mungkin ditemui dalam pekerjaan. Individu tersebut umumnya mampu bertahan terhadap tekanan sosial yang ada. Hal ini didorong dengan
kepercayaan bahwa mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat dan baik serta mampu mengerjakan pekerjaan yang serupa dengan
hasil yang lebih baik di masa depan. Namun ketahanan ini tetap tergantung pada kemungkinan mereka untuk meraih sukses.
3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Andreani dalam Kadir 2009 menjelaskan faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi
pada karyawan dilihat dari sumbernya secara umum terbagi 2 dua yaitu : faktor internal dan eksternal.
a. Faktor internal
Bersumber dari dalam diri individu seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan kepribadian. Berdasarkan jenis kelamin,
McClelland dalam Schultz Sydney, 1993 menjelaskan bahwa jenis kelamin dapat mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang. Troll Schwartz dalam
Sopah, 1999 menambahkan bahwa perbedaannya terletak pada perlakuan dan sosialisasi, dimana laki-laki lebih dilatih untuk aktif, kompetitif, dan mandiri
sementara perempuan dibiasakan pasif, bergantung pada orang lain, dan kurang percaya diri. Dari segi usia, Schultz Sydney 1993 mengatakan bahwa
kualitas motivasi berprestasi mengalami perubahan sesuai dengan usia individu. Motivasi berprestasi individu tertingggi pada usia 20-30 tahun dan
mengalami penurunan setelah usia pertengahan middle age yang berkisar
Universitas Sumatera Utara
antara 40-60 tahun. Dari segi tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, Mulyawati 2008 mengatakan bahwa seorang karyawan yang mempunyai
tingkat pendidikan tinggi dan mempunyai pengalaman kerja pasti mempunyai motivasi berprestasi yang lebih tinggi dalam bekerja, sehingga dengan hasil
kerja yang baik mereka akan mendapat upah atau gaji yang tinggi dari apa yang mereka lakukan.
Herzberg dalam Siagian, 1995 menyatakan, motivasi berprestasi lebih dipengaruhi oleh faktor yang sifatnya intrinsik dan dihubungkan dengan
kepuasan kerja, seperti keberhasilan mencapai sesuatu, pengakuan yang diperoleh, sifat pekerjaan yang dilakukan, rasa tanggung jawab, kemajuan
dalam karir, dan pertumbuhan professional dan intelektual yang dialami sesorang.
Kepuasan kerja menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi motivasi berprestasi pada diri seseorang Irawan, 2007. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini tampak dari sikap karyawan terhadap pekerjaan yang dijalani dan dapat mendorong dan
mempengaruhi semangat kerja karyawan untuk dapat bekerja dengan baik dan secara langsung mempengaruhi prestasi karyawan. Kepuasan kerja disini juga
merupakan salah satu dimensi dari job commitment Morrow McElroy, 1986, dimana orang yang puas akan pekerjaannya akan memiliki job
commitment yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, orang yang tidak merasa puas akan pekerjaannya akan memiliki job commitment yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor eksternal
Meskipun motivasi berprestasi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor internal, sejumlah ahli juga mengungkapkan beberapa faktor eksternal yang turut
mempengaruhi. Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi sesorang yang bersumber dari luar diri individu tersebut,
terdiri dari : hubungan pimpinan dengan bawahan, hubungan antar rekan sekerja, sistem pembinaan dan pelatihan, sistem kesejahteraan, lingkungan fisik
tempat kerja Andreani dalam Kadir, 2009, status kerja, administrasi dan kebijakan perusahaan Herzberg dalam Siagian, 1995, harapan orangtua
terhadap anaknya, pengalaman pada tahun-tahun pertama kehidupan, latar belakang budaya seseorang dibesarkan, peniruan tingkah laku, dan lingkungan
tempat proses pembelajaran berlangsung McClelland dalam Sukadji Singgih, 2001.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat kita lihat sejumlah faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi baik internal maupun eksternal. Dari faktor
internal, ditemukan bahwa kepuasan kerja terkait erat dengan job commitment seseorang. Job commitment sendiri akan dibicarakan lebih lanjut pada
pembahasan berikutnya.
B. JOB COMMITMENT