Bentuk penelitian Lokasi Penelitian Teknik Penentuan Skor Teknik Analisa Data

BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel yang lain.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah Jl. Asrama No. 7A MEDAN. 2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2005: 96. Sedaangkan defenisi yang diberikan oleh Singarimbun 1995: 152, populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang akan diteliti. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan defenisi di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah sebanyak 84 orang dan masyarakat sebagai pengguna layanan publik. Disini penulis hanya mengambil masyarakat yang terdata telah menerima pelayanan publik dalam kurun waktu sebulan setiap tahunnya dimana jumlah rata-rata masyarakat yang berurusan dengan pelayanan publik setiap bulannya adalah berjumlah 1.298 orang.

2.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2005: 96. Sedangkan menurut Singarimbun 1995: 53, sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber daya yang sebenarnya dalam suatu penelitian. Penentuan jumlah sampel untuk pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan petisah diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, untuk pegawai kantor Pajak, dimana cara pengambilan sampel bukan berdasarkan atas strata, pedoman atau wilayah, tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu Sugiono: 2005: 96. Dengan demikian yang menjadi sampel di Kantor Pajak yaitu pegawai yang menangani pelayanan publik adalah 27 orang. Sedangkan untuk masyarakat yang mengurus pelayanan di kantor pajak,dengan menggunakan Sampling Insidental, yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat 37 Universitas Sumatera Utara digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui cocok sebagai sumber data Sugiono, 2005: 96. Dengan demikian yang menjadi sampel dari masyarakat, diambil hanya sebagai kontrol terhadap jalannya penyelenggaraan pelayanan publik, untuk itu penulis hanya mengambil sebanyak 43 orang.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

2.4.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan berkaitan langsung dengan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah mengetahui profesionalisme kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan publik. Pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Kuesioner angket yaitu berupa rangkaian pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan kemudian dikirim kepada responden untuk diisi. b. Observasi yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian dan data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti dengan cara penggunaan panca indera. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Data sekunder

Data sekunder adalah pengumpulan data dan informasi yang diperoleh melalui dokumentasiarsip yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah untuk mendukung data primer. Pada penelitian ini data sekunder yang diadopsi adalah sebagai berikut: a. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan- catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber yang relevan dengan objek penelitian. b. Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, dan laporan penelitian serta yang lainnya.

2.5 Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skala interval untuk jawaban kuesioner yang disebarkan kepada responden Sugiyono, 2005: 108. Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah: Untuk alternatif jawaban sangat setuju diberi skor 5 Untuk alternatif jawaban setuju diberi skor 4 Untuk alternatif jawaban ragu-ragu diberi skor 3 Universitas Sumatera Utara Untuk alternatif jawaban tidak setuju diberi skor 2 Untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1 Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang dan rendah maka terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut: Skor tertinggi – skor terendah Banyaknya bilangan 5 - 1 5 = 0.8 Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu: Kategori Nilai Sangat tinggi 4.20 – 5.00 Tinggi 3.39 – 4.19 Sedang 2.58 – 3.38 Rendah 1.77 – 2.57 Sangat rendah 0.96 – 1.76 Universitas Sumatera Utara

2.6 Teknik Analisa Data

a. Untuk mengetahui koefisien korelasi X terhadap variabel Y digunakan rumus Product Moment Sugiyono, 2005: 212 sebagai berikut: { } { } ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − = y X xy y N x N y x xy n r 2 2 2 2 Dimana: Rxy = koefisien korelasi antar variabel x skor subjek tiap butir dengan variabel Y total skor subjek dari keseluruhan butir. X = variabel bebas Y = variabel terikat N = jumlah responden Untuk menggunakan rumus diatas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Mentabulasi data skor ke dalam tabel 2. Menghitung , , , , ∑ 2 Y , , 3. Menghitung rxy dengan rumus diatas Universitas Sumatera Utara 4. Membandingkan rxy hasil perhitungan dengan tabel harga kritik r product moment dikatakan valid jika r dihitung lebih besar dari r tabel r hitung r tabel. Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu: 1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol r = 0 berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada 2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif r = + artinya kenaikan nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif. 3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif r = - artinya kedua variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain. Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r koefisien korelasi digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut: Interval koefisien Tingkat hubungan 0.00 – 1.99 Sangat rendah 0.20 – 0.39 Rendah

0.40 – 0.59 Sedang

0.60 – 0.79 Tinggi 0.80 – 1.00 Sangat tinggi Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel Universitas Sumatera Utara korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dapat diterima. b. Untuk menguji hipotesis, hubungan antara variabel x dan variabel y, maka diadakan dengan rumus “t” Sugiyono, 2005: 214 yaitu: r n r t − − = 1 2 c. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan publik. Digunakan perhitungan determinasi. Perhitungan dilakukan dengan rumus: Keterangan: D = koefisien determinan Rxy = koefisien korelasi momen antara x dan y Universitas Sumatera Utara

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Sejarah Singkat Perpajakan di Indonesia

Secara umum pemungutan pajak yang teratur dan permanen telah dikenakan pada masa kolonial. Tetapi pada masa kerajaan dahulu juga telah ada pungutan seperti pajak, pungutan seperti itu dipersembahkan kepada raja sebagai wujud rasa hormat dan upeti kepada raja, yang disampaikan rakyat di wilayah kerajaan maupun di wilayah jajahan, figur raja dalam hal ini dapat dipandang sebagi manifestasi dari kekuasaan tunggal kerajaan negara. Pada awal kemerdekaan pernah dikeluarkan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1950 yang menjadi dasar bagi pajak peredaran barang, yang dalam tahun 1951 diganti dengan pajak penjualanPPn 1951 Pengenaan pajak secara sitematis dan permanen, dimulai dengan pengenaan pajak terhadap tanah, hal ini telah ada pada zaman kolonial. Pajak ini disebut “Landrent” sewa tanah oleh Gubernur Jenderal Raffles dari Inggris. Pada masa penjajahan Belanda disebut “Landrente”. Peraturan tentang Landrente dikeluarkan tahun 1907 yang kemudian diubah dan ditambah dengan Ordonansi Landrente. Pada tahun 1932, dikeluarkan Ordonansi Pajak Kekayaan PKk yang beberapa kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun1964. Universitas Sumatera Utara