Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan

Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 142 peningkatan kinerja sebesar 2,67 dari kondisi tahun 2019. Sedangkan untuk strategi 3 tahun 2019, kemacetan di beberapa ruas jalan tidak terjadi lagi, begitu juga dengan ruas jalan yang padat merayap. Penurunan kemacetan tersebut dari 3,38 menjadi 0,00 atau terjadi peningkatan kinerja sebesar 3,38 dari strategi 2 atau 6,05 dari kondisi tahun 2019.

7. Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan

Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dari upaya penanganan lalu lintas, tidak hanya dapat dilihat dari indikator kinerja ruas jalan. Akan tetapi juga perlu dilihat dari perbandingan indikator kinerja jaringan jalan kondisi eksisting dan kondisi setelah dilakukan penanganan: Adapun perbandingan kinerja jaringan jalan kondisi eksisting dengan kondisi setelah dilakukan penanganan dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini : Dari hasil perbandingan kinerja jaringan jalan di atas, dapat dilihat bahwa upaya penanganan dengan melakukan manajemen lalu lintas dan perubahan fisik jalan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja jaringan. Peningkatan kinerja jaringan jalan di indikasikan dari ruas jalan yang vc rationya diatas 0,85 sudah mulai menurun dengan perbandingan persentase untuk strategi 1 satu turun sebesar 30,4, strategi 2 dua, turun sebesar 34,78 dan strategi 3 tiga turun sebesar 100 dari kondisi eksisting, Sedangkan untuk kecepatan rata-rata kendaraan mengalami fluktuasi di beberapa strategi. Presentase kenaikan dan penurunan kecepatan rata- rata dapat dilihat bahwa strategi 1 satu, kecepatan rata-rata kendaraannya turun 0,40 dari 34,75 kmjam ke 34,61 km jam, strategi 2 dua, kecepatan rata-rata kendaraannya turun 0,32 dari 34,75 km jam ke 34,64 kmjam, sedangkan strategi 3 tiga, kecepatan rata-rata kendaraannya naik sebesar 2,74 dari 34,75 kmjam ke 35,7 kmjam bila dibandingkan kondisi eksisting. Dari beberapa strategi yang dilakukan diatas, terbukti bahwa strategi 3 tiga lebih baik dari strategi lainnya, tetapi dampaknya adalah terjadi pengurangan lebar trotoar dan penyediaan anggaran untuk pembebasan lahan. No Indikator Jaringan Jalan Satuan Tahun 2019 Tahun 2019 Strategi1 Strategi2 Strategi 3 Nilai Selisih Nilai Selisih Nilai Selisih 1 Panjang Perjalanan kend-km 41,523.75 42,001.98 478.23 1.15 42,001.02 477.27 1.15 41,992.22 468.47 1.12 2 Waktu Perjalanan kend-jam 1,195.08 1,213.69 18.61 1.56 1,213.67 18.59 1.56 1,176.20 - 18.88 - 1.56 3 Kecepatan rata- rata kmjam 34.75 34.61 -0.14 -0.40 34.64 - 0.11 -0.32 35.7 0.95 2.74 5 VCR 0.85 - 23 16 -7 -30.4 15 - 8.00 -34.78 - 23.00 100.00 6 Perubahan Fisik Jalan dan Dampaknya Tidak ada Tidak ada Ada Dampak: - Pengurangan lebar trotoar - Penyediaan anggaran untuk pembebasan lahan Tabel 10. Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan Strategi 1, 2, 3.. Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 143 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data-data yang diperoleh serta analisis penelitian dan pembahasan mengenai perencanaan pening- katan kinerja jaringan jalan tahun 2014 dan tahun 2019, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut: a. Berdasarkan Uji validitas dan kalibrasi pemodelan dengan menggunakan uji statistik metode Paired Sample t test telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan proses peramalan dan pembebanan jaringan jalan b. Berdasarkan hasil analisis pembebanan lalu lintas pada jaringan jalan di Kota Padang Panjang dengan menggunakan program Cube, menunjukkan bahwa pada tahun 2009 dan tahun 2014, kinerja jaringan jalan di Kota Padang Panjang cukup baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisis kinerja jaringan jalan pada tahun 2014 menunjukkan tahun 2014 vc ratio dibawah 0,75 sebesar 97,67 atau 210 ruas jalan , vc ratio 0,75 – 0,84 sebesar 1,40 atau 3 ruas jalan, vc ratio 0,85 – 1 sebesar 0,93 atau 2 ruas jalan, dan vc ratio 1,00 sebesar 0. Sedangkan pembebanan lalu lintas tahun 2019, diketahui terjadi penurunan kinerja jaringan yang diindikasikan dengan beberapa ruas jalan mengalami kemacetan vc ratio 1,00 sebesar 6,05 atau 13 ruas jalan, vc ratio 0,85 – 1,00 sebesar 4,65 atau 10 ruas jalan, vc ratio 0,75 – 0,84 sebesar 2,33 atau 5 ruas jalan dan vc ratio dibawah 0,75 sebesar 86,98 atau 187 ruas jalan. c. Penerapan strategi 1 Sistem Satu Arah di daerah CBD pada tahun 2019 ternyata kinerja jaringan jalan di Kota Padang Panjang belum menunjukkan kinerja yang optimal atau lebih baik. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil analisis kinerja jaringan jalan pada strategi 1 satu masih terdapat kemacetan sebesar 3,86 atau 8 ruas jalan vc ratio 1,00, vc ratio diantara 0,85 -1,00 sebesar 3,86 atau 8 ruas jalan, vc ratio diantara 0,75 – 0,84 sebesar 5,80 atau 12 ruas jalan dan vc ratio dibawah 0,75 sebesar 86,47 atau 179 ruas jalan. d. Untuk penerapan strategi 2 sistem satu arah dan penambahan lebar efektif jalan di daerah CBD , hanya dapat mengurangi kemacetan sebesar 1 atau 1 ruas jalan dibandingkan penerapan strategi 1 satu sedangkan untuk strategi 3 pelebaran jalan dan SSA ternyata dapat meningkatkan kinerja jaringan jalan di Kota Padang Panjang. Hal ini terlihat, tidak terdapat ruas jalan yang macet vc ratio 1,00 maupun vc rationya 0,85 – 1,00 artinya secara keseluruhan ruas jalan di Kota Padang Panjang berkinerja baik. Rekomendasi Dengan memperhatikan hasil analisis maupun kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut : a. Melakukan normalisasi terhadap jalan Imam Bonjol 1 dari parkir badan jalan sehingga lebar efekif jalan tersebut menjadi lebih lebar b. Perlunya penerapan Sistem Satu Arah SSA pada ruas Jl. Hamid Hakim 1, manajemen lalu lintas dan perubahan fisik fluktuasi di beberapa strategi. Presentase Jurnal Penelitian, Volume 1, Nomor 2, Desember 2013 144 model hybrid tersebut? Artikel ini mengidentifikasi lebih lanjut pelaksanaan model hybrid Rahman El Yunusiah, M. Yamin 1, M. Yamin 2, Sudirman 1, Sudirman 2, Sudirman 3, M. Syafei. c. Perlunya peningkatan jalan pada ruas jalan Jl. Anas Karim 2, Jl. Bukit Kandung 2, Jl. Bukit Kandung 3, Jl. M. Yamin 1, Jl. M. Yamin 3, Jl. Rasuna Said 1, Jl. Raya Padang Panjang 3, Jl. Sudirman 7, Jl. Sudirman 8, Jl. Sudirman 9, Jl. Sutan Syahrir 1, Jl. Sutan Syahrir 2. d. Perlunya konsistensi pengawasan dan pemeliharaan, terhadap prasarana jaringan jalan untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul di masa yang akan datang. e. Perlunya pengawasan terhadap trotoar agar tidak ditempati oleh area PKL pedagang kaki lima sehingga tidak menurunkan kapasitas jalan. f. Sebelum menjalankan hasil rekomen- dasi riset, pemerintah daerah perlu melakukan evaluasi terhadap rekomen- dasi agar pelaksanaanpenerapan hasil rekomendasi tepat sasaran dan tidak terjadi konflik sosial. g. Perlunya kajian tentang angkutan umum secara menyeluruh yang dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi jalan raya. h. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang dampak pertumbuhuan kendara- an terhadap kinerja simpang, terutama simpang-simpang di CBD Central Bussines District i. Perlunya penyediaan anggaran untuk pembebasan dan peningkatan jalan di masa yang akan datang DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2009. Sumatera Barat Dalam Angka. Padang. Badan Pusat Statistik. 2009. Padang Panjang Dalam Angka. Padang Panjang. Black, J.A. 1981. Urban Transport Planning: Theory and Practice. London: Cromm Helm. Citilabs. 1998, Cube 4.0.1 User’s Manual Software , United Kingdom Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI. Jakarta. Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat.

2002. Rencana