luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang sehingga ruang lingkup pengajaran IPS
pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan tinggi. Pada materi IPS kelas IV yang diambil dalam penelitian ini masuk pada
ruang lingkup manusia, tempat dan lingkungan.
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran
Joyce Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain Joyce Weil
dalam Rusman 2011:132. Model pembelajaran itu dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien
untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Model
Pembelajaran ialah suatu
kerangka konseptual
yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Model pembelajaran biasanya digunakan sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dalam
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga dengan demikian kegiatanproses pembelajaran yang dilakukan baik di sekolah maupun di
luar sekolah, benar-benar merupakan suatu kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis. Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang bisa
dipergunakan dalam pengembangan kurikulum, merancang materi pembelajaran, dan membimbing pembelajaran. Model-model pembelajaran biasanya disusun
berdasarkan berbagai prinsip atau teori belajar atau pengetahuan. 2.1.4.2 Unsur-Unsur dalam Model Pembelajaran
Sebagaimana penjelasan yang dikemukakan oleh Joyce dan Weill 1986, bahwa setiap model pembelajaran memiliki karakteristik umum masing-masing,
yang dibedakan menurut unsur-unsur, yakni sebagai berikut : a.
Sintakmatik, b.
Sistem Sosial dan Prinsip Reaksi, c.
Sistem Pendukung, d.
Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring. Sintakmatik ialah tahap-tahap kegiatan
yang dilakukan dalam pembelajaran menurut model tertentu. Sistem sosial yang dimaksudkan ialah
siatuasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam model tersebut. Prinsip reaksi ialah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana guru seharusnya melihat dan
memperlakukan para pelajar termasuk bagaimana seharusnya memberi respon kepada mereka. Yang dimaksud dengan sistem pendukung ialah segala sarana,
bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan suatu model pembelajaran tertentu. Sedangkan dampak instruksional ialah hasil belajar yang dicapai
langsung dengan cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang diharapkan. Adapun dampak pengiringnya ialah hasil belajar lainnya yang
dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran, sebagai akibat terciptanya suasana pembelajaran yang dialami langsung oleh peserta didik tanpa adanya arahan
langsung dari
guru. http:srihendrawati.blogspot.com201202model-
pembelajaran.html 2.1.4.3 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Roger, dkk dalam Huda 2012:29 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu
prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap
pembelajarsiswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.
Menurut Isjoni 2011:14, pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Di dalam kelas, pembelajaran siswa akan dijadikan dalam bentuk kelompok. Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai falsafah
mengenai tanggungjawab pribadi dan sikap menghormati sesama.Peserta didik bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan
informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka Suprijono 2011:54. Dari pembelajaran berkelompok itulah, antara siswa satu
dengan siswa lain akan terjadi interaksi yang masing-masing memiliki tanggung jawab terhadap kelompoknya.
Selain itu, Nur 2011:1-2 menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat digunakan guru
setiap hari untuk membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks.
Dalam model pembelajarankooperatif, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu belajar satusama lainnya. Kelompok-kelompok tersebut
beranggotakan siswa dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah; laki-laki dan perempuan; siswa dengan latar belakang sukuberbeda yang ada di kelas; dan
siswa penyandang cacat bila ada. Hal ini diperjelas oleh Asyirint 2010:59 bahwa pembelajaran kooperatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a Adanya kelompok siswa yang saling bekerjasama dalam proses belajar dan
dalam menyelesaikan suatu masalah. b Dalam satu kelompok terdiri dari siswa dengan kapasitas dan kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian mereka saling membantu dan saling melengkapi.
c Perbedaan fisik maupun karakter di antara siswa justru menjadi bagian pembelajaran agar masing-masing siswa bisa saling memahami dan
bekerjasama. d Kerja kelompok lebih ditekankan daripada kerja individu.
Untuk mencapai
hasil yang
maksimal, Suprijono
2011:58 mengemukakan lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus
diterapkan, yaitu: a. Positive interdependence saling ketergantungan positif.
b. Personal responsibility tanggung jawab individual c. Face to face promotive interactioninteraksi promotif
d. Interpersinal skillketerampilan sosial
e. Goup processing pemrosesan kelompok Parker 1994 dalam Huda 2011:29 mendefinisikan kelompok kecil
kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi
mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang disajikan melalui kerja kelompok untuk dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan memotivasi siswa
untuk dapat meningkatkan kemauan belajar mereka. 2.1.4.4 Model-Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif ada beberapa macam. Menurut Robert Slavin 2008: 11 ada beberapa model pembelajaran kooperatif, yaitu
: 1 Student Teams-Achievement Divisions
STAD, 2 Team Game
Tournaments TGT, 3 Jigsaw, 4 Cooperative Integrated Reading and
Composition CIRC, 5 Number Heads Together NHT dan 6 Team
assisted individualition TAI. Metode
pembelajaran kooperatif
memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan metode pembelajaran lain, antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan akademik siswa 2. Memperbaiki hubungan antar kelompok
3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam diskusi 4. Meningkatkan rasa percaya diri
5. Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan kemampuan dan keahlian.
6. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas 7. Meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan siswa lainnya
Metode pembelajaran kooperatif disamping mempunyai keunggulan juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya adalah:
1. Perlu persiapan yang rumit dalam pelaksanaannya 2. Siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya kurang bisa
bekerjasama dalam memahami materi maupun dalam menyelesaikan tugas. 3. Bila terjadi persaingan negatif maka hasilnya akan buruk
4. Ada siswa yang kurang bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam kelompok belajar.
5. Bila ada anggota kelompok yang ingin berkuasa atau ada anggota kelompok yang malas maka usaha kelompok dalam memahami materi maupun untuk
memperolah penghargaan tidak berjalan sebagaimana semestinya.
2.1.5 Pembelajaran Number Head Together