17
Internal Rate of Return IRR
IRR = i
1
+ i
1
– i
2
Keterangan : i
1
= discount rate yang menghasilkan NPV positif i
2
= discount rate yang menghasilkan NPV negative NPV
1
= NPV positif NPV
2
= NPV negatif Indikator :
Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari oppurtunity cost of capital-nya DR
3.3. METODE ANALISIS a. Rendemen Kusnandar et al. 2011
Rendemen minuman jahe merah instan dengan persamaan sebagai berikut:
Rendemen =
b. Waktu Rehidrasi Syamsir et al. 2011
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa produk tersebut masih tergolong instan atau penyajian cepat. Pertama dilakukan penimbang 0.1 gram sampel, kemudian sampel dimasukkan ke
dalam 100 mL air dan dicatat waktu yang dibutuhkan untuk terdispersi. Pelarutan bubuk instan tersebut tanpa adanya pengadukan.
c. Analisis Warna Metode Chromameter AOAC 1995
Alat dipersiapkan dan dihubungkan dengan arus listrik. Analisis warna dengan chromameter CR-300 Minolta dilakukan dengan meletakkan measuring head pada contoh yang akan diukur, dan
tekan “measure” atau tekan tombol pada measuring head. Hasil pengukuran ditampilkan dengan notasi Lab dengan L menyatakan parameter kecerahan dari hitam 0 sampai putih 100. Nilai +a
positif dari 0 sampai +100 untuk warna merah dan nilai –a negatif dari 0 sampai -80 untuk warna hijau, sedangkan nilai +b positif dari 0 sampai +70 untuk warna kuning dan nilai –b negatif dari 0
sampai dengan -80 untuk warna biru.
d. Uji Organoleptik Rating Hedonik Meilgaard et al. 1999
Uji organoleptik dilakukan dengan skor kesukaan atau rating hedonik terhadap formula yang telah dibuat. Skala yang digunakan adalah skala kategorik yang direntangkan dari skala 1 sampai 7
yang mempresentasikan tingkat kesukaan panelis dari sangat tidak suka hingga sangat suka. Panelis yang digunakan sebanyak 70 orang. Atribut yang diujikan, antara lain rasa, aroma, kenampakan, dan
keseluruhan overall. Uji organoleptik ini merupakan hasil seduhan dari serbuk minuman jahe merah instan hasil kokristalisasi. Minuman yang disajikan terhadap panelis adalah minuman seduhan dalam
keadaan hangat.
e. Analisis Kadar Air Metode Oven AOAC 1995
Penetapan kadar air dengan metode oven di mana cawan kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven selam 15 menit, kemudian cawan tersebut didinginkan dalam desikator. Cawan kering
yang telah dingin kemudian ditimbang c. Sampel sebanyak 5 gram a dimasukkan ke dalam cawan kering kemudian cawan yang berisi sampel dikeringkan di dalam oven suhu 105
o
C selama 6 jam smapai tercapai bobo yang konstan. Cawan tersebut didinginkan di dalam desikator sekitar 30 menit
dan segera ditimbang b. Perhitungan kadar air dapat dinyatakan sebagai persen kadar air dry dan wet basis.
Kadar air bb = Kadar air bk =
keterangan : a = bobot sampel awal g b = bobot sampel + cawan kering g
c = bobot cawan kosong g
18
f. Analisis Kadar Abu Metode Oven AOAC 1995
Cawan porselin beserta tutupnya dikeringkan dalam oven bersuhu 105 °C selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 3-5 gram sampel dimasukkan ke
dalam cawan porselin tersebut. Selanjutnya sampel dipijarkan di atas nyala pembakar Bunsen sampai tidak berasap lagi lalu di dalkukan pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400-600 °C selama 4-6
jam atau sampel terbentuk abu berwarna putih. Kemudian sampel didinginkan di dalam desikator dan selanjutnya ditimbang. Perhitungan kadar abu dapat dinyatakan sebagai persen kadar air dry dan wet
basis. Kadar abu bb =
Kadar abu bk = keterangan :
a = bobot sampel sebelum diabukan g b = bobot sampel + cawan sesudah diabukan g
c = bobot cawan kosong g
g. Analisis Kadar Lemak Metode Ekstraksi Soxhlet AOAC 1995