kelas bilingual di Jurusan Sosiologi dan Antropologi yang telah dilaksanakan sedemikian rupa dengan baik maka, akan
memberikan hasil dan dampak yang baik pula bagi mahasiswa. Hasil dan dampak tersebut akan dijelaskan pada point berikut ini.
1. Hasil dalam 1 Tahun Pertama Pelaksanaan Pembelajaran Kelas
Bilingual
Hasil merupakan suatu hal yang diperoleh akibat dari dilakukannya suatu usaha. Proses pembelajaran mahasiswa kelas bilingual sebagai suatu
arena yang dibentuk sedemikian rupa memberikan hasil sebagai berikut:
a. Meningkatnya Kemampuan Berbahasa Inggris
Pelaksanaan kelas bilingual mahasiswa Jurusan Sosiologi dan Antropologi sebagai suatu field arena untuk menciptakan mahasiswa
bilingual yang dapat mengusai materi perkuliahan dengan menggunakan