mentaati peraturan pelaksanaan program”, yaitu sebanyak 63 orang 48,1, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada pernyataan “Pelaksana
implementasi Case Mix INA CBGs merasa puas dengan pelaksanaan program”, yaitu sebanyak 57 orang 43,5, sedangkan responden yang menjawab baik, tertinggi
pada pernyataan “Pelaksana implementasi Case Mix INA CBGs tidak pernah mengeluh”, yaitu sebanyak 48 orang 38,8.
Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi sikap pelaksana dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Distribusi Sikap Pelaksana Case MIX INA CBGs Berdasarkan
Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan No.
Sikap Pelaksana Jumlah
f
1. Buruk
60 45,8
2. Sedang
34 26,0
3. Baik
37 28,2
Total 131
100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang sikap pelaksana kebijakan Case Mix INA CBGs tertinggi pada sikap
pelaksana kebijakan yang buruk, yaitu 60 orang 45,8, dibandingkan yang menyatakan baik, yaitu 37 orang 28,2, dan sedang, yaitu 34 26,0.
E. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktifitas Pelaksana
Variabel komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Adapun hasil jawaban responden terhadap seluruh
pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai
Komunikasi Antar Organisasi dan Aktifitas Pelaksana Case MIX INA CBGs
Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan N
o Pernyataan
Buruk Sedang
Baik n
n n
1. Perlu adanya komunikasi atau koordinasi antar pelaksana
59 45
27 20,6 45 34,4 100 2. Sesama dokter spesialis perlu
komunikasi 61 46,6 16 12,2 54 41,2 100
3. Perlu komunikasi antar atasan dan dokter pelaksana
55 42
40 30,5 36 27,5 100 4. Komunikasi antar pelaksana
diperlukan agar program berjalan sesuai target
32 24,4 57 43,5 42 32,1 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang menjawab buruk,
tertinggi pada pernyataan “Sesama dokter spesialis perlu komunikasi”, yaitu sebanyak 61 orang 46,6, responden yang menjawab sedang, tertinggi pada
pernyataan “Komunikasi antar pelaksana diperlukan agar program berjalan sesuai target”, yaitu sebanyak 57 orang 43,5, sedangkan responden yang menjawab baik,
tertinggi pada pernyataan “Sesama dokter spesialis perlu komunikasi”, yaitu sebanyak 54 orang 41,2.
Berdasarkan distribusi item pertanyaan di atas, maka dapat kita simpulkan distribusi frekuensi komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Distribusi Komunikasi Antar Organisasi dan Aktifitas Pelaksana Case MIX INA CBGs Berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2012 di RSUP. H.
Adam Malik Medan No.
Komunikasi Antar Organisasi dan Aktifitas Pelaksana
Jumlah f
1. Buruk
58 44,3
2. Sedang
32 24,4
3. Baik
41 31,3
Total 131
100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban responden tentang komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana kebijakan Case Mix INA
CBGs tertinggi pada komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana kebijakan yang buruk, yaitu 58 orang 44,3, dibandingkan yang menyatakan baik, yaitu 41
orang 31,3, dan sedang, yaitu 32 24,4.
F. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik