Analisis sensitivitas Analisis Data .1 Hubungan panjang dan berat ikan ekor kuning

Dengan kriteria: ƒ Jika Net BC ≥ 1, usaha layak dilaksanakan ƒ Jika Net BC 1, usaha tidak layak dilaksanakan 3 Internal Rate of Return IRR IRR merupakan suku bunga maksimal untuk sampai kepada NPV bernilai sama dengan nol, jadi dalam keadaan batas untung rugi. Oleh karena itu juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek. Asal setiap manfaat yang diwujudkan secara otomatis ditanam kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama dan diberi bunga selama sisa umur proyek Kadariah et al. 1999. Dengan demikian IRR dapat dirumuskan sebagai berikut: dimana: IRR = Internal Rate of Return i’ = tingkat bungan yang menghasilkan NPV positif i” = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif NPV’ = NPV pada tingkat suku bunga i’ NPV” = NPV pada tingkat suku bunga i” Dengan kriteria: ƒ Jika IRR ≥ tingkat suku bunga yang berlaku, usaha layak dilakukan ƒ Jika IRR tingkat suku bunga yang berlaku, usaha tidak layak dilakukan

3.6.10 Analisis sensitivitas

Menurut Kadariah et al. 1999 analisis sensitivitas merupakan teknik dalam rangka menguji apa yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan suatu usaha secara matematik jika terjadi kejadian berbeda dengan perkiraan semula dan mengkaji sejauh mana perubahanan-perubahan dalam dasar perhitungan biaya dan penerimaan. Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berupa perubahan harga input produksi atau harga output. Sensitivitas usaha penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan metode switching value. Metode switching value merupakan metode yang mencoba setiap kemungkinan dari faktor yang dianggap paling penting dalam usaha sampai didapatkan nilai yang menyatakan bahwa proyek usaha tidak layak dijalankan. Dalam penelitian ini analisis sensitivitas dilakukan terhadap penurunan harga ikan ekor kuning dan kenaikan harga BBM solar dan minyak tanah. 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografi, Geologi dan Iklim

Secara astronomis, kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu terletak di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Secara geografis Kepulauan Seribu terletak di lepas Pantai Utara Jakarta, berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah Utara, Timur dan Barat. Di sebelah Selatan, berbatasan langsung dengan wilayah Kota Jakarta Utara, Provinsi Banten dan Jawa Barat. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 1986 Tahun 2000, wilayah Kepulauan Seribu terdiri atas 110 pulau yang secara administratif terbagi ke dalam 6 wilayah, antara lain Kelurahan Pulau Panggang, Pulau Harapan dan Pulau Kelapa yang termasuk ke dalam Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, sedangkan di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan terdiri atas Kelurahan Pulau Untung Jawa, Pulau Tidung dan Pulau Pari Tabel 2 Tabel 2 Jumlah pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu Kecamatan Kelurahan Pulau buah Kepulauan Seribu Utara Pulau Panggang 13 Pulau Harapan 30 Pulau Kelapa 36 Kepulauan Seribu Selatan Pulau Untung Jawa 15 Pulau Tidung 6 Pulau Pari 10 Jumlah 110 Sumber: Kepulauan Seribu dalam Angka 2006 Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memiliki luas wilayah sekitar 1,180.80 ha yang terdiri atas wilayah perairan dengan luas sekitar 6,997.5 km 2 dan gugusan pulau-pulau yang tidak berpenghuni dan berpenghuni seluas kurang lebih 869.71 ha. Pulau Tidung Besar dengan luas 50 ha merupakan pulau terbesar di Kepulauan Seribu, kemudian Pulau Payung Besar 20 ha, Pulau Kotok Besar 20 ha, Pulau Sebaru Besar 37 ha dan Pulau Bira Besar 29 ha. Secara geologi, Kepulauan Seribu terbentuk dari batuan kapur, karangpasir dan sedimen yang berasal dari Pulau Jawa dan Laut Jawa. Batuan ini menjadi dasar pertumbuhan gamping terumbu Kepulauan Seribu dimana sebagian besar terumbu karang yang ada masih mengalami pertumbuhan.