Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaaan memanfaatkan faktor–faktor produksi yang dimilikinya secara ekonomis, efektif dan effisien. Oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan operasionalnya perusahaan seharusnya membuat perencanaan, baik perencanaan strategis maupun perencanaan non strategis. Bina Marga, seperti organisasi lain pada umumnya, membuat perencanaan dan pengendalian dalam pencapaian tujuan organisasinya. Seperti yang tertuang dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategis Renstra Kementerian Pekerjaan Umum memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Pekerjaan Umum yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2010 – 2014. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Bina Marga telah menyusun Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 – 2014 yang merupakan bagian dari penjabaran Renstra Kementerian Pekerjaan Umum. Renstra ini memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bina Marga yang disusun dengan berpedoman pada RPJMN 2010 – 2014 untuk sektor jalan. Penyelenggaraan jalan Nasional oleh Direktorat Jenderal Bina Marga untuk periode pembangunan tahun 2010 – 2014 memiliki visi “Terwujudnya sistem Universitas Sumatera Utara jaringan jalan yang handal, terpadu dan berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial”. Adapun misi yang diemban adalah: 1 Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai; 2 Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar-perkotaan dan di kawasan perkotaan; dan 3 Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkat dalam menyelenggarakan jalan daerah. Dalam pencapaian kinerja organisasi yang sesuai dengan misi yang tertuang dalam Rencana Strategis Dirjen Bina Marga, maka diperlukan analisis atas faktor– faktor yang mempengaruhi kinerja para karyawanya terutama para manajer tingkat atas. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial dan beberapa telah dilakukan penelitian dalam melihat relevansinya dengan kinerja manajerial dimana beberapa diantaranya budaya organisasi, komitmen organisasi, partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan variabel ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran, keadilan prosedural dan pengawasan anggaran sebagai variabel independen yang mempengaruhi kinerja manajerial di lingkungan SKPD Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara. Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam penelitian ini. Ketidakpastian lingkungan yang tinggi didefinisikan sebagai rasa ketidakmampuan individu untuk memprediksi sesuatu yang terjadi di lingkungannya secara akurat Milliken, 1987. Di dalam lingkungan relatif stabil ketidakpastian rendah, individu dapat memprediksi keadaan di masa yang akan datang sehingga langkah-langkah yang akan Universitas Sumatera Utara dilakukannya dapat membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih akurat Duncan, 1973. Kemampuan memprediksi keadaan di masa datang pada kondisi ketidakpastian lingkungan yang rendah dapat terjadi pada individu yang dalam mengambil keputusan. Informasi pribadi private information yang dimiliki bawahan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan agar lebih akurat karena bawahan mampu mengatasi ketidakpastian. dan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa datang. Mengacu pada pendapat Govindarajan 1986, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara penyusunan anggaran dan kinerja manajerial adalah positif dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang rendah, dan sebaliknya akan berhubungan negatif bila dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi. Lebih lanjut Govidrajan 1986 menyimpulkan kondisi ketidakpastian lingkungan yang rendah dan partisipasi bawahan yang tinggi akan memberikan kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan. Hal ini memungkinkan karena bawahan mampu memprediksi prospek masa depan dan dapat memperkirakan langkah-langkah yang harus dilakukan sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dengan melaporkan perkiraan yang tidak bias. Di sisi lain, dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi, partisipasi bawahan yang rendah akan mengurangi pengambilan keputusan yang akurat Govindarajan, 1986. Pada kondisi ini bawahan sulit memprediksi masa depan sehingga tidak mampu memperoleh informasi akurat untuk memprediksi kejadian masa depan, sehingga sulit pula baginya untuk mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan. Universitas Sumatera Utara Anggaran organisasi harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang diharapkan, sehingga perencanaan anggaran organisasi harus bisa menggambarkan sasaran kinerja secara jelas. Menurut Kenis 1979, kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung-jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Oleh sebab itu, sasaran anggaran organisasi harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung-jawab untuk menyusun dan melaksanakannya. Kenis 1979 menemukan bahwa pelaksanaa anggaran memberikan reaksi positif dan secara relatif sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan sasaran anggaran. Reaksi tersebut adalah peningkatan kepuasan kerja, penurunan ketegangan kerja, peningkatan sikap karyawan terhadap anggaran, kinerja anggaran dan efisiensi biaya pada pelaksana anggaran secara signifikan, jika sasaran anggaran dinyatakan secara jelas. Locke 1968 menyatakan bahwa penetapan tujuan spesifik akan lebih produktif daripada tidak menetapkan tujuan spesifik. Hal ini akan mendorong karyawan untuk melakukan yang terbaik bagi pencapaian tujuan yang dikehendaki. Adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Locke 1968 mengatakan kejelasan sasaran anggaran disengaja untuk mengatur perilaku karyawan. Ketidakjelasan sasaran anggaran akan menyebabkan pelaksana anggaran menjadi bingung, tidak tenang dan tidak puas dalam bekerja. Hal ini juga menyebabkan kondisi lingkungan yang tidak pasti. Universitas Sumatera Utara Keadilan prosedural procedural justice didefinisikan oleh Lau dan Lim 2002 adalah keadilan yang dirasakan dari sarana yang digunakan untuk menentukan jumlah imbalan karyawan. Keadilan prosedural ini meliputi persepsi karyawan tentang keadilan semua aspek dari proses organisasi yang digunakan oleh atasan mereka untuk mengevaluasi kinerja mereka, mengkomunikasikan umpan balik kinerja dan menentukan penghargaan mereka seperti promosi dan kenaikan gaji Pengawasan anggaran merupakan alat yang digunakan untuk mengendalikan dan memonitor serta mengevaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan dengan membandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Menurut . Persepsi akan suatu keadilan prosedur dalam perusahaan keadilan prosedural sangatlah penting dalam riset efektivitas organisasi, karena efek dari keadilan prosedural akan berdampak pada perilaku anggota perusahaan dan kinerja anggota perusahaan tersebut. Menurut Lind dan Tyler dalam Latif 2007, pemahaman tentang keadilan prosedural sangat penting karena hal ini mempengaruhi beragam sikap dan perilaku yang berbeda. Keragaman konsekuensi dengan diterapkannya keadilan prosedural akan mengarah pada nilai yang disetujui oleh individu. Pengalaman akan keadilan prosedural ataupun ketidakadilan prosedural menjadi ciri yang mendalam mengenai kehidupan sosial, yang sangat berguna dalam studi ini. Hirst 1983 bahwa ketika pengawasan anggaran tinggi rendah dengan ketidakpastian lingkungan rendah tinggi dapat menimalisasi job related tension sehingga akan berdampak pada kinerja manajerial. Oleh karena itu, ketidakpastian lingkungan yang rendah sehingga seorang karyawan memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara tepat dan menyebabkan informasi yang diperoleh Universitas Sumatera Utara untuk memprediksi masa datang disembunyikan untuk kepentingan pribadi maka dapat terkoreksi dengan adanya pengawasan anggaran yang dilakukan pada tahap awal penyusunan anggaran dan pelaksanaan atas anggaran tersebut. Kejelasan sasaran anggaran akan menyebabkan aparat mengetahui secara pasti sasaran yang akan dicapai sehingga memiliki informasi yang cukup daripada tidak adanya kejelasan sasaran anggaran. Pengawasan anggaran akan memperkuat pada tahap realisasi pelaksanaan anggaran yang telah ditetapkan sehingga kinerja manajerial yang hendak dicapai dapat terlaksana. Begitu juga keadilan prosedural yang dirasakan oleh karyawan dalam pelaksanaan anggaran akan dapat terlihat dalam evaluasi anggaran atas kinerja yang dilakukan oleh karyawan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dalam melihat pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan Yubiharto 2003 melihat pengaruh ketidakpastian lingkungan dan strategi bisnis terhadap kinerja manajerial dengan akuntansi manajemen sebagai variabel intervening. Hasil penelitian Yubiharto 2003 menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan dan strategis bisnis berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan ketidakpastian lingkungan dan strategi bisnis berpengaruh secara tidak langsung melalui akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial. Penelitian yang serupa pernah dilakukan Chong dan Chong 1997 dengan melakukan penelitian pengaruh ketidakpastian lingkungan dan strategis bisnis terhadap kinerja bisnis unit dengan sistem akuntansi manajemen sebagai variabel intervening. Hasil penelitian Chong dan Chong 1997 menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan dan strategi bisnis berpengaruh terhadap kinerja manajerial baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui variabel intervening sistem akuntansi manajemen. Universitas Sumatera Utara Penelitian mengenai hubungan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja pernah dilakukan oleh Munawar et. al 2006 dengan meneliti pengaruh karateristik tujuan anggaran terhadap perilaku sikap, kinerja manajerial Aparat Pemerintah Daerah di Kabupaten Kupang. Hasil penelitian menunjukkan kejelasan sasaran anggaran yang merupakan salah satu faktor karateristik tujuan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Kenis 1979 melakukan penelitian yang sama dengan mengambil kejelasan sasaran sebagai variabel independen dan kinerja manajerial sebagai variabel dependen. Hasil penelitian Kenis 1979 menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan Latif 2007 dengan meneliti hubungan antara keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial dengan partisipasi anggaran sebagai variabel intervening menunjukkan hasil bahwa keadilan prosedural berpengaruh secara langsung terhadap kinerja manajerial atau secara tidak langsung melalui partisipasi anggaran. Penelitian yang sama juga dilakukan Lau dan Lim 2002 yang melakukan penelitian pengaruh keadilan prosedural terhadap hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa keadilan prosedural berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan merupakan variabel yang memperkuat hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian mengenai pengaruh pengawasan anggaran terhadap kinerja manajerial pernah dilakukan oleh Callahan dan Waymire 2007 . Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa pengawasan anggaran yang efektif meningkatkan pengaruh terhadap kinerja manajerial departemen publik. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Keadilan Universitas Sumatera Utara Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pengawasan Anggaran Sebagai Variabel Moderating di lingkungan SKPD Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara”.

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Piutang Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) terhadap Biaya Operasional PTPN II (PERSERO) Medan

9 102 96

Analisis Permintaan dan Penawaran Beras di Propinsi Sumatera Utara

7 55 121

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 17

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 2

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 8

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 21

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 4

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 22

BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Manajerial - Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pengawasan Anggaran Sebagai Variabel Moderating Di Lingkungan

0 0 23

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pengawasan Anggaran Sebagai Variabel Moderating Di Lingkungan SKPD Dinas Bina Marga P

0 0 10