Yoshimoto, dan Pooley, atau yang dikenal dengan model CYP. Persamaan CYP secara matematis ditulis sebagai berikut:
ln . ln
Dengan meregresikan tangkap per unit upaya CPUE, yang disimbolkan dengan U pada periode t + 1, dan dengan U pada periode t, serta penjumlahan input
pada periode t dan t + 1, akan diperoleh koefisien r, q dan k secara terpisah.
2.4 Model Bio-ekonomi Sumberdaya Perikanan
Titik tolak pendekatan ekonomi pengelolaan perikanan bermula dengan publikasi tulisan Gordon 1954, seorang ekonom dari Kanada. Dalam artikelnya,
Gordon menyatakan bahwa sumberdaya ikan pada umumnya bersifat open access. Tidak seperti sumberdaya alam lainnya, seperti pertanian dan
peternakan yang bersifat kepemilikan jelas, sumberdaya ikan relatif bersifat terbuka. Siapa saja bisa berpartisipasi tanpa harus memiliki sumberdaya
tersebut. Gordon menyatakan bahwa tangkap lebih secara ekonomi economic overfishing akan terjadi pada perikanan yang tidak terkontrol ini Fauzi 2006.
Gordon memulai analisisnya berdasarkan asumsi konsep produksi biologi kuadratik yang dikembangkan oleh Verhulst pada tahun 1883 yang kemudian
diterapkan untuk perikanan oleh seorang ahli biologi perikanan, Schaefer, pada tahun 1957. Dari sinilah istilah teori Gordon-Schaefer kemudian dikenal. Untuk
mengembangkan model Gordon-Schaefer ini beberapa asumsi digunakan untuk memudahkan pemahaman. Asumsi-asumsi tersebut antara lain Fauzi 2006:
1 Harga per satuan output Rp per kg diasumsikan konstan atau kurva permintaan diasumsikan elastis sempurna
2 Biaya per satuan upaya c dianggap konstan 3 Spesies sumberdaya bersifat tunggal single species
4 Struktur pasar bersifat kompetitif 5 Hanya faktor penangkapan yang diperhitungkan tidak memasukkan faktor
pascapanen dan lain sebagainya. Dengan menggunakan asumsi di atas, maka penerimaan total yang
diterima oleh nelayan adalah: TR = p.h
. . .
.
. . . .
1
.
.................................................... 10
dimana: TR
= penerimaan total p
= harga rata-rata ikan ekor kuning h
= hasil tangkapan Biaya total upaya penangkapan dinyatakan dengan persamaan:
TC = c.E ..........................................................
11 dimana:
TC = total biaya penangkapan ikan persatuan upaya
c = biaya penangkapan ikan persatuan upaya
E = upaya penangkapan
Keuntungan dari pemanfaatan sumberdaya ikan tersebut adalah: . . .
1
.
. ......................................... 12 dimana:
= keuntungan dari pemanfaatan sumberdaya Gambar 7 dapat digunakan untuk menguraikan inti dari model Gordon-
Schaefer mengenai pengelolaan perikanan dalam dua rezim pengelolaan yang berbeda. Dalam kondisi pengelolaan yang bersifat terbuka open access,
keseimbangan pengelolaan akan dicapai pada tingkat upaya E
∞
, pada saat penerimaan total TR sama dengan biaya total TC. Dalam hal ini pelaku
perikanan hanya menerima biaya oportunitas dan rente ekonomi sumberdaya atau manfaat ekonomi tidak diperoleh. Rente ekonomi sumberdaya economic
rent dalam hal ini diartikan sebagai selisih antara total penerimaan dari ekstraksi sumberdaya dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengekstraksinya.
Tingkat upaya pada posisi ini adalah tingkat upaya dalam kondisi keseimbangan oleh Gordon disebut sebagai “bioeconomic equilibrium of open access fishery”
atau keseimbangan bio-ekonomi dalam kondisi akses terbuka Fauzi 2006 Keseimbangan bio-ekonomi pada Gambar 7 dapat dijelaskan sebagai
berikut, pada setiap tingkat upaya lebih rendah dari E
∞
sebelah kiri dari, E
∞
, penerimaan total, akan melebihi biaya total, sehingga pelaku perikanan nelayan
akan lebih banyak tertarik untuk menangkap ikan. Dalam kondisi akses yang tidak dibatasi, hal ini akan menyebabkan bertambahnya pelaku masuk entry ke
industri perikanan. Sebaliknya pada tingkat upaya yang lebih tinggi dari di sebelah kanan E
∞
, biaya total melebihi penerimaan total, sehingga banyak pelaku perikanan akan keluar exit dari perikanan. Dengan demikian, hanya
TC B
max
C TR
TC TC’
MC=MR pada tingkat upaya keseimbangan tercapai, sehingga proses entry dan exit tidak
terjadi. Dengan kata lain, keseimbangan open access akan terjadi jika seluruh rente ekonomi telah terkuras habis driven to zero, sehingga tidak ada lagi
insentif untuk entry maupun exit, serta tidak ada perubahan pada tingkat upaya yang sudah ada. Kondisi ini identik dengan ketidakadaannya hak pemilikan
property right pada sumberdaya atau lebih tepatnya adalah ketiadaan hak pemilikan yang bisa dikuatkan secara hukum enforceable Fauzi 2006
Sumber: Gordon 1954 diacu dalam Fauzi 2006
Gambar 7 Model Gordon-Schaefer Pada Gambar 7 menunjukkan bahwa keuntungan lestari yang maksimum
maximum sustainable Yield akan diperolah pada tingkat upaya dimana jarak vertikal antara penerimaan dan biaya merupakan jarak terbesar garis BC.
Dalam literatur ekonomi sumberdaya ikan, tingkat upaya ini sering disebut sebagai Maximum Economic Yield MEY atau produksi yang maksimum secara
ekonomi, dan merupakan tingkat upaya yang optimal secara sosial socially optimum. Apabila dibandingkan dengan tingkat upaya pada keseimbangan open
access dengan tingkat upaya optimal secara sosial E , akan terlihat bahwa
pada kondsi open access tingkat upaya effort yang dibutuhkan jauh lebih banyak dari yang semestinya untuk mencapai keuntungan optimal yang lestari.
Dari sudut pandang ilmu ekonomi, keseimbangan open access menimbulkan terjadinya alokasi sumberdaya alam yang tidak tepat misallocation karena
kelebihan faktor produksi tenaga keria, modal tersebut bisa dialokasikan untuk kegiatan ekonomi lainnya yang lebih produktif. Inilah sebetulnya inti prediksi
Bi aya,
penerimaan Rp.
Effort E
max
E
Gordon bahwa perikanan yang open access akan menimbulkan kondisi economic overfishing Fauzi 2006.
Lebih jauh lagi pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa tingkat upaya yang dibutuhkan untuk mencapai titik optimal secara sosial E
jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang dibutuhkan untuk mencapai titik MSY E
MSY
. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa tingkat upaya pada titik keseimbangan terlihat
lebih “conservative minded” lebih bersahabat dengan lingkungan dibandingkan dengan tingkat upaya Hannesson 1993 diacu dalam Fauzi 2006.
2.5 Model Dinamik Sumberdaya Perikanan