26
terjadi di dalam kelas bilingual mahasiswa Jurusan Sosiologi dan Antropologi. Habitus mahasiswa kelas bilingual akan diperoleh sebagai akibat dari
ditempatinya posisi sebagai mahasiswa kelas bilingual dalam jangka waktu yang panjang. Persamaan habitus yang dimiliki oleh masing-masing
mahasiswa kelas bilingual akan bervariasi tergantung dari posisi mahasiswa tersebut di dalam kelas bilingual. Habitus yang dimiliki kelas bilingual akan
terwujud dalam aktivitas praktik mahasiswa dalam arena kelas bilingual di Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS Unnes.
Dalam penelitian ini, akan diihat bahwa field atau ranah atau arena kelas bilingual sengaja diciptakan untuk membentuk habitus mahasiswa yang
berbeda dari kelas non bilingual. Kelas bilingual akan membentuk habitus dalam diri mahasiswa kelas bilingual, dan pada sisi lain habitus yang terdapat
dalam diri mahasiswa akan mempengaruhi kelas bilingual sebagai suatu arena dan menjadi sesuatu yang bermakna. Penelitian ini sekaligus dapat
membuktikan apakah benar habitus seseorang dapat sengaja dibentuk dan apakah habitus mahasiswa bilingual dapat tercipta dengan adanya arena yang
disediakan tersebut.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir bersifat teoritis atau konseptual mengenai masalah yang akan diteliti. Kerangka berpikir tersebut menggambarkan hubungan
antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diteliti. Kelas bilingual yang saat ini digulirkan oleh Universitas Negeri Semarang adalah sebagai salah
27
satu strategi Universitas Negeri Semarang guna meningkatkan ranking dalam jajaran World Class University. Kelas bilingual sebagai suatu arena yang
sengaja diciptakan untuk membentuk mahasiswa yang mempunyai nilai unggul secara profesional dan dapat menguasai materi perkuliahan dengan bahasa
asing. Mahasiswa kelas bilingual sebagai mahluk individu memiliki habitus yang terinternalisasi di dalam diri individu. Kelas bilingual sebagai suatu arena
field diharapkan dapat membentuk habitus mahasiswa kelas bilingual. Habitus mahasiswa kelas bilingual diharapkan dapat terbentuk melalui segenap
rangkaian proses pembelajaran mahasiswa kelas bilingual, dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga pada tahap evaluasi. Proses pembelajaran
tersebut diharapkan memberikan berbagai hasil yang memperlihatkan telah terinternalisasikanya habitus mahasiswa bilingual.
Aspek-aspek yang
muncul tersebut
sangat berguna
untuk diidentifikasikan keunggulan dan kelemahan dari pelaksanaan pembelajaran
kelas bilingual. Adapun bagan kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
28
Unnes
World Class University
Program Bilingual
Kelas Bilingual
Arena
Kelas Bilingual
Habitus
Mahasiswa Kelas Bilingual
Proses Pembelajaran
Perencanaan Pelaksanaan
Evaluasi
Hasil Dampak
Keunggulan dan Kelemahan Pelaksanaan Pembelajaran
kelas bilingual
Berbagai keunggulan Pelaksanaan Pembelajaran
kelas bilingual Bebagai kelemahan
pelaksanaan pembelajaran kelas bilingual
Bagan 1. Kerangka Berfikir Penelitian
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif. Bogdan dan taylor dalam Moleong, 2007:4 mengemukakan bahwa metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.
Menurut Moleong 2007:9 pendekatan kualitatif digunakan karena dengan beberapa pertimbangan, yaitu:
1. Dengan pendekatan kualitatif maka peneliti akan lebih mudah apabila
berhadapan dengan kenyataan ganda atau kenyataan jamak. 2.
Pendekatan kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan informan.
3. Pendekatan kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan dengan
banyak penajaman pengaruh barsama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
4. Dengan pendekatan kualitatif maka peneliti melakukan penelitian pada latar
ilmiah, maksudnya peneliti melihat kenyataan di lapangan. 5.
Dengan pendekatan kualitatif tidak ada teori yang apriori, artinya peneliti dapat mempercayai apa yang dilihat sehingga bisa sejauh mungkin netral
dalam penelitian.