c. Variabel pengawasan anggaran merupakan variabel yang memoderasi pengaruh keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial. Hasil ini terlihat
dari hasil regresi nilai absolut residual regresi Ked_Pro terhadap Peng_Ang dengan Kin_Man memiliki nilai t
hitung
= 2,121 yang lebih besar dari t
tabel
= 1,672 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,038 yang lebih kecil dari
α = 0,05 dan nilai unstardardized coefficients negatif sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel pengawasan anggaran merupakan variabel yang memperlemah pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja
manajerial SKPD di Lingkungan Dinas Bina Marga.
5.5. Temuan Penelitian
Berdasarkan pengamatan terhadap hasil jawaban atas kuesioner yang diberikan kepada responden menunjukkan bahwa item pertanyaan pada kinerja
manajerial yang lolos dari uji validitas dan reliabilitas sebanyak 5 item dari 8 item pertanyaan. Kemudian hasil pengamatan menunjukkan bahwa minimum skor atas
jawaban responden adalah 20 5 item pertanyaan X skor 4 atau rata-rata 4 yang artinya jawaban terendah responden adalah tidak pastinetral dan yang tertinggi
adalah 49 5 item pertanyaan X skor 7 atau rata-rata 7. Dari 23 responden dari bagian sekretariat yang menjawab dengan skor 20 sampai dengan 29 tidak pasti
sampai dengan agak setuju sebanyak 15 responden atau 65,22 dan sisanya sebanyak 8 responden atau 34,78 menjawab dengan skor antara 30 sampai
dengan 35 setuju sampai dengan sangat setuju. Dari 22 responden pada kantor cabang yang menjawab dengan skor antara 20 sampai dengan 29 sebanyak 11
orang atau 50 dan sisanya 11 responden atau 50 menjawab dengan skor 30
Universitas Sumatera Utara
sampai dengan 35. Sedangkan dari 12 responden kantor pusat yang menjawab dengan skor 20 sampai dengan 29 sebanyak 7 reponden atau 58,33, sisanya 5
responden lagi atau 41,67 menjawab dengan skor antara 30 sampai dengan 35. Hasil ini menunjukkan bahwa responden dari bagian sekretariat yang sebagian
besar merupakan staf pelaksana mempunyai keyakinan bahwa mereka telah melakukan kinerja yang baik tetapi sebaliknya responden kantor pusat yang terdiri
dari staf yang memiliki jabatan dan pelaksana menunjukkan bahwa kinerja yang telah dilakukan belum begitu baik. Hasil pada kantor cabang menunjukkan bahwa
responden yang merupakan Kepala UPTD dan UPT sebagian yakin dengan kinerja yang telah dilakukan sudah baik sebagian lagi mempunyai keyakinan
bahwa kinerja yang telah dilakukan belum begitu baik. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil jawaban atas kuesioner yang
diberikan kepada responden menunjukkan bahwa item pertanyaan pada ketidakpastian lingkungan yang lolos dari uji validitas dan reliabilitas sebanyak 7
item dari 12 item pertanyaan. Kemudian hasil pengamatan menunjukkan bahwa minimum skor atas jawaban responden adalah 28 7 item pertanyaan X skor 4
atau rata-rata 4 yang artinya jawaban terendah responden adalah tidak pastinetral dan yang tertinggi adalah 49 7 item pertanyaan X skor 7 atau rata-rata 7. Dari
23 responden pada bagian sekretariat yang menjawab dengan skor 28 sampai dengan 41 tidak pasti sampai dengan agak setuju sebanyak 11 responden atau
47,82 dan sisanya sebanyak 12 responden atau 52,18 menjawab dengan skor antara 42 sampai dengan 49 setuju sampai dengan sangat setuju. Dari 22
responden pada kantor cabang yang menjawab dengan skor antara 28 sampai dengan 41 sebanyak 4 orang atau 18,18 dan sisanya 18 responden atau 81,82
Universitas Sumatera Utara
menjawab dengan skor 42 sampai dengan 49. Sedangkan dari 12 responden kantor pusat yang menjawab dengan skor 28 sampai dengan 41 sebanyak 6 reponden
atau 50, sisanya 6 responden lagi atau 50 menjawab dengan skor antara 42 sampai dengan 49. Hasil ini menunjukkan bahwa responden kantor cabang
cenderung menunjukkan adanya ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Karena ketidakpastian lingkungan yang tinggi lebih banyak terjadi di kantor cabang
mengingat bahwa kantor cabang merupakan unit pelaksana suatu proyek di Lingkungan Dinas Bina Marga yang lebih banyak mengalami kendala dalam
melaksanakan tugas yang diberikan. Pengamatan terhadap hasil jawaban atas kuesioner yang diberikan kepada
responden menunjukkan bahwa 3 item pertanyaan pada kejelasan sasaran anggaran telah valid dan reliabel, kemudian hasil pengamatan menunjukkan
bahwa minimum skor atas jawaban responden adalah 13 atau rata-rata 4 yang artinya jawaban terendah responden adalah tidak pastinetral dan yang tertinggi
adalah 18 atau rata-rata 6. Dari 23 responden pada bagian sekretariat yang menjawab dengan skor 13 sampai dengan 14 tidak pasti berjumlah 19 orang atau
82,60 sedangkan sisanya 4 orang atau 17,39 menjawab dengan skor antara 15 sampai dengan 18 agak setuju sampai dengan setuju. Dari 22 responden pada
kantor cabang yang menjawab dengan skor 13 sampai dengan 14 orang berjumlah 17 orang atau 77,73 , sisanya 5 orang atau 22,73 menjawab dengan skor 15
sampai dengan 18. Sedangkan 12 responden yang berasal dari kantor pusat yang menjawab dengan skor 13 sampai dengan 14 sebesar 8 orang atau 66,66 dan 4
orang lainnya atau 33,34 menjawab dengan skor 15 sampai dengan 18. Banyaknya responden yang menjawab tidak pasti menunjukkan bahwa kejelasan
Universitas Sumatera Utara
sasaran anggaran pada Lingkungan Dinas Bina Marga belum cukup menunjukkan tujuan yang spesifik dan jelas sehingga dapat dimengerti oleh karyawannya.
Pengamatan terhadap hasil jawaban atas kuesioner yang diberikan kepada responden menunjukkan bahwa 5 item pertanyaan pada keadilan prosedural telah
valid dan reliabel, kemudian hasil pengamatan menunjukkan bahwa minimum skor atas jawaban responden adalah 22 atau rata-rata 4 yang artinya jawaban
terendah responden adalah tidak pastinetral dan yang tertinggi adalah 35 atau rata-rata 7. Bagian sekretariat yang terdiri dari 23 responden yang menjawab
dengan skor antara 22 sampai dengan 29 tidak pasti sampai dengan agak setuju sebanyak 17 orang atau 73,91, sisanya 6 orang atau 26,09 menjawab dengan
skor 30 sampai dengan 35 setuju sampai dengan sangat setuju. Dari 22 responden di kantor cabang yang menjawab dengan skor antara 22 sampai dengan
29 sebanyak 10 orang atau 45,45 sedangkan sisanya 12 orang atau 54,54 menjawab dengan skor antara 30 sampai dengan 35, Dari 12 responden yang
menjawab dengan skor antara 22 sampai dengan 29 sebanyak 7 orang atau 58,33 sedangkan sisanya 5 orang atau 41,67 menjawab dengan skor 30 sampai
35. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian jawaban responden dari bagian sekretariat dan kantor pusat menunjukkan keadilan prosedural yang rendah, hal ini
dikarenakan bahwa sebagian besar responden bagian sekretariat dan kantor pusat pada penelitian ini adalah staf dan responden dari kantor cabang adalah Kepala
UPTD dan UPT. Oleh karena itu rasa keadilan prosedural yang rendah banyak terjadi pada staf yang tidak mempunyai jabatan dalam pengambilan keputusan.
Pengamatan terhadap hasil jawaban atas kuesioner yang diberikan kepada responden menunjukkan bahwa 5 item pertanyaan pada pengawasan anggaran
Universitas Sumatera Utara
telah valid dan reliabel, kemudian hasil pengamatan menunjukkan bahwa minimum skor atas jawaban responden adalah 22 atau rata-rata 4 yang artinya
jawaban terendah responden adalah tidak pastinetral dan yang tertinggi adalah 35 atau rata-rata 7. Dari 23 responden pada bagian sekretariat yang menjawab dengan
skor 22 sampai dengan 29 tidak pasti sampai dengan agak setuju berjumlah 6 orang atau 26,08 sedangkan sisanya 19 orang atau 73,92 menjawab dengan
skor antara 30 sampai dengan 35 setuju sampai dengan sangat setuju. Dari 22 responden pada kantor cabang yang menjawab dengan skor 22 sampai dengan 29
berjumlah 9 orang atau 40,91, sisanya 13 orang atau 59,09 menjawab dengan skor 30 sampai dengan 35. Sedangkan 12 responden yang berasal dari kantor
pusat yang menjawab dengan skor 22 sampai dengan 29 sebesar 9 orang atau 75 dan 3 orang lainnya atau 25 menjawab dengan skor 30 sampai dengan 35. Hasil
ini menunjukkan bahwa responden dari bagian sekretariat dan kantor lebih merasakan dampaknya pengawasan anggaran dibandingkan dari kantor cabang.
Hal ini dikarenakan staf dari kantor pusat dan sekretariat merupakan sumber daya manusia yang terlibat dengan penyusunan anggaran selain itu hasil ini
menunjukkan bahwa pengawasan anggaran terhadap pelaksanaan kantor cabang kurang memadai dibandingkan pengawasan anggaran pada bagian secretariat dan
kantor pusat.
5.6. Pembahasan Hasil Penelitian