Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 126
signifikan, terutama untuk tanaman kelapa Hasil pengamatan tanaman kelapa,
pisang, talas,dan mangga menunjukkan tidak terlihat adanya pengaruh salinitas terhadap
yang termasuk komoditas utama daerah ini. Batas toleransi tanaman kelapa dan mangga
terhadap salinitas berkisar 4-8dSm serta tanaman pisang dan talas yang mempunyai
batas toleransi 2-4 dSm maka tsunami tidak berpengaruh nyata terhadap kerusakan
tanaman daerah ini. Hal ini disebabkan salinitas tanah dalam 1 bulan setelah tsunami
hanya sekitar 0,44-1,76 dSm dan termasuk kategori rendah sampai sedang pada lapisan
0-20 cm. Hasil analisa daun tanaman kelapa
menunjukkan kadar N dan K tanaman masing-masing sebesar 1,42 dan 0,23
ternyata masih dibawah batas kritis N 1,7 dan K 0,45 yang ditetapkan Subiksa et al
2006, sedangkan kadar P sebesar 0,15 berada pada batas cukup. Nilai hasil analisa
N,P, dan K tanaman pisang masing-masing sebesar 2,63; 0,31; dan 0,46 ternyata masih
termasuk kategori rendah. Jones 1991 menetapkan kecukupan N, P, dan K untuk
tanaman pisang masing-masing sebesar 3,5- 4,5, 0,2-0,4, dan 3,8-5,0.
Keragaan tanaman talas yang cukup baik
dilapangan menunjukkan
bahwa tanaman ini tidak mengalami kekurangan
unsur hara N,P, dan K. Kekurangan justru terlihat pada tanaman mangga dengan nilai
kecukupan N, P, dan K tanaman ini masing- masing sebesar 1,0-1,5; 0,08-0,25; dan
0,4-0,9. Bila mengacu pada hasil analisa tanaman mangga dan nilai kecukupannya
maka kekurangan N dan K di daerah ini. Berdasarkan analisa kimia dan fisika
contoh tanah Dusun Puruorogat terungkap bahwa musibah tsunami tidak meninggalkan
lumpur laut yang menyebabkan peningkatan salinitas tanah yang dapat meracun tanaman.
Warna kuning daun tanaman kelapa dimungkinkan akibat tanaman kekurangan
N dan serangan Cescopora yang melanda 30 dari areal pertanaman kelapa daerah ini.
Kerusakan tanaman yang terkena musibah tsunami hanya menyebabkan kerusakan fisik
tanaman akibat gelomang besar tsunami.
3.3 Kerusakan Lahan Dusun Surat Aban
Surat Aban
merupakan dusun
yang paling ujung selatan dari Pulau Pagai Selatan dan termasuk dusun yang
mengalami kerusakan yang cukup besar. Hasil pengamatan penampang vertikal
transek dari dusun Surat Aban terungkap bahwa 0-100 meter dari pinggir laut
merupakan areal perkebunan kelapa rakyat dengan tinggi tempat berkisar dari 5-6 meter
dari muka laut. Areal persawahan pada jarak
Tabel 11. Hasil analisa tanaman terkena tsunami di Dusun Purourogat Kecamatan Pagai
Selatan. Tahun 2010
Jenis tanaman Jenis pengamatan
N P
K
Kelapa 1,42
0,15 0,23
Pisang 2,63
0,31 0,46
Talas 2,77
0,39 0,32
Mangga 0,96
0,11 0,02
Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 127
100-140 meter terbentuk dari lahan rawa dan diikuti areal perkebunan kelapa dan kebun
campuran yang terkena tsunami mencapai 700 meter dari pinggir laut. .
Pada lokasi Sarat Aban tingkat salinitas beragam dari rendah sampai tinggi.
Pada jarak 0 – 200 meter dari tepi pantai dalam katagori ringan, sedangkan pada jarak
250 – 450 meter dan 500 – 600 meter dari pantai masuk dalam katagori sedang, dan
pada titik 450 – 500 meter dan 600 – 650 meter termasuk pada kategori tinggi.
Tingkat salinitas kategori ringan pada jarak 200 meter di Dusun Surat Aban
sejalan dengan tekstur tanah berpasir dengan ketebalan 40 cm dan lapisan bawahnya
berkarang. Proses
pencucian akibat
curah hujan yang tinggi setelah tsunami memungkinkan terjadinya penurunan kadar
garam dalam sistem tanah ini. Namun secara umum pengaruh salinitas pada areal
pertanian di daerah musibah tsunami tidak menghambat pertumbuhan tanaman secara
signifikan, terutama untuk tanaman kelapa dan padi sawah yang lebih toleran terhadap
tingkat salinitas dalam tanah daerah ini. Menurut Makarim,Pane,dan Setyono 2005
penurunan hasil padi semakin banyak bila EC
e
lebih dari 4 mmhocm seiring dengan meningkatnya kadar garam. Kerusakan oleh
garam bisa disebabkan oleh tekanan osmosis, pengaruh ion-ion tertentu, antagonisme
antar ion, keracunan yang disebabkan ion- ion yang lepas dari komplek pertukaran, dan
pengaruh aktivitas ion-ion. Laut
============ S I
S II S III
Jarak dari laut 0-100 meter
100-140 meter
140-650 meter
Tinggi tempat 5-6 meter dari muka
laut 4-
5 meter dari
muka la ut 6-10 m dari muka laut
Tekstur Pasir
Pasir Liat berpasir
Kedalam solum tanah
1-30 C m
40-60 C m 60 C m
Salinitas Sedang
Ringan Ringan -sedang-tinggi
Kesuburan tanah Rendah
Rendah Sedang
Vegetasi pra stunami
Tanaman kelapa Sawah
Tanaman kelapa dan kebun campuran
Gambar 2. Transek areal pertanian dan pemukiman Dusun Surat Aban
Kecamatan Pagai Selatan
Berdasarkan analisa kimia dan fisika tsunami hanya menyebabkan kerusakan fisik
Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 128
kelapa secara fisik bukan karena kimia Reaksi tanah pH pada areal
persawahan masing-masing sebesar 7.19 pH H2O dan 6.50 pH KCL yang
termasuk kategori tinggi. Meskipun tanah ini bereaksi basa namun akan mengarah
pada netral bila tanah sawah digenangi dan tidak menganggu pertumbuhan tanaman
padi Ponanamperuma, 1978. Selanjutnya, kandungan C organik tanah sawah 3.20
dinilai tinggi dan harus dipertahankan minimal pada nilai 2. Nilai C organik
tanah sawah yang tinggi ini sejalan dengan kandungan N-total tanah sebesar 0,87
yang juga dinilai sangat tinggi, sedangkan nisbah CN tanah sawah 3.68 dinilai sangat
rendah. Kondisi yang sangat rendah terlihat pada unsur Fosfor tersedia ekstraksi Olsen
semua contoh tanah sawah Dusun Surat Aban termasuk kategori sangat rendah.
Hasil analisa unsur K 0,57 Cmol kg, Ca 3,15 me100 gr, Mg 5,42
me100gr, dan Na 2,78 Cmol Kg masing- masing sebesar kategori sedang, rendah,
dan tinggi. Namun nilai KTK tanah ini 15,39 Cmolkg termasuk sangat rendah yang
mengindikasikan rendahnya kemampuan menjerap dan melepaskan unsur hara dalam
sistem tanah. Selanjutnya, kandungan Fe dan Mn tanah yang sangat tinggi kurang
menguntungkan bagi pertumbuhan padi bila tanah sawah ini tergenang terus menerus.
Tabel 12. Hasil pengamatan salinitas pada berbagai jarak dari pantai di Dusun Surat Aban
Kecamatan Pagai Selatan. Tahun 2010
Tabel 13. Hasil pengamatan salinitas pada berbagai jarak dari pantai di Dusun Surat Aban
Kecamatan Pagai Selatan. Tahun 2010
No. Kedalaman
Tingkat Salinitas Jarak dari Pantai
Meter 0 – 35 Cm dSm
30 – 150 dSm 1.
0.13 0.23
Ringan 0-100
2. 0.13
0.19 Ringan
100 – 200 3.
1.63 1.66
Sedang 200 – 250
4. 1.74
1.71 Sedang
250 - 300 5.
1.41 1.40
Sedang 300 - 350
6. 1.32
1.32 Sedang
350 - 400 7.
1.47 1.44
Sedang 400 - 450
8. 2.09
2.04 Tinggi
450 - 500 9.
1.89 1.88
Sedang 500 - 550
10. 1.86
1.83 Sedang
550 - 600 11.
1.93 1.94
Tinggi 600 - 650
Jenis Pengamatan Nilai
Keterangan
1
pH H2O pH KCl
7,19 6,50
Tinggi Tinggi
C-organik N-total
CN 3,20
0,87 3,68
Tinggi Sangat tinggi
Rendah P2O5 Ekstrak Olsen ppm
2,83 Sangat rendah
K-dd Cmolkg Na-dd Cmolkg
KTK-dd Cmolkg Al-dd Cmolkg
H-dd Cmolkg 0,57
2,78 15,39
0,0 0,2
Sedang Tinggi
Sangat rendah Sangat rendah
Sangat rendah
Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 129
Nisbah CaK tanah sebesar 4,5 lebih sempit dibandingkan nisbah CaK
ideal 13,51, sehingga pupuk K sedikit dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman padi.
Hal ini ditunjukkan K-dd tanah pada 0,57 Cmolkg yang termasuk kategori sedang.
Nisbah CaMg contoh tanah lebih sempit dibandingkan nisbah CaMg ideal 6,51.
Nampaknya pemberian pupuk Mg tidak dibutuhkan bila mempedomani Mg tanah ini
termasuk kategori tinggi dengan batas kritis 0,50 Cmolkg. Selanjutnya, Nisbah MgK
nilai 9,51 lebih lebar dari nisbah MgK ideal 21 memperlihatkan daerah ini tidak
memerlukan pupuk K dalam jumlah besar.
Hasil analisa jaringan tanaman kelapa yang menunjukkan kadar N, P, dan
K tanaman masing-masing sebesar 0,09; 0,26; dan 0,48. Bila mempedomani batas
kritis N 1,7, P 0,25, dan K 0,45 maka terlihat bahwa N tanaman kelapa yang
daunnya berwarna kuning jauh dibawah batas kritisnya. Hasil analisis N tanaman
kelapa yang daunnya tidak berwarna kuning masing-masing sebesar 1,56 tidak berbeda
jauh dari batas kritis N, sedangkan P dan K tanaman kelapa yang daunnya berwarna
kuning jauh lebih rendah dari batas kritisnya. Kondisi ini memperlihatkan bahwa musibah
tsunami mengakibatkan kerusakan tanaman kelapa secara fisik bukan karena kimia
tanah. Hasil analisa N, P, dan K tanaman
padi masing-masing sebesar 2,73; 0,33; dan 0,44. Nilai hasil analisis tanaman padi ini
menunjukkan permasalahan kekurangan unsur hara makro ini hanya terlihat pada
K tanaman dengan batas kecukupan 0,8- 0,9. Selanjutnya, hasil analisa N, P, dan K
tanaman talas yang kena musibah tsunami secara berturut-turut sebesar 2,49; 0,26;
dan 0,40 termasuk batas cukup bagi pertumbuhan tanaman ini untuk berproduksi
baik. Secara umum, hasil analisis hara tanaman pada daerah pertanian Dusun Surat
Aban mengindikasikan kekurangan kalium sebagaimana yang terjadi juga di Dusun
Jenis Pengamatan Nilai
Keterangan
1
Ca Ekstrak NH4Oac pH 7 me100 gr Mg Ekstrak NH4Oac pH 7 me100 gr
3,15 5,42
Rendah Tinggi
Cu Ekstrak 0,1 N HCl ppm Zn Ekstrak 0,1 N HCl ppm
Mn Ekstrak 0,1 N HCl ppm Fe Ekstrak 0,1 N HCl ppm
23 15
32 79
Sedang Sedang
Sangat tinggi Sangat tinggi
Jenis tanaman Jenis Pengamatan
N P
K
Kelapa
1
0,09 0,26
0,45 Kelapa
1,56 0,18
0,08 Padi
2,73 0,33
0,44 Talas
2,49 0,26
0,40
Tabel 14. Hasil analisa jaringan tanaman pasca tsunami di Dusun Surat Aban Kecamatan
Pagai Selatan. Tahun 2010
Keterangan:
1
Faperta Unand Padang 1979
Keterangan:
1
Areal perkebunan Kelapa yang berwarna kuning di lapangan
Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 130
Purorogat. Sedangkan dampak tsunami tidak terjadi terhadap sifat fisk dan kimia tanah
daerah pertanian ini.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus musibah gempa dan stunami ini dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1 Gempa
yang diikuti
tsunami menyebabkan kerusakan yang luas
terhadap usaha pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.
Kerusakan yang paling besar terjadi pada areal perkebunan kelapa rakyat
sebagai komoditas andalan masyarakat yang berada pada wilayah pesisir dalam
jarak 0-750 meter dari garis pantai dengan tinggi tempat 0-14 meter dari
permukaan laut. 2 Tingkat salinitas tanah dalam waktu 1
bulan setelah stunami umumnya sedang dan rendah serta tidak terlihat adanya
endapat lumpur laut di permukaan tanah. Menurunnya masalah salinitas
secara nyata disebabkan tingginya curah hujan, tekstur agak kasar, dan kondisi
fisografi daerah yang memungkinkan percepatan pencucian garam.
3 Tingkat kesuburan tanah sepanjang wilayah pesisir Kepulauan Mentawai
umumnya termasuk kategori rendah yang ditandai kekurangan unsur hara
makro, terutama N dan K yang sangat luas di daerah ini. Kekurangan unsur
hara ini bagi tanaman sejalan dengan hasil analisa tanah dan tanaman pasca
tsunami.
Rekomendasi
Dari hasil studi kasus musibah gempa dan tsunami ditetapkan beberapa saran
sebagai berikut: 1 Relokasi kawasan pemukiman dan
areal pertanian tanaman pangan perlu diarahkan pada kawasan yang berjarak
lebih dari 750 meter dari pinggir laut atau pada daerah dengan tinggi tempat
diatas 14 meter dari permukaan laut. Sedangkan kawasan sepanjang pantai
yang berjarak kurang dari 750 meter dimanfaatkan untuk areal pertanaman
kelapa dan bakau. 2 Penanaman kembali tanaman kelapa
sebagai komoditas unggulan utama daerah ini membutuhkan pemilihan
benih unggul dan teknik pembibitannya. Untuk itu, peran dan bantuan breeder
kelapa untuk menseleksi pohon induk unggul
lokal guna
menghasilkan tanaman memiliki produktifitas tinggi
pada tingkat petani. 3 Pewilayahan komoditas pada kawa-
san yang rawan bencana ini yang menguntungkan
secara ekonomis
dengan mempertimbangkan kondisi sosial budaya lokal dan mempunyai
kemampuan dalam
meminimalkan dampak bencana tsunami
4 Kegiatan Demfarm yang terintegrasi
disertai penguatan penyuluhan perlu dibangun guna mempercepat inovasi
teknologi pada tingkat petani
Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 131
DAFTAR PUSTAKA Agus, F. dan IGM. Subiksa. 2005. Status
Hara Tanah Terpengaruh Lumpur Tsunami dan Implikasi Pengelola-
annya. Balai Penelitian Tanah. Bogor.
Badan Pusat Statitik. 2008. Survey
Ekonomi Nasional 2008. BPS Jakarta.
Bappeda Kepulauan Mentawai dan BPS Mentawai 2010. Kepulauan
Mentawai dalam angka 2009. Bappeda Kabupaten Kepulauan
Mentawai.
Departemen Kelautan dan Perikanan RI. 2007. Sumatera Barat. Rencana
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Periode 2007-
2012. Marine Coastal Resources Management Project, ADB Loan
1770-INOSF.
Emzalmi. 2010. Menuju Kota Padang yang
Siaga Bencana. Disampaikan pada Seminar Imitigasi Bencana Tsunami
Sumbar, tanggal 12 Desember 2010. PKS Kota Padang.
Fakultas Pertanian Unand Padang. 1979.
Survey tanah dan kesesuaian lahan untuk Kebun Percobaan Balittan
Sukarami. Kerjasama
Balittan Sukarami dan Faperta Unand
Padang
Las, I., A.K. Makarim, H. Pane, A. Setyono. 2005. Budidaya padi pada
lahan rusak ringan-sedang akibat tsunami. Buku Panduan. Balai
Penelitian Tanaman Padi.
Mustafa, B. 2010. Bencana Gempa dan
Permasalahannya. Disampaikan
pada Seminar Imitigasi Bencana Tsunami
Sumbar, tanggal
12 Desember
2010. PKS
Kota Padang.
Puslitbangtanak. 2005. Delineasi tingkat
kerusakan serta pengembangan teknologi
rehabilitasi lahan
pertanian pasca tsunami di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Rapim
Badan Litbang Pertanian.
Ponanamperuma, F.N. 1978. Electro-
chemical Changes in Submerged Soilsand Growth of Rice. In Soils
and Rice. IRRI., Los Banos, Laguna, Philippines: p 421-441.
R.S. Ayers and D.W. Westcot. 1976. Water
Quality for Agriculture Organization of the United Nation Rome.
Westerman, R. L. 1990. Soil Testing and
Plant Analysis. Third Edition. Soil Science Society of America, Inc.
Madison, Wisconsin, USA. 784 p. terjadi terhadap sifat fisk dan kimia tanah
fisografi daerah yang memungkinkan tanaman memiliki produktifitas tinggi
Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 132
pada peningkatan kuantitas unsur fisik kota
hal peningkatan kuantitas fisik, tetapi juga
STRATEGI PENINGKATAN JARINGAN JALAN DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2014 DAN 2019
Momon
Peneliti Pertama Bidang Penelitian dan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat
Jl. Khatib Sulaiman No. 1 Padang Email : momon2008gmail.com m_momonyahoo.com
STRATEGY OF IMPROVEMENT ROAD NETWORK IN PADANG PANJANG FOR THE YEAR 2014 DAN 2019
Abstract
The purpose of this study was to look at the performance of the road network in 2014 and 2019 and carry out management strategies to improve the performance of the road network in the
plan. The study uses secondary data to build a road network modeling and loading process is carried out using the User Equilibrium. Prior to the imposition of first tested the validity and
calibration performed using statistical test methods Paired Sample t test. From the analysis it can be concluded that the strategy 1 and 2 to improve network performance with marked
decreases derngan road sections were jammed by 30.4 and 34.78. While Strategy 3 three, improvement of the road network performance are characterized by significant reduction in
road sections are jammed at 100.
Key Word : Transportation Model, Traffic Assigment, Cube Base
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kinerja jaringan jalan tahun 2014 dan 2019 dan melakukan strategi-strategi penanganan untuk meningkatkan kinerja jaringan jalan pada
tahun 2019. Penelitian menggunakan data sekunder untuk membangun pemodelan jaringan jalan dan dilakukan proses pembebanan dengan menggunakan metode User Equilibrium. Uji
validitas dan kalibrasi pemodelan dengan menggunakan uji statistik metode Paired Sample t test telah memenuhi persyaratan. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Strategi 1
satu dan 2 dua dapat meningkatkan kinerja jaringan dengan ditandai dengan berkurang ruas-ruas jalan yang macet sebesar 30,4 dan 34,78. Sedangkan Strategi 3 tiga, peningkatan
kinerja jaringan jalan cukup signifikan yang ditandai dengan berkurangnya ruas-ruas jalan yang macet sebesar 100.
Kata Kunci : Pemodelan Transportasi, Pembebanan Jaringan Jalan, Cube Base
Naskah masuk : 20 November 2013 Naskah diterima : 2 Desember 2013
Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 133
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pertumbuhan dan Perkembangan kota adalah dua hal yang berbeda.
Pertumbuhan kota mempunyai penekanan pada peningkatan kuantitas unsur fisik kota
seperti peningkatan luas daerah budidaya,
luas daerah
terbangun, jumlah
unit bangunan, kelengkapan infrastruktur kota,
dan sebagainya. Sedangkan perkembangan kota mempunyai dimensi yang lebih luas
dari pertumbuhan kota. Perkembangan kota menyangkut aspek yang bukan saja dalam
hal peningkatan kuantitas fisik, tetapi juga menyangkut kompleksitas masalah sosial,
dinamika kependudukan, dan ekonomi, yang lebih bersifat kualitatif.
Kota Padang Panjang merupakan salah satu kota perlintasan yang berada di
Propinsi Sumatera Barat yang menghu- bungkan antara Kota Padang, Kota Bukit-
tinggi dan kota-kota lainnya di Sumatera Barat. Menurut data Sumatera Barat Dalam
Angka 2009, Kota Padang Panjang mengalami perkembangan dari tahun ke
tahun. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan jumlah penduduk meningkat dari tahun 2006
sebesar 50.279 jiwa menjadi 54.218 jiwa pada tahun 2008. Semakin berkembang suatu
kota, tentu saja tingkat aktivitasnya semakin tinggi dan akan mempengaruhi permintaan
akan transportasi
untuk memobilisasi
masyarakat. Kebutuhan mobilisasi ini membutuhkan prasarana transportasi berupa
jaringan jalan dan moda angkutan. Didalam data Kota Padang Panjang Dalam Angka
2009, terjadi peningkatan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dari tahun
2005 sampai dengan 2008, yaitu pada tahun 2005 sebesar 4.908 kendaraan bermotor
meningkat menjadi
7.636 kendaraan
bermotor tahun 2008, sedangkan prosentase rata rata pertumbuhan kendaraan bermotor
setiap tahun di Kota Padang Panjang sebesar 10.27. Pertumbuhan kendaraan bermotor
tidak diiringi dengan peningkatan prasarana jalan, ini terlihat dari data survei PKL Taruna
STTD Bekasi 2009, dimana panjang jalan pada tahun 2006 sampai dengan 2008 masih
sepanjang 55.02 km. Jika ini dibiarkan terus menerus akan menyebabkan menurunnya
tingkat pelayanan jalan terutama pada jam-jam sibuk pagi, siang dan sore hari.
Penurunan tingkat pelayanan jaringan jalan antara lain ditunjukkan dengan penurunan
kecepatan operasi kendaraan, kemacetan pada kawasan-kawasan tarikan perjalanan
Jika permintaan akan transportasi ini tidak didukung oleh prasarana atau
sistem jaringan jalan yang memadai tidaklah mustahil suatu hari nanti terjadi penurunan
kinerja jalan
sehingga menimbulkan
masalah yang mengganggu kelancaran lalu lintas. Untuk itu diperlukan suatu kebijakan
akan datang dimana kebijakan tersebut dapat memberikan peningkatan kinerja
jaringan dan juga meningkatkan aksesibilitas masyarakat
Berdasarkan hal tersebut diatas perlu dikaji kinerja jaringan jalan Kota Padang
Panjang baik tahun dasar maupun tahun rencana yang akan membebani ruas jalan,
sehingga diketahui ruas-ruas jalan mana saja yang akan mengalami permasalahan
yang ditandai dengan penurunan kapasitas dan kecepatan. Dari hasil evaluasi ini maka
peneliti mengembangkan strategi-strategi carried out using the User Equilibrium. Prior to the imposition of first tested the validity and
improvement of the road network performance are characterized by significant reduction in
Key Word : Transportation Model, Traffic Assigment, Cube Base
kinerja jaringan jalan cukup signifikan yang ditandai dengan berkurangnya ruas-ruas jalan
Kata Kunci : Pemodelan Transportasi, Pembebanan Jaringan Jalan, Cube Base
Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 134
Traffic
untuk mengatasi penurunan kinerja jalan pada tahun rencana yang nantinya akan
memberikan masukan kepada instansi terkait
dalam pengambilan
kebijakan manajemen lalulintas dan pembangunan
perbaikan sarana fisik jalan. Ada penelitian terdahulu sejenis
yang membahas tentang Rencana Umum Jaringan
Transportasi Jalan
RUJTJ Provinsi Sumatera Barat Tahun 2002 yang
dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat. Objek dalam penelitian
RUJTJ ini adalah jaringan jalan nasional dan jaringan propinsi dengan memodelkannya
menggunakan softwareprogram Transplan, sedangkan proses pembebanannya meng-
gunakan metode all or nothing. Output penelitiannya adalah adanya peningkatan
dan pembangunun jalan serta melakukan manajemen rekayasa lalu lintas pada jalan
nasional dan provinsi pada tahun rencana untuk mengatasi permasalahan kemacetan
lalu lintas.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk : Melakukan pemodelan transportasi
1. pada tahun dasar di daerah studi;
Membuat peramalan transportasi pada 2.
tahun 2014 dan 2019; Mengetahui kondisi kinerja jaringan
3. jalan pada tahun 2014 dan 2019;
Membuat strategi penanganan manaje- 4.
men lalu lintas dan pembangunan perbaikan sarana fisik jalan pada tahun
2019.
Memberikan rekomendasi peningkatan 5.
jaringan jalan di Kota Padang Panjang Pada Tahun 2019
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : Bagaimana kesesuaian model jaringan
1. jalan yang dibangun pada software
Cube dengan Kondisi eksisting lalu lintas.
Bagaimana kondisi lalu lintas pada 2.
tahun 2014 dan 2019 Bagaimana kondisi kinerja jaringan
3. jalan pada tahun 2014 dan 2019
Bagaimana kondisi kinerja Jaringan 4.
Jalan setelah dilakukan penanganan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
Apa saja rekomendasi yang diusulkan 5.
untuk peningkatan jalan di Kota Padang Panjang Pada Tahun 2019.
1. Perencanaan Transportasi