81
telah dirancang oleh dosen kelas bilingual dapat dilihat dalam lampiran pada penelitian ini.
b. Bahan Ajar
Bahan ajar atau Materi yang ingin disampaikan dalam proses perkuliahan secara khusus disusun oleh dosen kelas bilingual Jurusan
Sosiologi dan Antropologi FIS Unnes. Materi untuk kelas bilingual pada dasarnya sama dengan materi untuk non bilingual. Namun, literatur yang
digunakan berbeda, sehingga hal tersebut juga akan mempengaruhi proses pembelajaran yang dialami oleh mahasiswa kelas bilingual. Hal
tersebut disampaikan oleh Pak Yasir 37 “Dari sisi materi itu sama saja,
dari sisi bukunya itu kan tidak sama, jadi ya mempengaruhi proses belajar”.
Pernyataan Pak Yasir menunjukan bahwa dengan berbedanya literatur yang digunakan maka akan mempengaruhi apa yang didapatkan
oleh mahasiswa kelas bilingual dan non bilingual. Literatur yang sama sekali berbeda akan sangat menunjukan perbedaan subtansi materi yang
didapatkan antara mahasiswa kelas bilingual dengan mahasiswa non bilingual. Hal tersebut membenarkan fenomena yang peneliti temui. Pada
saat peneliti melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa kelas bilingual, SK 19. Peneliti dan SK 19 bertemu mahasiswa non
bilingual yaitu TN 19. SK 19 dan TN 19 saling bertukar pengalaman materi yang didapatkan pada masing-masing kelas yang
82
diikuti. Beberapa istilah seperti imajinasi sosiologi sociological imajination yang ditemui oleh SK 19 di kelas bilingual tidak ditemui
oleh TN 19 di kelas non bilingual. Perbedaan materi tidak berlaku jika buku yang menjadi literatur
dalam pembelajaran di kelas bilingual merupakan buku terjemahan yang mana literatur terjemahan tersebut juga digunanakan pada kelas non
bilingual, dan buku-buku berbahasa Inggris atau buku-buku luar yang menjadi rujukan dari buku-buku karya ilmuan sosiologi dan antropologi
dari Indonesia yang digunakan sebagai literatur dalam pelaksanaan pembelajaran mahasiswa non bilingual, seperti yang dijelaskan oleh Bu
Atika 28 berikut ini: “… kalau berbeda content tidak, jadi biasanya kalau sosiologi
ekonomi kalau sebenarnya kita kan punya sosiologi ekonominya Pak Damsar. Itu kan kalau dilihat secara garis besar mungkin Pak
Damsar 50 mengambil dari buku „The Hand Book Economic of Sociology. Teori sosiologi pun sama. Jadi, kalau dari segi isi tidak
ada perbedaan karena tidak mengubah silabus. Kita hanya mencari literatur yang mendukung materi-materi yang akan
disampaikan….”. Wawancara tanggal 27 Mei 2012.
Mempersiapkan bahan ajar menjadi suatu hal yang paling sulit dan memakan waktu lama bagi dosen kelas bilingual. Dosen harus
pintar-pintar memilih dan menyeleksi sekian banyak buku literatur yang ada. Apalagi, buku-buku literatur yang digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran mahasiswa kelas bilingual adalah buku-buku literatur dari luar yang mana sebagian besar belum disediakan di perpustakan Jurusan
83
Sosiologi dan Antropologi. Gambaran dalam mempersiapkan bahan ajar salah satunya disampaikan oleh Pak Yasir 37:
“Mempersiapkan bahan ajar itu yang lama, karena tidak semua buku ajar itu baik. Buku ajar yang menambah beban juga ada.
Menyeleksi itu loh. Membaca banyak sekali buku akhirnya
menemukan yang pas, dan itu yang paling lama…. Kalau disini itu kan mencari buku susah. Perpus juga belum bisa menjawab
keperluan sumber pembelajaran di kelas bilingual. Kalau saya mendapatkanya dengan download
”. wawancara tanggal 22 Juni 2012.
Dengan demikian, bahan ajar yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran mahasiswa kelas bilingual menggunakan literatur dari luar
atau literatur dalam Bahasa Inggris. Penggunaan literatur yang berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran mahasiswa di kelas non bilingual
memberikan wajah yang berbeda. Kelas bilingual dalam hal ini disebut sebagai field arena yang akan membentuk habitus mahasiswa kelas
bilingual yang diharapkan. Habitus mahasiswa kelas bilingual yang berprestasi, tidak hanya berkompeten dalam mengajar sosiologi dan atau
antropologi tetapi juga memiliki nilai plus yakni dapat menguasai Bahasa Inggris.
c. Media Ajar