Metode Analisis Data Analisis Bivariat

1. Buruk, dengan nilai skor 20 - 33 2. Sedang, dengan nilai skor 34 - 47 3. Baik, dengan nilai skor 48 - 60

3.7. Metode Analisis Data

1. Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh deskripsi pada masing-masing variabel. Data tersebut dalam bentuk distribusi frekuensi dan selanjutnya dilakukan analisis terhadap tampilan data tersebut. 2. Analisis bivariat, untuk melihat hubungan variabel independen dengan dependen menggunakan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95 p0,05. Varibel independen yang masuk ke model analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik, harus memiliki nilai p 0,25 pada hasil uji bivariat. 3. Analisis multivariat, yaitu analisis lanjutan untuk melihat pengaruh antara variabel independen dengan dependen menggunakan uji regresi logistik. Uji ini dipakai dengan menguji variabel independen yaitu implementasi kebijakan case mix INA CBGs ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana, komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana serta lingkungan ekonomi, sosial dan politik terhadap variabel dependen yaitu kepuasan kerja dokter spesialis pemenuhan kebutuhan, perbedaan, pencapaian nilai, keadilan serta komponen genetik dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum RSUP H. Adam Malik Medan 4.1.1 Kedudukan dan Tugas Pokok Kedudukan dari RSUP H. Adam Malik Medan adalah: a. RSUP H. Adam Malik Medan adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan. b. RSUP H. Adam Malik Medan dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Direktur Utama. Berdasarkan Permenkes No. 244MenkesPerIII2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan mempunyai tugas menyelenggarakan Upaya Penyembuhan dan Pemulihan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan.

4.1.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan menyelenggarakan fungsi: a. Pelayanan medik; b. Pelayanan dan asuhan keperawatan; Universitas Sumatera Utara c. Penunjang medik dan non medik; d. Pengelolaan sumber daya manusia; e. Pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang profesi kedokteran dan pendidikan kedokteran berkelanjutan; f. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan lainnya; g. Penelitian dan pengembangan; h. Pelayanan rujukan; i. Administrasi umum dan keuangan.

4.1.3 Struktur Organisasi

Susunan struktur organisasi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan terdiri atas: a. Direktorat medik dan keperawatan; b. Direktorat sumber daya manusia dan pendidikan; c. Direktorat keuangan; d. Direktorat umum dan operasional; e. Unit-unit non struktural.

4.1.4 Visi, Misi dan Motto

Visi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan Pendidikan dan Penelitian yang Mandiri dan Unggul di Sumatera Pada Tahun 2015. Visi tersebut diwujudkan melalui misi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, yaitu: a. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau. Universitas Sumatera Utara b. Melaksanakan pendidikan, pelatihan serta penelitian kesehatan yang professional. c. Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel dan mandiri. Adapun motto Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Mengutamakan keselamatan pasien dengan pelayanan PATEN, yaitu: P —Pelayanan cepat A —Akurat T —Terjangkau E —Efisien N —Nyaman

4.1.5 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan tahun 2013 sebanyak 1.860 orang yang terdiri atas 1.474 orang tenaga PNS 79,25 dan 386 orang tenaga honorer 20,75. Tenaga PNS terdiri atas: a. Tenaga medis 203 orang 12,37, yang terdiri atas 108 orang laki-laki dan 95 orang perempuan. b. Tenaga keperawatan sebanyak 649 orang 34,89, yang terdiri atas 68 orang laki-laki dan 581 orang perempuan. c. Non keperawatan sebanyak 340 orang 18,28, yang terdiri atas 80 orang laki-laki dan 260 orang perempuan. Universitas Sumatera Utara d. Non medis sebanyak 282 orang 15,16, yang terdiri atas 135 orang laki-laki dan 147 orang perempuan. Tenaga honorer non PNS terdiri atas: a. Tenaga medis sebanyak 1 orang 0,05 dan berjenis kelamin perempuan. b. Tenaga keperawatan sebanyak 101 orang 5,43, yang terdiri atas 11 orang laki-laki dan 90 orang perempuan. c. Non keperawatan sebanyak 40 orang 2,15, yang terdiri atas 12 orang laki- laki dan 28 orang perempuan. d. Non medis sebanyak 244 orang 13,12, yang terdiri atas 130 orang laki-laki dan 114 orang perempuan.

4.1.6 Sejarah Berdiri

Pada mula didirikan, Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan yang berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 335MenkesSKVII1990. Namun, nama rumah sakit ini mengalami perubahan yang pada mulanya bernama Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan menjadi Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik. Perubahan nama rumah sakit ini berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 775MENKESSKIX1992. Adapun alasan pergantian nama rumah sakit ini disebabkan karena perlunya pencantuman nama Pahlawan Nasional Sebagai Nama Rumah Sakit Umum Pemerintah yang merupakan bagian penghargaan dan kebangganan rakyat Indonesia. Nama Haji Adam Malik perlu diabadikan pada rumah sakit umum pemerintah sebagai penghargaan dan kebanggan terhadap Universitas Sumatera Utara Pahlawan Nasional, terlebih lagi Adam Malik merupakan ikon kebanggaan masyarakat Sumatera Utara yang mana namanya tidak hanya dikenal di Indonesia saja, tetapi juga di Internasional. RSUP H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan dan untuk pelayanan rawat inap mulai berfungsi tepatnya pada tanggal 2 Mei 1992. Rumah Sakit ini mulai beroperasi secara total pada tanggal 21 Juli 1993 yang diresmikan oleh mantan Presiden RI, H. Soeharto. RSUP H. Adam Malik ini beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17, Medan, terletak di kelurahan Kemenangan, kecamatan Medan Tuntungan. Letak RSUP H. Adam Malik ini berada selitar ± 1 Km dari jalan Djamin Ginting yang merupakan jalan raya menuju ke arah Brastagi. Letak daerah yang di pedalaman ini sangat mendukung bagi para pasien karena suasana tenang di daerah tersebut akan semakin mempercepat proses penyembuhan dari pasien. RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335MenkesSKVIII1990. Di samping itu, RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. RSUP H. Adam Malik juga ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502MenkesIX1991 tanggal 6 September 1991 dan secara resmi pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik pada tanggal 11 Januari 1993. Dengan ditetapkannya RSUP H. Adam Malik sebagai Rumah Sakit Pendidikan, maka Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dapat menggunakannya sebagai pusat pendidikan klinik calon dokter dan pendidikan keahlian calon dokter spesialis.

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Distribusi Frekuensi Implementasi Kebijakan Case Mix INA CBGs

Variabel implementasi kebijakan Case Mix INA CBGs dalam penelitian ini terdiri atas ukuran dan tujuan kebijakan; sumber daya; karakteristik agen pelaksana; sikap pelaksana; komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana; dan lingkungan sosial, ekonomi dan politik. Distribusi masing-masing variabel tersebut dipaparkan di bawah ini.

A. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Variabel ukuran dan tujuan kebijakan dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai Ukuran dan Tujuan Kebijakan Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan No Pernyataan Buruk Sedang Baik n n n 1. Implementasi Case Mix INA CBGs mudah dilaksanakan 44 33,6 43 32,8 44 33,6 100 2. Implementasi Case Mix INA CBGs adalah perawatan pasien yang komprehensif 50 38,2 29 22,1 52 39,7 100 3. Implementasi Case Mix INA CBGs bermanfaat dalam efektifitas pembiayaan 42 32,1 44 33,6 45 34,4 100 4. Implementasi Case Mix INA CBGs bertujuan mengontrol besaran jasa medis 47 35,9 44 33,6 36 27,5 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs adalah perawatan pasien yang komprehensif”, yaitu sebanyak 50 orang 38,2, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs bermanfaat dalam efektifitas pembiayaan dan Implementasi Case Mix INA CBGs bertujuan mengontrol besaran jasa medis”, yaitu sebanyak 44 orang 33,6, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs adalah perawatan pasien yang komprehensif”, yaitu sebanyak 52 orang 39,7. Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi ukuran dan tujuan kebijakan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Distribusi Ukuran dan Tujuan Kebijakan Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Ukuran dan Tujuan Kebijakan Jumlah f 1. Buruk 50 38,1 2. Sedang 45 34,4 3. Baik 36 27,5 Total 131 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang ukuran dan tujuan kebijakan Case Mix INA CBGs tertinggi pada ukuran dan tujuan kebijakan yang buruk, yaitu 50 orang 38,2, dibandingkan yang menyatakan sedang, yaitu 45 orang 34,4, dan baik, yaitu 36 orang 27,5. Universitas Sumatera Utara

B. Sumber Daya

Variabel sumber daya dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai Sumber Daya Kebijakan Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan N o Pernyataan Buruk Sedang Baik n n n 1. Implementasi Case Mix INA CBGs memerlukan sumber daya yang baik 45 34,4 44 33,6 42 32,1 100 2. Sumber daya manusia cukup untuk implementasi Case Mix INA CBGs 50 38,2 31 23,7 50 38,2 100 3. Kualitas sumber daya lainnya sudah baik untuk implementasi Case Mix INA CBGs 43 32,8 44 33,6 44 33,6 100 4. Besaran imbalan berdasarkan jasa medis telah cukup baik 48 36,6 50 38,2 33 25,2 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk, tertinggi pada pernyataan “Sumber daya manusia cukup untuk implementasi Case Mix INA CBGs”, yaitu sebanyak 50 orang 38,2, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Besaran imbalan berdasarkan jasa medis telah cukup baik”, yaitu sebanyak 50 orang 38,2, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi pada pernyataan “Sumber daya manusia cukup untuk implementasi Case Mix INA CBGs”, yaitu sebanyak 50 orang 38,2. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi sumber daya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Distribusi Sumber Daya Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Sumber Daya Jumlah f 1. Buruk 51 38,9 2. Sedang 47 35,9 3. Baik 33 25,2 Total 131 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang sumber daya kebijakan Case Mix INA CBGs tertinggi pada sumber daya kebijakan yang buruk, yaitu 51 orang 38,9, dibandingkan yang menyatakan sedang, yaitu 47 orang 35,9, dan baik, yaitu 33orang 25,2.

C. Karakteristik Agen Pelaksana

Variabel karakteristik agen pelaksana dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai Karakteristik Agen Pelaksana Kebijakan Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan No Pernyataan Buruk Sedang Baik n n n 1. Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs telah memenuhi criteria 62 47,3 31 23,7 38 29 100 2. Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs telah 60 45,8 30 22,9 41 31,3 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Lanjutan memenuhi tugasnya 3. Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs memiliki kemampuan yang dibutuhkan 55 42 44 33,6 32 24,4 100 4. Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs memiliki kemampuan berkembang 41 31,3 57 43,5 33 25,2 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk, tertinggi pada pernyataan “Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs telah memenuhi kriteria”, yaitu sebanyak 62 orang 47,3, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs memiliki kemampuan untuk berkembang”, yaitu sebanyak 57 orang 43,5, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi pada pernyataan “Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs telah memenuhi tugasnya”, yaitu sebanyak 41 orang 31,3. Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi karakteristik agen pelaksana dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Agen Pelaksana Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Karakteristik Agen Pelaksana Jumlah f 1. Buruk 57 43,5 2. Sedang 49 37,4 3. Baik 25 19,1 Total 131 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang karateristik agen pelaksana kebijakan Case Mix INA CBGs tertinggi pada karateristik agen pelaksana kebijakan yang buruk, yaitu 57 orang 43,5, dibandingkan yang menyatakan sedang, yaitu 49 orang 37,4, dan baik, yaitu 25 19,1.

D. Sikap Pelaksana

Variabel karakteristik sikap pelaksana dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai Sikap Pelaksana Kebijakan Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan N o Pernyataan Buruk Sedang Baik n n n 1. Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs menunjukkan kinerja yang baik 60 45,8 39 29,8 32 24,4 100 2. Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs selalu mentaati peraturan pelaksanaan program 63 48,1 21 16 47 35,9 100 3. Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs merasa puas dengan pelaksanaan program 56 42,7 57 43,5 18 13,7 100 4. Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs tidak pernah mengeluh 34 26 49 37,4 48 36,6 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk, tertinggi pada pernyataan “Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs selalu Universitas Sumatera Utara mentaati peraturan pelaksanaan program”, yaitu sebanyak 63 orang 48,1, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs merasa puas dengan pelaksanaan program”, yaitu sebanyak 57 orang 43,5, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi pada pernyataan “Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs tidak pernah mengeluh”, yaitu sebanyak 48 orang 38,8. Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi sikap pelaksana dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Distribusi Sikap Pelaksana Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Sikap Pelaksana Jumlah f 1. Buruk 60 45,8 2. Sedang 34 26,0 3. Baik 37 28,2 Total 131 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang sikap pelaksana kebijakan Case Mix INA CBGs tertinggi pada sikap pelaksana kebijakan yang buruk, yaitu 60 orang 45,8, dibandingkan yang menyatakan baik, yaitu 37 orang 28,2, dan sedang, yaitu 34 26,0.

E. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktifitas Pelaksana

Variabel komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai Komunikasi Antar Organisasi dan Aktifitas Pelaksana Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan N o Pernyataan Buruk Sedang Baik n n n 1. Perlu adanya komunikasi atau koordinasi antar pelaksana 59 45 27 20,6 45 34,4 100 2. Sesama dokter spesialis perlu komunikasi 61 46,6 16 12,2 54 41,2 100 3. Perlu komunikasi antar atasan dan dokter pelaksana 55 42 40 30,5 36 27,5 100 4. Komunikasi antar pelaksana diperlukan agar program berjalan sesuai target 32 24,4 57 43,5 42 32,1 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk, tertinggi pada pernyataan “Sesama dokter spesialis perlu komunikasi”, yaitu sebanyak 61 orang 46,6, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Komunikasi antar pelaksana diperlukan agar program berjalan sesuai target”, yaitu sebanyak 57 orang 43,5, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi pada pernyataan “Sesama dokter spesialis perlu komunikasi”, yaitu sebanyak 54 orang 41,2. Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Distribusi Komunikasi Antar Organisasi dan Aktifitas Pelaksana Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktifitas Pelaksana Jumlah f 1. Buruk 58 44,3 2. Sedang 32 24,4 3. Baik 41 31,3 Total 131 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana kebijakan Case Mix INA CBGs tertinggi pada komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana kebijakan yang buruk, yaitu 58 orang 44,3, dibandingkan yang menyatakan baik, yaitu 41 orang 31,3, dan sedang, yaitu 32 24,4.

F. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik

Variabel lingkungan ekonomi, sosial dan politik dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan No Pernyataan Buruk Sedang Baik n n n 1. Implementasi Case Mix INA CBGs mengganggu stabilitas pembiayaan RS 59 45 32 24,4 40 30,5 100 2. Implementasi Case Mix INA CBGs menggangu pendapatan Anda 59 45 31 23,7 41 31,3 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Lanjutan 3. Implementasi Case Mix INA CBGs menimbulkan banyak masalah 53 40,5 43 32,8 35 26,7 100 4. Implementasi Case Mix INA CBGs mengganggu kinerja karyawan dan program lainnya 37 28,2 60 45,8 34 26 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs mengganggu stabilitas pembiayaan RS dan Implementasi Case Mix INA CBGs menggangu pendapatan Anda”, yaitu sebanyak 59 orang 45, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs mengganggu kinerja karyawan dan program lainnya”, yaitu sebanyak 60 orang 45,8, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs menggangu pendapatan Anda”, yaitu sebanyak 41 orang 31,3. Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi lingkungan ekonomi, sosial dan politik dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.12 Distribusi Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik Jumlah f 1. Buruk 55 42,0 2. Sedang 49 37,4 3. Baik 27 20,6 Total 131 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang lingkungan ekonomi, sosial dan politik kebijakan Case Mix INA CBGs tertinggi pada lingkungan ekonomi, sosial dan politik kebijakan yang buruk, yaitu 55 orang 42,0, dibandingkan yang menyatakan sedang, yaitu 49 orang 37,4, dan baik, yaitu 27 20,6.

4.2.2 Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja Dokter Spesialis

Variabel kepuasan kerja dokter spesialis dalam penelitian ini terdiri atas pemenuhan kebutuhan, perbedaan, pencapaian nilai, keadilan dan komponen genetik. Distribusi masing-masing variabel tersebut dapat dilihat di bawah ini.

A. Pemenuhan Kebutuhan

Variabel pemenuhan kebutuhan dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai Pemenuhan Kebutuhan Dokter Spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan No Pernyataan Buruk Sedang Baik n n n 1. Implementasi Case Mix INA CBGs dibutuhkan untuk efektivitas pelayanan 62 47,3 29 22,1 40 30,5 100 2. Implementasi Case Mix INA CBGs mengganggu pendapatan 66 50,4 18 13,7 47 35,9 100 3. Implementasi Case Mix INA CBGs membuat lebih bersemangat untuk memenuhi kebutuhan 58 44,3 32 24,4 41 31,3 100 4. Implementasi Case Mix INA CBGs bertujuan untuk meningkatkan kinerja 34 26 57 43,5 40 30,5 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs mengganggu pendapatan”, yaitu sebanyak 66 orang 50,4, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs bertujuan untuk meningkatkan kinerja”, yaitu sebanyak 57 orang 43,5, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs mengganggu pendapatan”, yaitu sebanyak 47 orang 35,9. Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi pemenuhan kebutuhan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.14 Distribusi Pemenuhan Kebutuhan Dokter Spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Pemenuhan Kebutuhan Jumlah f 1. Buruk 63 48,1 2. Sedang 31 23,7 3. Baik 37 28,2 Total 131 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang pemenuhan kebutuhan tertinggi pada pemenuhan kebutuhan yang buruk, yaitu 63 orang 48,1, dibandingkan yang menyatakan baik, yaitu 37 orang 28,2, dan sedang, yaitu 31 orang 23,7. Universitas Sumatera Utara

B. Perbedaaan

Variabel perbedaan dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai Perbedaan pada Dokter Spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan No Pernyataan Buruk Sedang Baik n n n 1. Implementasi Case Mix INA CBGs sesuai dengan harapan 64 48,9 45 34,4 22 16,8 100 2. Implementasi Case Mix INA CBGs mengganggu kinerja 63 48,1 16 12,2 52 39,7 100 3. Implementasi Case Mix INA CBGs menyebabkan target rumah sakit menjadi tidak tercapai 54 41,2 38 29 39 29,8 100 4. Implementasi Case Mix INA CBGs mengganggu target pendapatan 31 23,7 52 39,7 48 36,6 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs sesuai dengan harapan”, yaitu sebanyak 64 orang 48,9, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs mengganggu target pendapatan”, yaitu sebanyak 52 orang 39,7, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs mengganggu kinerja”, yaitu sebanyak 52 orang 39,7. Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi perbedaan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Distribusi Perbedaan pada Kebutuhan Dokter Spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Perbedaan Jumlah f 1. Buruk 60 45,8 2. Sedang 32 24,4 3. Baik 39 29,8 Total 131 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang perbedaan tertinggi pada perbedaan yang buruk, yaitu 60 orang 45,8, dibandingkan yang menyatakan baik, yaitu 39 orang 29,8, dan sedang, yaitu 32 orang 24,4.

C. Pencapaian Nilai

Variabel pencapaian nilai dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai Pencapaian Nilai Dokter Spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan No Pernyataan Buruk Sedang Baik n n n 1. Implementasi Case Mix INA CBGs memberikan kesempatan untuk berkembang 32 24,4 57 43,5 42 32,1 100 2. Implementasi Case Mix INA CBGs meningkatkan kinerja dokter 35 26,7 42 32,1 54 41,2 100 3. Implementasi Case Mix INA CBGs meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan 28 21,4 83 63,4 20 15,3 100 4. Implementasi Case Mix INA CBGs akan merugikan dokter spesialis 43 32,8 37 28,2 51 38,9 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs akan merugikan dokter spesialis”, yaitu sebanyak 43 orang 32,8, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan”, yaitu sebanyak 83 orang 63,4, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs meningkatkan kinerja dokter”, yaitu sebanyak 54 orang 41,2. Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi pencapaian nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.18 Distribusi Pencapaian Nilai Kebutuhan Dokter Spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Pencapaian Nilai Jumlah f 1. Buruk 34 26,0 2. Sedang 57 43,5 3. Baik 40 30,5 Total 131 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang pencapaian nilai tertinggi pada pencapaian nilai yang sedang, yaitu 57 orang 43,5, dibandingkan yang menyatakan baik, yaitu 40 orang 30,5, dan buruk, yaitu 34 orang 26,0. Universitas Sumatera Utara

D. Keadilan

Variabel keadilan dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai Keadilan pada Dokter Spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan No Pernyataan Buruk Sedang Baik n n n 1. Implementasi Case Mix INA CBGs berlaku untuk semua dokter spesialis 58 44,3 32 24,4 41 31,3 100 2. Implementasi Case Mix INA CBGs pilih kasih untuk semua dokter 45 34,4 37 28,2 49 37,4 100 3. Implementasi Case Mix INA CBGs telah dilaksanakan sesuai aturan 62 47,3 44 33,6 25 19,1 100 4. Implementasi Case Mix INA CBGs sesuai dengan harapan besaran jasa 57 43,5 26 19,8 48 36,6 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs telah dilaksanakan sesuai aturan”, yaitu sebanyak 62 orang 47,3, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs telah dilaksanakan sesuai aturan”, yaitu sebanyak 44 orang 33,6, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs pilih kasih untuk semua dokter”, yaitu sebanyak 49 orang 37,4. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi keadilan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.20 Distribusi Pencapaian Keadilan pada Dokter Spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Keadilan Jumlah f 1. Buruk 69 52,7 2. Sedang 25 19,1 3. Baik 37 28,2 Total 131 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang keadilan tertinggi pada keadilan yang buruk, yaitu 69 orang 52,7, dibandingkan yang menyatakan baik, yaitu 37 orang 28,2, dan sedang, yaitu 25 orang 19,1.

E. Komponen Genetik

Variabel komponen genetik dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai Komponen Genetik Dokter Spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan No Pernyataan Buruk Sedang Baik n n n 1. Implementasi Case Mix INA CBGs telah dilaksanakan dengan baik 63 48,1 35 26,7 33 25,2 100 2. Implementasi Case Mix INA CBGs bertujuan untuk efektifitas pembiayaan 63 48,1 22 16,8 46 35,1 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21 Lanjutan 3. Implementasi Case Mix INA CBGs akan merugikan siapapun 58 44,3 58 44,3 15 11,5 100 4. Implementasi Case Mix INA CBGs menghasilkan pelayanan kesehatan yang maksimal 33 25,2 48 36,6 50 38,2 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs telah dilaksanakan dengan baik dan Implementasi Case Mix INA CBGs bertujuan untuk efektifitas pembiayaan”, yaitu sebanyak 63 orang 48,1, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs akan merugikan siapapun”, yaitu sebanyak 58 orang 44,3, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi pada pernyataan “Implementasi Case Mix INA CBGs menghasilkan pelayanan kesehatan yang maksimal”, yaitu sebanyak 50 orang 38,2. Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi komponen genetik dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.22 Distribusi Komponen Genetik pada Dokter Spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Komponen Genetik Jumlah f 1. Buruk 64 48,9 2. Sedang 29 22,1 3. Baik 38 29,0 Total 131 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang komponen genetik tertinggi pada komponen genetik yang buruk, yaitu 64 orang 48,9, dibandingkan yang menyatakan baik, yaitu 38 orang 29,0, dan sedang, yaitu 29 orang 22,1. Berdasarkan sub variabel pada tabel di atas, maka dapat dikategorikan kepuasan kerja dokter spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja Dokter Spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan No. Kepuasan Kerja Dokter Spesialis Jumlah f Persentase 1. Buruk 62 47.3 2. Sedang 40 30.5 3. Baik 29 22.1 Jumlah 131 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui persentase kepuasan kerja dokter spesialis di RSUP H. Adam Malik Medan tertinggi pada kepuasan kerja yang buruk, yaitu 62 orang 47,3, dibandingkan kepuasan kerja yang sedang, yaitu 40 orang 30,5, dan baik, yaitu 29 orang 22,1.

4.3 Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan implementasi kebijakan Case Mix INA CBGs berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 terhadap Universitas Sumatera Utara kepuasan kerja dokter spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square dapat dilihat dalam tabulasi silang berikut ini: Tabel 4.24 Tabulasi Silang Implementasi Kebijakan Case Mix INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 terhadap Kepuasan Kerja Dokter Spesialis Di RSUP. H. Adam Malik Medan N o Implementasi Kebijakan Kepuasan Kerja Dokter Spesialis Total P value Buruk Sedang Baik f f f f 1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan Buruk 28 56 14 28 8 16 50 100 0,004 Sedang 17 37,8 21 46,7 7 15,6 45 100 Baik 17 47,2 5 13,9 14 38,9 36 100 2 Sumber Daya Buruk 28 54,9 14 27,5 9 17,6 51 100 0,024 Sedang 18 38,3 21 44,7 8 17 47 100 Baik 16 48,5 5 15,2 12 36,4 33 100 3 Karakterstik Agen Pelaksana Buruk 31 54,4 18 31,6 8 14 57 100 0,016 Sedang 20 40,8 19 38,8 10 20,4 49 100 Baik 11 44 3 12 11 44 25 100 4 Sikap Pelaksana Buruk 42 70 13 21,7 5 8,3 60 100 0,000 Sedang 14 41,2 19 55,9 1 2,9 34 100 Baik 6 16,2 8 21,6 23 62,2 37 100 5 Komunikasi Antar Organisasi dan Aktifitas Pelaksana Buruk 35 60,3 18 31 5 8,6 58 100 0,000 Sedang 15 46,9 15 46,9 2 6,2 32 100 Baik 12 29,3 7 17,1 22 53,7 41 100 6 Lingkungan Sosial, Ekonomi, Politik Buruk 29 52,7 18 32,7 8 14,5 55 100 0,012 Sedang 21 42,9 19 38,8 9 18,4 49 100 Baik 12 44,4 3 11,1 12 44,4 27 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabulasi silang pada tabel di atas, diketahui bahwa keenam variabel independen dalam penelitian ini, yaitu ukuran dan tujuan kebijakan; sumber daya; karakteristik agen pelaksana; sikap pelaksana; komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana; dan lingkungan sosial, ekonomi dan politik, memiliki nilai p 0,05, artinya dapat disimpulkan bahwa ukuran dan tujuan kebijakan; sumber daya; karakteristik agen pelaksana; sikap pelaksana; komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana; dan lingkungan sosial, ekonomi dan politik memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja dokter spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan. Keenam variabel tersebut juga dapat masuk ke model regresi logistk berganda dalam analisis multivariat.

4.4 Analisis Multivariat