telah valid dan reliabel, kemudian hasil pengamatan menunjukkan bahwa minimum skor atas jawaban responden adalah 22 atau rata-rata 4 yang artinya
jawaban terendah responden adalah tidak pastinetral dan yang tertinggi adalah 35 atau rata-rata 7. Dari 23 responden pada bagian sekretariat yang menjawab dengan
skor 22 sampai dengan 29 tidak pasti sampai dengan agak setuju berjumlah 6 orang atau 26,08 sedangkan sisanya 19 orang atau 73,92 menjawab dengan
skor antara 30 sampai dengan 35 setuju sampai dengan sangat setuju. Dari 22 responden pada kantor cabang yang menjawab dengan skor 22 sampai dengan 29
berjumlah 9 orang atau 40,91, sisanya 13 orang atau 59,09 menjawab dengan skor 30 sampai dengan 35. Sedangkan 12 responden yang berasal dari kantor
pusat yang menjawab dengan skor 22 sampai dengan 29 sebesar 9 orang atau 75 dan 3 orang lainnya atau 25 menjawab dengan skor 30 sampai dengan 35. Hasil
ini menunjukkan bahwa responden dari bagian sekretariat dan kantor lebih merasakan dampaknya pengawasan anggaran dibandingkan dari kantor cabang.
Hal ini dikarenakan staf dari kantor pusat dan sekretariat merupakan sumber daya manusia yang terlibat dengan penyusunan anggaran selain itu hasil ini
menunjukkan bahwa pengawasan anggaran terhadap pelaksanaan kantor cabang kurang memadai dibandingkan pengawasan anggaran pada bagian secretariat dan
kantor pusat.
5.6. Pembahasan Hasil Penelitian
5.6.1. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial
Hasil pengujian secara parsial pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial diperoleh nilai t
hitung
sebesar 2,032 dengan signifikansi
Universitas Sumatera Utara
sebesar 0,047. Nilai t
hitung
yang diperoleh lebih besar dari nilai t
0,05,54
dan nilai signifikansi lebih kecil dari
α
0,05
dengan demikian hipotesis yang menyatakan ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial
diterima. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Yubiharto 2003 dan Chong dan Chong 1997. Penelitian yang dilakukan oleh Yubiharto
2003 memiliki hasil jawaban responden terhadap ketidakpastian lingkungan yang relative tinggi sama halnya dengan jawaban responden pada penelitian ini
dimana lingkungan Dinas Bina Marga memiliki ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Responden yang digunakan dalam penelitian Yubiharto 2003 adalan
Kepala Cabang Bank Nasional dimana bisnis Perbankan selalu menghadapi kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi begitu juga halnya dengan Dinas
Bina Marga yang selalu menghadapi kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi dalam meaktualisasi kinerja dalam pembangunan jalan dan jembatan.
Menurut Robins 1996 bahwa organisasi yang beroperasi dalam lingkungan yang mempunyai ciri kelangkaan sumber daya, dinamis dan kompleks akan
menghadapi ketidakpastian lingkungan yang tinggi, oleh karena itu ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan baik
dalam keputusan penyusunan anggaran maupun terhadap keputusan aktualisasi kinerja. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketidakpastian lingkungan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial dikarenakan Dinas Bina Marga dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan melakukan
pengumpulan informasi-informasi melalui rapat antar bagian atau divisi untuk melakukan kordinasi terhadap tugas-tugas yang akan dilakukan secara terjadwal.
Rapat dalam pembahasan kordinasi tugas-tugas yang dilakukan untuk pencapaian
Universitas Sumatera Utara
tujuan organisasi dilakukan secara rutin di Lingkungan Dinas Bina Marga untuk menghadapi perubahan – perubahan kondisi yang terjadi yang dapat
mempengaruhi kinerja organisasi. Kordinasi antar bagian memberikan suatu solusi terhadap suatu metode kerja yang dilakukan dalam Lingkungan SKPD
Dinas Bina Marga sehingga memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja manajerial. Dengan demikian manajemen lebih mampu dalam memprediksi
kondisi dimasa mendatang dengan tepat.
5.6.2. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Manajerial