Konstibusi gambir terhadap Perekonomian

Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 198 Daerah pengembangan yang besar terdapat di kecamatan Kapur IX ada 20 kelompok tani dengan luas kebun gambir 722 ha, di kecamatan Harau 17 kelompok tani gambir dengan luas 525 ha, di kecamatan Lareh Sago Halaban 14 kelompok tani gambir dengan luasan 250 ha. Rata-rata masing-masing kelompok seluas 26,48 ha. Pada umunya kawasan tanaman gambir berada pada daerah perbatasan dengan hutan lindung, hal ini yang menjadi masalah dalam perluasan areal tanaman gambir, Pemecahan masalah yang perlu ditawarkan adalah bagaimana di Kabupaten Limapuluh Kota dilakukan konversi atau alih fungsi lahan hutan lindung menjadi areal penggunaan untuk budidaya gambir dan mencari jalan keluar dalam bentuk regulasi tanah ulayat yang demikian luas untuk dapat dimanfaatkan sebagai lahan budidaya dan investasi. Gambir merupakan komoditi yang diusahakan oleh rakyat, tetapi sampai saat ini proses pengolahannya masih terbatas pada produk yang berupa ekstrak kering tersebut dengan teknologi yang yang sangat sederhana. Hasil olahan gambir ini dapat digunakan untuk bahan baku industri obat tradisional, farmasi, pigmen, hormon pertumbuhan, biopestisida, astrigen, antiseptic, penjernih air baku bir, pemberi rasa pahit pada bir, dan sebagai penyamak kulit Heyne, l987; Wahyono et al. l998. Dalam kehidupan sehari-hari gambir juga digunakan sebagai campuran makan sirih dan acara adat Fiani dan Denian, l994.

2. Konstibusi gambir terhadap Perekonomian

Dominannya sektor pertanian terha- dap perekonomian di Kabupaten Limapuluh Kota terlihat bila ditinjau dari sisi PDRB menurut lapangan usaha Tabel 4. Pada tahun 2011 sektor pertanian masih dominan terhadap perekonomian di Kabupaten Limapuluh Kota bila ditinjau dari sisi PDRB menurut lapangan usaha. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 34,53 persen terhadap perekonomian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran menduduki urutan kedua dengan kontribusi sebesar 21,74 persen dari tahun ke tahun cenderung meningkat dan jasa-jasa sebesar No Sector T a h u n 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 34,58 34,11 33,59 34,29 34,53 2 Pertambangan pengalian 6,91 7,32 7,38 7,40 6,73 3 Industry pengolahan 10,09 10,18 10,16 9,90 9,64 4 Listrik, gas air bersih 0,43 0,41 0,41 0,39 0,37 5 Bangunan 2,85 2,94 3,15 3,38 3,55 6 Perdagangan, hotelrestoran 21,30 21,31 21,45 21,65 21,74 7 Pengangkutan dan komunikasi 5,70 5,73 5,73 5,65 5,73 8 Keuangan, persewaan jasa perusahaan 2,48 2,44 2,50 2,43 2,36 9 Jasa-jasa 15,65 15,76 15,62 15,24 15,21 PDRB 4.196.793,44 5.021.813,27 2.528.842,99 6.296.265,75 7.160.864,31 Tabel 4. Peran sector ekonomi dalam PDRB atas dasar harga berlaku persen Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 199 15,21 persen dan sektor industri pengolahan 9,64 persen turun dari tahun 2009. Penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB belum diiringi oleh semakin meningkatnya konstribusi sektor industri dan pengolahan yang disebabkan oleh masih rendahnya nilai tambah sektor pertanian dalam industri pengolahan hasil, karena komoditinya masih didominasi oleh produk primer dan sub sektor ini yang menjadi andalan dalam peningkat- an nilai tambah dalam pembentukan PDRB Kabupaten Limapuluh Kota. Usaha perkebunan gambir merupakan salah satu usaha kegiatan ekonomi yang berperan dalam menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani serta memberikan kontribusi terhadap perekonomian suatu daerah, dengan menambah luas areal baru lahan yang selama ini belum produktif. Selain berperan meningkatkan produksi hasil gambir, juga memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja, menigkatkan upah dan pendapatan bagi tenaga kerja yang digunakan dalam perluasan dan industri pengolahan gambir. Produk domestik regional bruto PDRB merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kondisi perekonomian daerah dalam periode tertentu. Pada tablel 5 dapat dilihat kontribusi gambir terhadap PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Limapuluh Kota. Tabel 5. Konstribusi gambir terhadap PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2007-2011 Sumber: Dinas Perkebunan Sumbar, Tahun 2012 No. Tahun Produksi gambir ton Harga gambir Rpkg Nilai komoditi jt. Rupiah Nilai PDRB jt. Rupiah Konstribusi 2007 9.240,00 18.300 169.092,00 4.196.793,43 4,03 2008 9.699,00 16.750 162.458,25 5.021.813,26 3,23 2009 9.699,48 28.000 271.585,44 5.528.842,98 4,91 2010 7.924,00 26.000 206.024,40 6.296.265,75 3,27 2011 7.743,16 37.000 286.496,90 7.160.864,31 4,00 Dari tabel 5 dapat dilihat kontribusi komoditi gambir terhadap PDRB atas harga berlaku Kabupaten Lima Puluh Kota, dima- na pada tahun 2007 nilai komoditi gambir sebesar Rp 169.092,00 memberikan kontri- busi sebesar 4,03 persen, selanjutnya pada tahun 2008 turun menjadi Rp 162.458,25 dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar 3,23 persen dan pada tahun 2009 nilai ko- moditi gambir naik kembali menjadi Rp 271.585,44 dengan konstribusi terhadap PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota men- jadi 4,91 persen, hal ini disebabkan kerena harga gambir naik menjadi Rp 28.000,-kg. Dan pada tahun 2010 harga gambir turun lagi menjadi Rp 26.000,-kg dan produksi juga turun dari pada tahun 2009. Pada tahun 2011 walau pun produksi turun tetapi deng- an harga gambir yang cukup tinggi yaitu Rp 37.000,-kg sehingga nilai komoditi gambir naik menjadi Rp 286.496,90 dengan kontri- busi terhadap PDRB sebesar 4,00 persen. Gambir merupakan komoditi yang mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap hasil produksi sub sektor perkebunan secara keseluruhan, hampir setengah dari hasil produksi perkebunan disumbangkan dari hasil produksi gambir. Untuk mengetahui kontribusi gambir terhadap sektor perkebunan berikut disajikan Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 200 patkan sertifikat halal oleh LPPOM dan MUI melakukan diversifikasi pemanfaatan gambir data kontribusi gambir terhadap sub sektor perkebunan: Untuk melihat kontribusi komoditi gambir terhadap PDRB sektor pertanian dapat dilihat pada tabel 6. No. Tahun Produksi gambir ton Harga gambir Rpkg Nilai komoditi jt. Rupiah Nilai PDRB Sector perkebunan jt. Rupiah Konstribusi 2007 9.240,00 18.300 4.196.793,43 2008 9.699,00 16.750 5.021.813,26 458.783,53 35,41 2009 9.699,48 28.000 5.528.842,98 510.518,92 53,9 2010 7.924,00 26.000 6.296.265,75 605.849,37 34,01 2011 7.743,16 37.000 7.160.864,31 707.214,41 40,51 Sumber: Dinas Perkebunan Sumbar, Tahun 2012 Sumber: Dinas Perkebunan Sumbar, Tahun 2012 Dari tabel 6 dapat dilihat kontribusi komoditi gambir terhadap PDRB sektor pertanian Kabupaten Lima Puluh Kota. Pada tahun 2007 kontribusi komoditi gambir terhadap PDRB sektor pertanian sebesar 11,65 persen, turun menjadi 9,48 persen pada tahun 2008, hal ini disebabkan karena harga gambir turun menjadi Rp 16.750kg, namun pada tahun 2009 harga gambir naik kembali menjadi Rp 28.000,-kg sehingga kontribusi komoditi gambir kembali meningkat menjadi 14,62 persen, dan pada tahun 2011 kontribusi komoditi gambir kembali turun menjadi 11,58 persen, karena produksi gambir turun lagi menjadi 7.743,16 ton. Dari tabel 7 diatas dapat dilihat kontribusi komoditi gambir terhadap sub sektor perkebunan cukup besar dimana pada tahun 2008 kontribusi komoditi gambir sebesar 35,41 persen. Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2009 dengan kontribusi 53,9 persen dan pada tahun 2010 dan turun lagi menjadi 34,01 persen dan tahun 2011 menjadi 40,51 persen. Penyebab turunnya pada tahun 2010 dan tahun 2011 karena terjadinya penurunan produksi gambir.

3. Produk olah Gambir yang sudah berkembang