Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Regresi Hipotesis Pertama

5.2.2. Hasil Uji Multikolinieritas

Hasil uji asumsi multikolinieritas menunjukkan di dalam model tidak terjadi masalah multikolinieritas. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 5.5. Tabel 5.5. Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Ketidakpastian Lingkungan X1 0,825 1,212 Kejelasan Sasaran Anggaran X2 0,957 1,045 Keadilan Prosedural X3 0,688 1,454 Pengawasan Anggaran Z 0,799 1,252 a. Dependent Variable: KManajerial Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, Lampiran 6 Dari hasil uji asumsi multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF 10 untuk variabel ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran, keadilan prosedural dan pengawasan anggaran. Hasil uji multikolinieritas juga menunjukkan bahwa setiap variabel memiliki nilai tolerance 0,10 sehingga disimpulkan bahwa model tidak mempunyai masalah multikolinieritas.

5.2.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan Grafik Scatterplot menunjukkan di dalam model tidak terjadi heterokedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 5.2. dimana titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, Lampiran 6 Gambar 5.2. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama Uji asumsi heteroskedastisitas juga dapat dilihat dengan menggunakan uji statistik yaitu dengan menggunakan uji Park Ghozali, 2011. Hasil uji Park juga menunjukkan di dalam model tidak terjadi heteroskedastisitas seperti yang terlihat pada Tabel 5.6., dimana nilai signifikansi untuk setiap variabel bebas lebih besar dari α0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas dalam model. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6. Hasil Uji Park Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Cofficients t Sig. Model B Std. Error Beta 1 Constant 3,941 5,016 0,786 0,936 Ket_Ling -0,097 0,065 -0,222 -1,491 0,142 KejSar_Ang 0,111 0,303 0,050 0,365 0,717 Ked_Pro 0,001 0,122 -0,001 -0,006 0,995 Peng_Ang -0,010 0,080 -0,020 -0,129 0,898 a. Dependent Variable: LnU2i Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, Lampiran 6 5.3. Pengujian Hipotesis Pertama H 1

5.3.1. Hasil Regresi Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama yaitu untuk menganalisis adanya pengaruh ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial. di Lingkungan Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara. Hasil analisis dengan menggunakan regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Hasil Analisis Regresi Hipotesis Pertama Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4,209 9,011 ,467 ,642 Ket_Ling ,240 ,118 ,283 2,032 ,047 KejSar_Ang 1,153 ,542 ,272 2,127 ,038 Ked_Pro -,075 ,203 -,052 -,371 ,712 a. Dependent Variable: Kin_Man Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, Lampiran 7 Universitas Sumatera Utara Informasi yang ditampilkan pada Tabel 5.7. adalah persamaan regresi berganda antara variabel independen X terhadap variabel dependen Y yang dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan berikut ini: Y = 4,209 + 0,240 Ket_Ling + 1,153 KejSar_Ang – 0,075 Ked_Pro Dari persamaan regresi berganda diatas, terlihat adanya faktor nilai konstanta sebesar 4,209 menunjukkan bahwa apabila semua variabel independen ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran dan keadilan prosedural bernilai nol, maka nilai dari kinerja manajerial benilai 4,209. Koefisien b1 sebesar 0,240 menunjukkan setiap kenaikan variabel ketidakpastian lingkungan sebesar 1 kali akan diikuti dengan kenaikan kinerja manajerial sebesar 0,240 dengan asumsi semua variabel independen lainnya bernilai nol. Koefisien b2 sebesar 1,153 menandakan bahwa setiap kenaikan variabel kejelasan sasaran anggaran sebesar 1 kali akan diikuti kenaikan kinerja manjerial sebesar 1,153 kali dengan asumsi semua variabel independen lainnya bernilai nol. Koefisien b3 sebesar -0,075 menunjukkan kenaikan variabel keadilan prosedural sebesar 1 kali akan diikuti penurunan kinerja manajerial sebesar 0,075 dengan asumsi semua variabel independen lainnya bernilai nol. Kondisi ini mengartikan bahwa ketidakpastian lingkungan dan kejelasan sasaran anggaran menunjukkan hubungan yang searah atau positif dengan kinerja manajerial, tetapi hubungan keadilan prosedural berbanding terbalik atau negatif dengan kinerja manajerial. Dalam melihat hubungan atau tingkat kekuatan hubungan variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada ujian koefisien determinasi pada Tabel 5.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8. Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .389 a .151 .103 3.39467 a. Predictors: Constant, Ked_Pro, KejSar_Ang, Ket_Ling b. Dependent Variable: Kinerja Manajerial Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, Lampiran 7 Tabel 5.8 memperlihatkan bahwa nilai adjust R 2 sebesar 0,103 atau 10,3 yang berarti bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap kinerja manajerial adalah sebesar nilai koefisien determinasi atau 10,3. Sedangkan sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Nilai R merupakan koefisien korelasi, dengan nilai 0,389 atau 38,9 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen ketidakpastian lingkungan, kejelasan sasaran anggaran dan keadilan prosedural dengan variabel kinerja manajerial adalah lemah.

5.3.2. Hasil Uji F Regresi Hipotesis Pertama

Dokumen yang terkait

Pengaruh Piutang Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) terhadap Biaya Operasional PTPN II (PERSERO) Medan

9 102 96

Analisis Permintaan dan Penawaran Beras di Propinsi Sumatera Utara

7 55 121

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 17

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 2

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 8

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 21

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 4

Pengaruh Keadilan Distributif Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Melalui Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Pemerintah Kabupatan Karo

0 0 22

BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Manajerial - Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pengawasan Anggaran Sebagai Variabel Moderating Di Lingkungan

0 0 23

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pengawasan Anggaran Sebagai Variabel Moderating Di Lingkungan SKPD Dinas Bina Marga P

0 0 10