berpendidikan tinggi di Kepulauan Seribu menunjukkan bahwa kualitas sumberdaya manusia masih rendah dan sangat sedikit untuk mendukung
pembangunan Kepulauan Seribu
4.3 Kondisi Perekonomian
Kepulauan Seribu sebagai daerah dengan kekuatan ekonomi yang bertumpuh pada sektor perikanan laut, pertambangan dan pariwisata. Tingkat
pertumbuhan riil ekonomi suatu daerah dapat diketahui dengan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas harga konstan.
Ekonomi Kepulauan Seribu selama lima tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan negatif bahkan sempat berkontraksi mencapai 14.11 pada tahun
2003. Sementara bila dihitung dengan menggunakan faktor migas, maka pada tahun 2005 perekonomian Kepulauan Seribu mampu tumbuh mencapai 2.57.
Bila ditinjau lebih jauh menurut sektor ekonomi, terlihat bahwa hampir setiap sektor mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2005. Sektor pertanian
dengan perikanan laut sebagai primadona mampu tumbuh sebesar 2.98 pada tahun 2005, sedikit lebih cepat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
mencapai 2.46. Secara rinci laju pertumbuhan sektor ekonomi Kepulauan seribu tahun 2001-2005 dapat dilihat pada Tabel 5 dan perbandingan PDRB
dengan migas dan PDRB tanpa migas dapat dilihat pada Gambar 8. Berdasarkan karakteristik fisik wilayah yang terdiri atas gugusan pulau-
pulau dan perairan laut yang luas, maka salah satu potensi unggulan Kepulauan Seribu adalah perikanan yang menjadi andalan sektor pertanian. Sektor
pertanian merupakan sektor produktif serta potensial yang mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan daerah.
Gambar 8 Perbandingan laju pertumbuhan sektor ekonomi Kepulauan Seribu dengan migas dan PDRB tanpa migas, tahun 2001-2005
-16 -14
-12 -10
-8 -6
-4 -2
2 4
2001 2002 2003 2004 2005
Laj u
P e
rt umbu
han
Tahun
Laju pertumbuhan dengan Migas Laju pertumbuhan tanpa Migas
Tabel 5 Laju pertumbuhan sektor ekonomi Kepulauan Seribu tahun 2001-2005 dalam
No Lapangan
Usaha 2001 2002 2003 2004 2005
1 Pertanian
a. Tanaman Bahan Makanan b. Perternakan
c. Perikanan -13.51
-20.32 0.00
-13.46 -13.47
16.41 -0.20
-13.79 - 48.11
7.73 9.02
-48.96 2.46
-13.19 -11.34
2.96 2.98
-8.44 2.80
3.25 2 Pertambangan
dan Penggalian
-1.01 -3.25
-14.08 -6.81 -7.24
3 Industri Pengolahan
0.29 3.59
4.41 1.40 3.05
4 Listrik, gas dan Air Bersih
1.67 1.37
4.41 1.45
1.83 5 Bangunan
2.39 9.08
5.45 2.51 3.45
6 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 10.44
7.23 4.58
3.79 3.69 7
Pengangkutan dan Komunikasi 0.28
-16.03 3.81
-7.17 15.27
8 Keuangan, Persewaan Jasa
Perusahaan 3.32
1.65 0.18
0.42 1.22 9 Jasa-Jasa
2.59 2.36
4.07 2.54 2.92
PDRB dengan Migas -1.19
-3.19 -14.11
-5.81 -6.10
PDRB tanpa Migas -2.66
-2.70 -14.38
2.50 2.57
Sumber: Pendapatan Regional Kepulauan Seribu 2001-2005 2006
Sebagian besar penduduk Kepulauan Seribu menggantungkan hidupnya sebagai nelayan dan telah melakukan penangkapan ikan di kawasan perairan
laut Kepulauan Seribu sejak dulu. Disamping itu, perairan laut dangkal di sekitar pulau-pulau kecil merupakan daerah yang berpotensi untuk budidaya rumput laut
dan ikan keramba yang bernilai ekspor, sehingga tidak mengherankan bila kontribusi sektor pertanian bagi perekonomian Kepulauan Seribu pada tahun
2005 mencapai 22.25 Gambar 9. Produktivitas di sektor ini dapat ditingkatkan lagi melalui pengembangan budidaya dengan teknologi tepat guna, sehingga
tidak merusak kelestarian ekosistem yang ada. Sektor industri pengolahan kontribusinya pada tahun 2005 hanya sebesar
3.34. Industri pengolahan di Kepulauan Seribu masih terbatas pada industri kecil dan kerajin rumah tangga dengan teknologi yang masih sangat sederhana.
Sektor listrik, gas dan air bersih bukan merupakan sektor dominan di Kepulauan Seribu, pada tahun 2005 kontribusinya hanya sebesar 0.54. Sementara itu,
sektor bangunan memberikan peranan sebesar 11.03 pada tahun 2005. Hal ini dapat dimaklumi mengingat Kepulauan Seribu merupakan daerah yang sedang
c 4
t s
t
t t
d berkembang
bidang.
Su
Gamb Sekt
cukup besa 41.50, me
keindahan mendukung
Kont tambah sek
swasta dan pulau wisata
masyarakat tempuh yan
perusahaan Kepulauan S
peranan se tambah yan
Sub terhadap PD
dari tiga s Kepulauan S
1.99
g, sehingga
umber: Penda
bar 9 Kontrib tor perdaga
r bagi perek engingat seb
panorama nilai tambah
tribusi sekto ktor ini lebih
khusus me a di Kepulau
masih me ng relatif m
memberik Seribu pada
besar 14.38 g dihasilkan
sektor per DRB Kabup
ektor perta Seribu atas
41.50 9
4.98 14.3
dituntut ad
apatan Regio
busi sektor e tanpa m
ngan, hotel konomian K
bagian besa laut mer
h di sektor in or angkutan
didominasi engangkut w
uan Seribu. S enggunakan
masih dekat kan kontrib
tahun 2005 8 pada tah
dari sub se rikanan me
paten Kepula nian. Berda
dasar harga
2 38
anya pemb
onal Kepulaua
ekonomi dala migas, tahun
l dan resto Kepulauan S
ar kawasan upakan ka
ni. n pada tahu
oleh angku wisatawan y
Sementara it n perahu-pe
t. Sektor busi sebes
5. Sementara hun 2005 y
ktor pemerin emberikan k
auan Seribu asarkan La
a konstan 20
22.25 3.34
11.03
angunan inf
an Seribu 200
am PDRB Ke 2005.
ran membe eribu pada
Kepulauan awasan wis
un 2005 m utan wisata
yang akan tu angkutan
erahu sede keuangan,
sar 4.98 a itu, sektor
ang didoron ntah.
kontribusi y u dan mend
mpiran 2 t 000 menurut
0.54 Pertani
industri Listrik,
Bangun Perdag
Restora Pengan
Komun Keuang
Jasa Pe Jasa-ja
frastruktur d
01-2005, 2006
epulauan Se erikan kontr
tahun 2005 Seribu yan
sata poten mencapai 1.9
yang diusah berkunjung
yang diusah erhana den
persewaan bagi pere
jasa-jasa m ng oleh bes
yang cukup duduki uruta
terlihat bah t lapangan u
an i Pengolahan
Gas Air Bersih nan
gangan, Hotel an
ngkutan ikasi
gan, Persewaan erusahaan
asa
di berbagai
6
eribu ibusi yang
5 mencapai ng memiliki
nsial yang 99. Nilai
hakan oleh ke pulau-
hakan oleh ngan jarak
dan jasa ekonomian
memberikan sarnya nilai
signifikan an pertama
wa PDRB usaha pada
h
sektor pertanian mengalami peningkatan tahun 2004 dari Rp 28,188,000,000.00 menjadi
Rp 29,028,000,000.00 tahun 2005, atau mengalami peningkatan sebesar 1.5. Sub sektoral perikanan memberikan kontribusi sebesar 97.6
pada sektor pertanian.
4.4 Kondisi Perikanan Tangkap, Jumlah Produksi Perikanan dan Nilai Produksi Perikanan