Upah nominal harian buruh tani dan buruh bangunan November 2013

DESEMBER 2013 D A T A S O S I A L E K O N O M I EDISI 43

10. a. IHP Gabungan Sektor Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, dan

Industri Pengolahan pada Triwulan I-2013 naik 2,07 persen terhadap Triwulan IV-2012 q-to-q Pada Triwulan I-2013, IHP Gabungan sebesar 116,90 mengalami kenaikan 2,07 persen dibandingkan IHP Triwulan IV-2012 q-to-q sebesar 114,52. Indeks Sektor Industri Pengolahan mengalami kenaikan tertinggi 2,38 persen, sedangkan indeks Sektor Pertambangan dan Penggalian, dan Sektor Pertanian masing-masing mengalami kenaikan 1,68 persen dan 1,33 persen. Apabila dibandingkan dengan Triwulan I-2012 y-on-y, kenaikan IHP Gabungan sebesar 2,15 persen. Indeks Sektor Industri Pengolahan naik sebesar 4,52 persen dan indeks Sektor Pertanian naik 3,16 persen, sebaliknya indeks Sektor Pertambangan dan Penggalian turun sebesar 8,81 persen.

b. Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB November 2013 naik sebesar 0,40 persen dari bulan sebelumnya

IHPB November 2013 naik sebesar 0,40 persen dari bulan sebelumnya. Kenaikan tertinggi terjadi pada Sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu 1,60 persen dan terendah terjadi pada Sektor Industri yaitu 0,66 persen. Sedangkan Sektor Pertanian turun sebesar 1,35 persen. Kenaikan IHPB Perdagangan Internasional Nonmigas tertinggi adalah pada Kelompok Barang Ekspor Nonmigas sebesar 0,68 persen. IHPB Kelompok Bahan BangunanKonstruksi November 2013 naik 0,42 persen. Kenaikan tertinggi terjadi pada Kelompok Bangunan Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan sebesar 0,62 persen.

11. Indeks Tendensi Bisnis ITB Triwulan III-2013 sebesar 106,12

ITB triwulan III-2013 sebesar 106,12, berarti kondisi bisnis meningkat dari triwulan sebelumnya, karena adanya peningkatan pendapatan usaha nilai indeks sebesar 107,32, penggunaan kapasitas produksiusaha nilai indeks sebesar 105,74, dan rata-rata jumlah jam kerja nilai indeks sebesar 105,31. Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan III-2013 terjadi pada semua sektor EDISI 43 D A T A S O S I A L E K O N O M I DESEMBER 2013 ekonomi. Peningkatan kondisi bisnis tertinggi terjadi pada Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran nilai ITB sebesar 110,60. Pada triwulan IV-2013 kondisi bisnis diprediksi meningkat dari triwulan sebelumnya nilai ITB sebesar 104,66. Indeks Tendensi Konsumen ITK pada triwulan III-2013 sebesar 112,02, artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya. Hal ini terjadi didorong adanya peningkatan konsumsi beberapa komoditi bahan makanan, makanan jadi di restoranrumah makan, dan konsumsi bukan makanan indeks sebesar 115,04, peningkatan pendapatan rumah tangga indeks sebesar 112,08, dan rendahnya pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi indeks sebesar 109,71. Perbaikan kondisi ekonomi konsumen terjadi di semua provinsi di Indonesia. Provinsi yang memiliki ITK tertinggi pada triwulan III-2013 adalah Provinsi DKI Jakarta ITK sebesar 118,09 dan terendah adalah Provinsi Papua ITK sebesar 108,10. Pada triwulan IV-2013 kondisi ekonomi konsumen diprediksi akan meningkat ITK sebesar 109,86. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang terjadi di semua provinsi di Indonesia.

12. Produksi padi tahun 2013 ARAM II diperkirakan sebesar 70,87 juta ton

Gabah Kering Giling GKG, naik 2,62 persen dibanding tahun 2012 Produksi padi tahun 2013 ARAM II diperkirakan sebesar 70,87 juta ton Gabah Kering Giling GKG atau meningkat sebesar 1,81 juta ton 2,62 persen dibanding tahun 2012. Kenaikan produksi padi tahun 2013 tersebut terjadi karena adanya peningkatan luas panen seluas 324,39 ribu hektar 2,41 persen dan produktivitas sebesar 0,10 kuintalhektar 0,19 persen. Dibandingkan tahun 2012, produksi jagung tahun 2013 ARAM II sebesar 18,51 juta ton pipilan kering turun sebesar 0,88 juta ton 4,52 persen yang disebabkan oleh karena adanya penurunan luas panen seluas 100,24 ribu hektar 2,53 persen dan produktivitas sebesar 1,00 kuintalhektar 2,04 persen. Produksi kedelai 2013 ARAM II sebesar 807,57 ribu ton biji kering menurun sebanyak 35,58 ribu ton 4,22 persen dibandingkan produksi 2012 yang disebabkan adanya penurunan luas panen seluas 13,49 ribu hektar 2,38 persen dan produktivitas sebesar 0,28 kuintalhektar 1,89 persen.