Kerangka Pemikiran Konseptual KERANGKA PEMIKIRAN

5. Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, akan menghasilkan keuntungan. 6. Tujuan perusahaan Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Setiap perusahan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain : a. Laba maksimum b. Volume penjualan tertentu c. Penguasaan pasar d. Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu e. Pengawasan Pemerintah. 7. Pengawasan Pemerintah Pengawasan pemerintah juga merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk lain adalah penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli.

3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Sebagai perusahaan dengan investasi yang besar, maka dalam kegiatan usahanya dituntut untuk dapat mengefisiensikan kegiatan produksinya. Salah satu cara yang dilakukan adalah melakukan perhitungan harga pokok produksi. Metode penetapan harga pokok produksi yang digunakan adalah metode Activity Based Costing, dimana harga pokok produksi dihitung berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode berdasarkan aktivitas diawali dengan menelusuri aktivitas pemicu biaya ke dalam beberapa kelompok aktivitas pemacu biaya yang ada di perusahaan antara lain jam peralatan, jam kerja karyawan, unit yang diproduksi dan luas bangunan. Kemudian menghubungkan berbagai biaya kedalam setiap kelompok aktivitas. Selanjutnya kelompok-kelompok biaya yang homogen ditentukan tarif kelompoknnya. Penentuan tarif BOP pada metode harga pokok pesanan dilakukan untuk menetapkan harga pokok produksi sebelum produk tersebut diproduksi. Penentuan tarif BOP efektif dilakukan terhadap biaya produksi tidak langsung biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan gedung, penyusutan peralatan, biaya listrik dan lain-lain yang bersifat variabel maupun tetap. Hal ini dilakukan karena komponen biaya produksi tidak langsung sulit dilakukan pengukuran yang pasti sebelum biaya tersebut terjadi. Selain itu penentuan tarif dilakukan karena harga pokok produksi harus dapat diketahui pada saat pesanan tersebut selesai dikerjakan. Perusahaan selama ini menentukan harga pokok produksi berdasarkan harga pokok proses, sehingga harga pokok baru dapat diketahui setelah periode produksi dilakukan. Penentuan tarif biaya produksi tidak langsung dilakukan dalam tiga tahap yaitu : 1 menyusun anggaran biaya produksi tidak langsung. Anggaran biaya produksi tidak langsung harus memperhatikan tingkat kapasitas yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya produksi tidak langsung. Tingkat kapasitas yang digunakan pada perusahaan adalah kapasitas sesungguhnya yang diharapkan, karena perusahan belum lama berdiri sehigga kapasitas produksi berubah-ubah setiap tahunnya, apalagi jika perusahaan ingin meningkatkan volume produksinya, sehingga perusahaan meghitung tarif berdasarkan kapasitas perusahaan. 2 memilih dasar pembebanan tarif biaya produksi tidak langsung yang meliputi unit yang diproduksi, jam kerja langsung, jam kerja peralatan, luas bangunan, dan lain-lain. 3 menghitung tarif biaya produksi tidak langsung. Kelompok biaya overhead yang telah dihitung tersebut dialokasikan keberbagai jenis produk yang dihasilkan. Setelah perhitungan harga pokok tersebut diketahui, selanjutnya hasil perhitungan dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi metode perusahaan. Hasil evaluasi perbandingan kedua metode tersebut diperoleh penetapan harga pokok produksi yang paling efisien adalah dengan menggunakan metode ABC. Sehingga pada akhirnya dapat menentukan harga jual yang diperoleh dengan menambahkan harga pokok produksi dengan biaya pema saran, biaya administrasi dan umum dan target laba yang diharapkan, serta dapat mengefisiensikan biaya produksi. Setelah melakukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode ABC, perusahaan dapat melakukan efisiensi, dengan mgetahui kegiatan produksi yang menambah nilai. Bagan alur kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Alur Kerangka Pemikiran Konseptual Identifikasi Biaya Produksi Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Metode Penetapan Harga Pokok Yang digunakan Oleh Perusahaan Metode Penetapan Harga Pokok produksi dengan sistem ABC : - Biaya Utama - BOP tarif BOP Perbandingan Penetapan Harga Pokok Yang Paling Tepat Untuk perusahaan Pemacu Biaya : - Jam Kerja Karyawan - Jam Peralatan - Unit yang diproduksi - Luas Bangunan PT. CIPTA DAYA AGRI JAYA v Perhitungan harga pokok produksi yang tidak tepat v Penetapan harga jual yang belum efektif

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Cipta Daya Agri Jaya di Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi secara sengaja purposive berdasarkan pertimbangan bahwa PT Cipta Daya Agri Jaya merupakan perusahaan pembudidayaan pepaya eksotik yang masih tergolong baru di Bogor dan adanya kesediaan pihak perusahaan untuk menyediakan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Tahap penjajakan ke perusahaan sampai dengan pengajuan proposal penelitian ini dilakukan Juli – September 2005, sedangkan pengumpulan data dilakukan selama 2 bulan yaitu pada bulan November – Desember 2005.

4.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif. Data yang dianalisis yaitu data keuangan dari bulan Januari sampai Desember 2005. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen perusahaan dan stafnya yaitu Ir. Nano. Data yang dikumpulkan antara lain kegiatan umum perusahaan, Proses produksi, jam kerja tenaga kerja langsung, Jam kerja peralatan dan mesin, luas bangunan, biaya bahan penolong, biaya pemeliharaan dan lainnya serta aktivitas yang dilakukan perusahaan dari pemeliharaan sampai penjualaan. Sedangkan data sekunder didapat dari laporan keuangan dan laporan produksi perusahaan. Data sekunder selain dari laporan keuangan dan laporan produksi perusahaan, diperoleh juga dari berbagai literatur dan tulisan yang dianggap