Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen

DESEMBER 2013 D A T A S O S I A L E K O N O M I EDISI 43 menjadi tanggung jawab Dinas Pertanian KabupatenKota. Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran isian dokumen SPH dilakukan oleh Dinas Pertanian KabupatenKota. Hasilnya diserahkan kepada BPS KabupatenKota untuk diolah. Validasi data dilakukan dalam forum sinkronisasi hasil pengolahan dan pencatatan baik di tingkat provinsi maupun pusat.

13. Industri

Industri yang dimaksudkan adalah industri manufaktur manufacturing industry dengan cakupan perusahaan industri berskala besar, sedang, kecil, dan mikro. Perusahaan industri berskala besar adalah perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih, perusahaan industri berskala sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang, perusahaan industri berskala kecil adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 5 lima sampai dengan 19 orang, sedangkan perusahaan industri berskala mikro adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 1 satu sampai dengan 4 empat orang. Indeks produksi industri besar dan sedang merupakan hasil pengolahan data hasil dari Sampel Survei Industri Besar dan Sedang IBS yang dilakukan secara bulanan, dengan sampling unit perusahaan industri berskala besar dan sedang. Banyaknya perusahaan IBS yang ditetapkan sebagai sampel adalah 1.703 perusahaan. Metode penghitungan indeks produksi ula a e ggu aka Metode Di isia . I deks produksi i dustri ikro da ke il merupakan hasil pengolahan data hasil dari Sampel Survei Industri Mikro dan Kecil IMK yang dilakukan secara triwulanan, dengan sampling unit perusahaan industri berskala mikro dan kecil. Banyaknya perusahaan IMK yang ditetapkan sebagai sampel adalah 9.000 perusahaan. Metode penghitungan indeks produksi IMK triwulanan mengguna ka Metode Paas he ya g di odifikasi . “e ua I deks disajikan pada level 2-digit KBLI 2009 Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Tahun 2009. Indeks produksi IBS dan IMK digunakan sebagai dasar penghitungan tingkat pertumbuhan produksi IBS dan IMK, yang disajikan dalam BRS Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur triwulanan.

14. Pariwisata

Data wisatawan mancanegara wisman diperoleh setiap bulan dari laporan Ditjen Imigrasi, yang meliputi seluruh Tempat Pemeriksaan Imigrasi TPI di Indonesia. Wisman yang masuk dirinci menurut WNI berdasarkan jenis paspor dan WNA berdasarkan jenis visa, termasuk di dalamnya Crew WNA, baik laut maupun udara. Untuk data karakteristik wisman yang lebih detil diperoleh dari hasil pengolahan kartu kedatangan dan keberangkatan arrivaldeparture card. EDISI 43 D A T A S O S I A L E K O N O M I DESEMBER 2013 Data Tingkat Penghunian Kamar TPK Hotel diperoleh dari hasil Survey Hotel yang dilakukan setiap bulan terhadap seluruh hotel bintang serta sebagian sampel hotel non bintang hotel melati di seluruh Indonesia. Data yang dikumpulkan meliputi jumlah kamar tersedia, jumlah kamar terpakai, jumlah tamu yang datang menginap maupun jumlah tamu yang keluar dari hotel setiap harinya. Wisatawan mancanegara wisman ialah setiap orang yang mengunjungi suatu negara di luar tempat tinggalnya, didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi dan lamanya kunjungan tersebut tidak lebih dari satu tahun. TPK Hotel adalah persentase banyaknya malam kamar yang dihuni terhadap banyaknya malam kamar yang tersedia. Rata-rata lamanya tamu menginap adalah hasil bagi antara banyaknya malam tempat tidur yang terpakai dengan banyaknya tamu yang menginap di hotel dan akomodasi lainnya.

15. Transportasi Nasional

Data transportasi diperoleh setiap bulan dari PT Persero Angkasa Pura I dan II, Kantor Bandara yang dikelola Ditjen Perhubungan Udara, PT Persero KAI Kantor Pusat dan Divisi Jabodetabek, PT Persero Pelabuhan Indonesia I s.d. IV, dan Kantor Pelabuhan yang dikelola Ditjen Perhubungan Laut. Data yang disajikan mencakup jumlah penumpang berangkat dan jumlah barang dimuat dalam negeri. Khusus untuk transportasi udara disajikan jumlah penumpang berangkat baik domestik maupun internasional.

16. Kemiskinan

a. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar basic needs approach. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. b. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan GK, yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan GKM dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan GKBM. Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk