lain dalam satu model. Selain itu deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan
mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi multikolinearitas pada suatu model
dapat dilihat jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai.
4.6.2. Model Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini mengunakan dua pengujian yang terdiri dari pengujian hipotesis pertama yaitu untuk mengetahui pengaruh
ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial. Nilai koefisien ketidakpastian lingkungan, kejelasan
sasaran anggaran dan keadilan prosedural signifikan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran dan
keadilan prosedural dengan kinerja manajerial. Persamaan regresi model ke 1 untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan ketidakpastian
lingkungan, kejelasan sasaran anggaran, dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial disusun sebagai berikut:
Y= b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+
Dimana:
ε
Y = Kinerja Manajerial
X
1
X = Ketidakpastian Lingkungan
2
X = Kejelasan Sasaran Anggaran
3
b
= Keadilan Prosedural = Konstanta
Universitas Sumatera Utara
b
1
– b
3
ε
= Error Term
=
Koefisien Variabel
Pengujian hipotesis yang dilakukan meliputi uji statistik F uji signifikansi simultan dan uji t uji signifikansi parameter individual.
Hipotesis untuk uji statistik F adalah sebagai berikut: Ha :
b
1
≠b
2
≠b
3
Artinya ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran dan keadilan prosedural secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial
SKPD Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara. ≠0
Kriteria pengambilan keputusan: -
Jika F hitung F tabel dengan tingkat signifikan 5, maka H
a
- Jika F hitung F tabel dengan tingkat signifikan 5, maka H
diterima atau hipotesis yang diajukan diterima.
a
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Uji statistik t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Untuk menentukan nilai t-statistik tabel digunakan
tingkat signifikansi 5 dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. Hipotesis untuk uji t adalah
sebagai berikut : tidak dapat
diterima.
Ha : b
i
Artinya ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran dan keadilan prosedural secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial
SKPD Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara. ≠ 0
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pengambilan keputusan: - Jika t
hitung
t
tabel
- Jika t n-k-1, maka Ha diterima
hitung
t
tabel
Pengujian hipotesis kedua untuk menguji interaksi pengawasan anggaran dengan variabel independen yang berbeda dalam mempengaruhi kinerja
manajerial baik secara parsial maupun simultan. Pengujian ini untuk membuktikan hipotesis bahwa pengawasan anggaran merupakan variabel
moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian suatu model regresi yang
menggunakan variabel moderating terdiri dari tiga yaitu uji interaksi, uji selisih nilai absolut dan uji residual. Pengujian variable moderating dengan uji interaksi
maupun uji selisih nilai absolut mempunyai kecenderungan akan multikolinieritas yang tingi antar variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik
dalam regresi ordinary least square OLS Ghozali, 2011. Oleh sebab itu pengujian ini dilakukan dengan memilih metode uji residual. Model regresi
dengan menggunakan uji residual dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut:
n-k-1, maka Ha tidak dapat diterima
Dengan model persamaan regresi sebagai berikut:
Z = b +b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+
ε 1
KejSar_Ang X2 Ket_Ling X1
Ked_Pro X3 Peng_Ang Z
Kin_Man Y
Universitas Sumatera Utara
│ε│= b +
b
1
Y
Dimana: 2
Y = Kinerja Manajerial
X
1
X = Ketidakpastian Lingkungan
2
X = Kejelasan sasaran anggaran
3
Z = Pengawasan Anggaran
= Keadilan Prosedural
b b
= Konstanta
1
– b
3
ε
= Error Term
=
Koefisien Variabel
│ε│
= Nilai Absolut Error Term
Analisis residual ini menguji pengaruh deviasi penyimpangan dari suatu model. Fokusnys adalah ketidak cocokan yang dihasilkan dari deviasi hubungan
linear antar variabel independen. Dalam hal ini jika terjadi kecocokan antara variabel ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran dan keadilan
procedural terhadap pengawasan anggaran nilai residual kecil atau nol yaitu ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran, keadilan prosedural dan
pengawasan anggaran tinggi, maka kinerja manajerial tinggi. Sebaliknya jika terjadi ketidak cocokan atau lack of fit antara ketidakpastian lingkungan, kejelasan
sasaran anggaran, keadilan prosedural terhadap pengawasan anggaran nilai residual rendah yaitu ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran dan
keadilan prosedural tinggi dan pengawasan anggaran rendah, maka kinerja manajerial rendah.
Persamaan regresi 2 menggambarkan apakah variabel pengawasan anggaran merupakan variabel moderating dan ini ditunjukkan dengan nilai
Universitas Sumatera Utara
koefisien b
1
ketidakpastian lingkungan, b
2
kejelasan sasaran anggaran dan b
3
Pengujian hasil analisis regresi dilakukan dengan melalui uji F untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan uji t untuk mengetahui pengaruh secara
parsial. Hipotesis untuk uji statistik F adalah sebagai berikut: keadilan prosedural signifikan dan negative maupun positif. Koefisien negative
menunjukkan bahwa variabel moderating memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sebaliknya koefisien positif menunjukkan
bahwa variabel moderating memperkuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha:b
1
≠b
2
≠b
3 7
Artinya terdapat interaksi pengawasan anggaran dengan ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran, dan keadilan prosedural dalam
mempengaruhi kinerja manajerial di lingkungn SKPD Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara.
≠0
Kriteria pengambilan keputusan: -
Jika F hitung F tabel dengan tingkat signifikan 5, maka H
a
- Jika F hitung F tabel dengan tingkat signifikan 5, maka H
diterima atau hipotesis yang diajukan diterima.
a
tidak dapat diterima.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan menyebar sejumlah kuesioner kepada keseluruhan populasi penelitian yang
menjadi objek penelitian. Kuesioner yang dibagikan kepada 72 orang Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD di Lingkungan SKPD Dinas Bina Marga
Provinsi Sumatera Utara sebagai responden penelitian, yang kembali hanya 61 lembar dan yang tidak menjawab seluruh pertanyaan berjumlah 4 lembar. Jadi
kuesioner yang bisa digunakan untuk melakukan analisis data hanya sebanyak 57 lembar atau 79,17. Responden yang mengumpulkan kuesioner berdasarkan
kriteria statifikasi yang terdiri dari SKPD yang bertugas di Kantor Pusat Kepala Dinas, Kepala Bidang dan Staf, Kantor Cabang Kepala UPTD dan Staf UPTD
dan Sekretariat dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Jumlah Resonden Yang Mengembalikan dan Menjawab Kuesioner
Jabatan Populasi
Sampel Kembali dan
Menjawab Kuesioner
Kepala Dinas dan Bidang berserta
Staf 45
13 12
Kepala UPTD berserta staf
117 33
22 Sekretariat
91 26
23
Total 253
57 57
Tabel 5.1. menunjukkan bahwa dari 13 responden kantor pusat yang dijadikan sampel dalam penelitian, sebanyak 12 responden atau 92,30
mengembalikan dan menjawab seluruh kuesioner . Sedangkan dari 33 responden
Universitas Sumatera Utara