45
1. Membandingkan Data Hasil Pengamatan Peneliti dengan Data Hasil
Wawancara dengan Stake Holder, Dosen dan Mahasiswa Kelas
Bilingual, Dosen dan Mahasiswa Kelas Non Bilingual
Hasil wawancara yang peneliti peroleh dari wawancara dengan dosen kelas bilingual yaitu Bu Hartati, Bu Atika dan Pak Yasir pada
tanggal 18, 21, 22 Juni tahun 2012, dan pada tanggal 3 Agustus peneliti bandingkan dengan hasil observasi yang peneliti laksanakan pada tanggal
16, 18, dan 19 April 2012 dan pada tanggal 18, 21, dan 22 Juni 2012, serta hasil observasi yang peneliti lakukan disela-sela mengikuti perkuliahan.
Wawancara dari mahasiswa kelas bilingual yang datanya peneliti peroleh pada tanggal 24-27 Mei tahun 2012 dan antara tanggal 8 sampai dengan 20
Juni tahun 2012, serta pada tanggal 4-5 Juni 2012 juga peneliti bandingkan dengan hasil kegiatan observasi. Tujuan dari membandingakan data hasil
observasi atau pengamatan ketika penelitian agar peneliti mengetahui apakah kondisi di lapangan yang sesungguhnya sesuai dengan hasil
wawancara dari para subjek dan informan penelitian. Peneliti ketika itu ikut secara langsung kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh Bu Atika dan Bu Hartati sampaikan dan peneliti rekam dalam Handycam
. Sesuai dengan apa yang disampaikan Bu Atika dan Bu
Hartati bahwa minimal opening dan closing dalam proses pembelajaran kelas bilingual menggunakan Bahasa Inggris. Konten materi disampaikan
dengan dua bahasa yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dimana apa yang bisa disampaikan dengan Bahasa Inggris akan disampaikan dengan
Bahasa Inggris. Sebaliknya, apa yang sekiranya tidak bisa disampaikan
46
dengan Bahasa Inggris akan disampaikan dengan Bahasa Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan pengamatan dari peneliti ketika peneliti melakukan
observasi disaat proses pembelajaran kelas bilingual dengan Bu Atika dan Bu Hartati laksanakan. Benar adanya bahwa selama proses pembelajaran,
materi pembelajaran tidak semuanya disampaikan dengan menggunakan Bahasa Inggris, melainkan juga masih menggunakan Bahasa Indonesia.
Triangulasi yang kedua adalah Bu Atika dan Bu Hartati belum mewajibkan mahasiswa menggunakan Bahasa Inggris dalam berinteraksi di
dalam kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas bilingual. Pernyataan tersebut dikuatkan dengan hasil pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti bahwa proses interaksi di kelas pada saat proses pembelajaran dilaksanakan terlihat proses interaksi dengan menggunakan Bahasa
Indonesia baik proses interaksi yang terjadi antara mahasiswa dengan dosen maupun antara mahasiswa dengan mahasiswa. Namun, dalam proses
interaksi dengan mahasiswa selama pelaksanaan pembelajaran di kelas bilingual terlihat bahwa dosen sebisa mungkin mendorong mahasiswa
untuk menggunakan Bahasa Inggris. Hal tersebut sedikit berbeda dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pak Yasir terhadap
mahasiswa kelas bilingual. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Pak Yasir, pembelajaran di kelas bilingual dilaksanakan tahap demi tahap
yang diaplikasikan kepada mahasiswa dengan memahami per bagian teks dari buku sumber. Pembelajaran tahap demi tahap ini dijelaskan bahwa
mahasiswa menganalisis sumber paragraph per paragraf. Hal yang
47
disampaikan oleh Pak Yasir ini sesuai dengan data pengamatan yang peneliti amati ketika peneliti ikut secara pasif dalam pelaksanaan
pembelajaran kelas bilingual di kelas yang dipimpin oleh Pak Yasir. Pagi itu di kelas Pak Yasir mahasiswa menyimak teks berbahasa Inggris dan
mahasiswa satu persatu membaca teks tersebut per paragraf kemudian setelah membaca mahasiswa tersebut menyampaiakan pokok pikiran
paragraf. Setelah itu Pak Yasir. menyederhanakan pokok pikiran yang ditemukan oleh mahasiswa.
Triangulasi data selanjutnya menggunakan pengamatan yang peneliti bandingkan dengan hasil wawancara dengan mahasiswa kelas
bilingual adalah mahasiswa kelas bilingual dalam tahun pertama mengaku bahwa terdapat jarak dalam relasi antara mahasiswa kelas bilingual dengan
mahasisiwa non bilingual Jurusan Sosiologi dan Antropologi. Dalam pengamatan peneliti melihat mahasiswa kelas bilingual dan mahasiswa non
bilingual tidak berbaur satu sama lain ketika sedang duduk menunggu dosen di gedung C2 lantai 1. Mahasiswa non bilingual duduk bersama
mahasisiwa non bilingual lain dan mahasiswa bilingual meskipun sendirian dia memilih duduk sendiri, meskipun jarak mereka tidak jauh kira-kira
hanya satu meter. Mahasiswa non bilingual dan rombel lain masing-masing juga membentuk group tersendiri dalam jejaring sosial facebook.
48
2. Membandingkan yang Disampaikan Mahasiswa Kelas Bilingual dalam