nilai koefisien regresi yang bernilai -1,794. Artinya, semakin banyak sumber daya organisasi, maka kepuasan dokter spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan akan
semakin menurun pula. Van Metter dan Van Horn 1975 menyatakan bahwa sumber daya kebijakan
policy resources tidak kalah pentingnya dengan komunikasi. Sumber daya
kebijakan ini harus juga tersedia dalam rangka untuk memperlancar administrasi implementasi suatu kebijakan. Sumber daya ini terdiri atas dana atau insentif lain
yang dapat memperlancar pelaksanaan implementasi suatu kebijakan. Kurangnya atau terbatasnya dana atau insentif lain dalam implementasi kebijakan, adalah
merupakan sumbangan besar terhadap gagalnya implementasi kebijakan.
5.1.3 Pengaruh Sikap Pelaksana dengan Kepuasan Dokter Spesialis
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa mayoritas dokter spesialis di RSUP H. Adam Malik Medan menyatakan sikap pelaksana
kebijakan Case Mix INA CBGs tergolong buruk. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap pelaksana kebijakan dengan
kepuasan kerja dokter spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan. Tabulasi silang antara kedua variabel tersebut menunjukkan bahwa responden yang menyatakan
sikap pelaksana buruk, terdapat 70 yang kepuasan kerjanya buruk. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Istono 2011
tentang pengaruh sikap kerja, gaji dan penghargaan terhadap kepuasan kerja manajer studi kasus di PT. Pos Indonesia Surabaya Selatan dengan hasil diperoleh adanya
pengaruh sikap terhadap kepuasan kerja manager. Hasil penelitian ini juga
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan nilai koefisien regresi 2,150, artinya bila sikap pelaksana kebijakan implementasi kebijakan Case Mix INA CBGs dikuatkan, maka kepuasan dokter
spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan akan semakin meningkat pula. Sikap mereka itu dipengaruhi oleh pandangannya terhadap suatu kebijakan dan
cara melihat pengaruh kebijakan itu terhadap kepentingan organisasi dan kepentingan pribadi. Van Mater dan Van Horn 1975 menjelaskan disposisi bahwa implementasi
kebijakan diawali penyaringan befiltered lebih dahulu melalui persepsi dari pelaksana implementors dalam batas mana kebijakan itu dilaksanakan. Terdapat tiga
macam elemen respon yang dapat mempengaruhi kemampuan dan kemauannya untuk melaksanakan suatu kebijakan, antara lain terdiri dari pertama, pengetahuan
cognition , pemahaman dan pendalaman comprehension and understanding
terhadap kebijakan, kedua, arah respon mereka apakah menerima, netral atau menolak acceptance, neutrality, and rejection
5.1.4 Pengaruh Komunikasi Antar Organisasi dan Aktifitas Pelaksana dengan Kepuasan Dokter Spesialis
, dan ketiga, intensitas terhadap kebijakan.
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa mayoritas dokter spesialis di RSUP H. Adam Malik Medan menyatakan komunikasi antar
organisasi dan aktifitas pelaksana kebijakan Case Mix INA CBGs tergolong buruk. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana kebijakan dengan kepuasan kerja dokter spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan. Tabulasi silang antara kedua
Universitas Sumatera Utara
variabel tersebut menunjukkan bahwa responden yang menyatakan komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana buruk, terdapat 60,3 yang kepuasan kerjanya
buruk. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tristanti
2010 tentang pengaruh dimensi kualitas pelayanan dan ketrampilan komunikasi dokter terhadap kepuasan pasien rawat inap pada Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang yang memperoleh hasil adanya pengaruh komunikasi organisasi dengan kepuasan pasien rawat inap di rumah sakit tersebut. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 2,107, artinya bila komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana kebijakan implementasi kebijakan Case Mix INA
CBGs dikuatkan, maka kepuasan dokter spesialis di RSUP. H. Adam Malik Medan akan semakin meningkat pula.
Agar kebijakan publik bisa dilaksanakan dengan efektif, menurut Van Horn dan Van Mater dalam Widodo 1974 apa yang menjadi standar tujuan harus
dipahami oleh para individu implementors yang bertanggung jawab atas pencapaian standar dan tujuan kebijakan, karena itu standar dan tujuan harus dikomunikasikan
kepada para pelaksana. Komunikasi dalam kerangka penyampaian informasi kepada para pelaksana kebijakan tentang apa menjadi standar dan tujuan harus konsisten dan
seragam consistency and uniformity dari berbagai sumber informasi.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pengaruh Implementasi Kebijakan terhadap Kepuasan Dokter Spesialis