Peran Coding dalam Case Mix INA-CBGs

2.3.4 Peran Coding dalam Case Mix INA-CBGs

Dalam pelaksanaan Case Mix INA-CBGs, peran koding sangat menentukan, dimana logic software yang digunakan untuk menetukan tarif adalah dengan pedoman international Classification of Disease ICD 10 untuk menentukan diagnois dan ICD 9 CM untuk tindakan atau prosedur. Besar kecilnya tarif yang muncul dalam software INA-CBGs ditentukan oleh diagnosis dan prosedur. Kesalahan penulisan diagnosis akan mempengaruhi tarif. Tarif bisa menjadi lebih besar atau lebih kecil. Diagnosis dalam kaidah CBGs, harus ditentukan diagnosa utama dan diagnosa penyerta. Diagnosa penyerta terdiri dari Komplikasi dan Komorbiditas. Diagnosis penyerta juga dapat mempengaruhi besar kecilnya tarif, karena akan mempengaruhi level severity tingkat keparahan yang diderita oleh pasien. Logikanya pasien yang dirawat terjadi komplikasi, maka akan mempengaruhi lama perawatan di rumah sakit. Jika lama perawatan bertambah lama dibanding tidak terjadi komplikasi, maka akan menambah jumlah pembiayaan dalam perawatan. Dalam logic software INA-CBGs penambahan tarif dari paket yang sebenarnya, jika terjadi level severity tingkat 2 dan level severity tingkat 3. Jika dalam akhir masa perawatan terjadi lebih dari satu diagnosis, koder harus bisa menentukan mana yang menjdi diagnosa utama maupun skunder. 1. Diagnosa Utama Principal Diagnosis a. Adalah diagnosa akhirfinal yang dipilih dokter pada hari terakhir perawatan dengan kriteria paling banyak menggunakan sumber daya atau yang menyebabkan hari rawatan paling lama. Universitas Sumatera Utara b. Diagnosis utama selalu ditetapkan pada akhir perawatan seorang pasien established at the end of the episode of health care c. Jika terdapat lebih dari satu diagnosis maka dipilih satu diagnosis yang paling banyak menggunakan resources SDM, bahan habis pakai, peralatan medik, tes pemeriksaan dan lain2 2. Definisi Ciri-Ciri Diagnosis Sekunder a. Diagnosis sekunder adalah diagnosis selain dari diagnosis utama Komplikasi + Ko-morbiditi b. Komplikasi: Kondisidiagnosa sekunder yang muncul selama masa perawatan dan dianggap meningkatkan length of stay LOS setidaknya satu hari rawat pada kira-kira 75 c. Kondisi Ko-Morbid: kondisi yang telah ada saat admisi dianggap dapat meningkatkan length of stay LOS setidaknya 34 hari rawat pada kira-kira 75 3. Prosedur Tindakan a. Prosedur Utama Principal Procedure adalah prosedur tindakan yang paling banyak menghabiskan sumber daya atau yang menyebabkan hari rawatan paling lama dan biasanya berhubungan erat dengan diagnosa utama. b. Prosedur Sekunder Seluruh signifikan prosedur tindakan yang dijalankan pada pasien rawat inap atau rawat jalan, membutuhkan peralatan special atau Universitas Sumatera Utara dikerjakan oleh staf terlatih dan berpengalaman Dalam proses Case Mix Ina DRG, tidak semua prosedur atau tindakan harus di input dalam software Ina DRG. Beberapa tindakan-tindakan yang tidak perlu di input adalah: • Prosedurtindakan yang berhubungan dengan keperawatan • Prosedurtindakan yang rutin dilakukan • Prosedurtindakan yang tidak memerlukan staf khusus • Prosedurtindakan yang tidak memerlukan peralatan khusus

2.3.5 Keterkaitan Kode Diagnosis Dengan INA CBGs